The Real Banci
Oleh Alya Annisaa dan Rifqi Hauzan
Tak banyak yang bisa menyaksikan pemandangan ganjil itu. Suatu kengerian yang tak dapat terlukiskan. Hanya orang-orang terpilihlah yang dapat menikmatinya. Tapi percayalah, kalian semua takkan ingin melihatnya.
Di malam yang sunyi ketika semua orang tertidur dengan pulas, mereka keluar dengan tenang. Merekalah makhluk yang menyatu dengan semua elemen. Tersanjung dengan kemaksiatan, bangkit dengan dendam, kembali dengan sombong. Beberapa dari kalian mungkin telah menebak dengan benar makhluk apakah mereka.
Tapi tidak semua dari mereka menjadi makhluk yang menyeramkan. Beberapa melintasi tali yang tak dikodratkan untuk mereka.
Manoharon Kosmonov alias Iyem adalah bos para hantu banci di Taman Jiwa yang Tersakiti, Panchake. Sebagai sosok kuntilanak ia tak pernah sedih menghadapi banci-banci. Bahkan ia pernah disegel di Markas Perbaikan Jiwa karena tak berhenti tertawa.
Sesosok makhluk menyeramkan lainnya, berjalan mendekat pada pintu ruangan Iyem yang berukuran 4×4+6-7÷7 meter.
"Tok... Tok... Tok..."
"Masuk!!!" Teriak Iyem sambil kipas-kipas pake sepatu hak.
"Hai Tante Iyem, makin cantik aja nih," sapa Gendis, si banci genderuwo.
"Hai, Cyinnn... Ih ada banciii," Teriak Salpir si vampir banci asal Depok.
"Lo juga banci keless," gerutu Gendis sambil menggetok pala vampir Depok.
"Udah jangan berantem. Gendis, kapan lo balikin kutang gue???" tanya Iyem.
"Kutang yang mana ya? Eyke kaga ingat cyin."
"Itu loh, kutang yang warna abu-abu monyet dan ada gambar Julia Perez-nya" jawab Iyem.
"A-anu, kutangnya ehmm..." Belom sempat Gendis melanjutkan perkataannya, Salpir sudah memotongnya.
"Oh, kutang yang itu ya cyiin? Itu dijual ke Paijo buat biaya fitnes si Gendis, Cyiin. Mpok kan tau kalo Gendis siang-siang hobi nya fitnes mulu,hihihihi...," balas Salpir dengan polos nya.
Iyem tak bisa menyembunyikan amarah nya, ia segera melempar sepatu haknya ke arah Gendis namun memantul dan mengenai kepalanya sendiri.
"Omg... Heloo... Itu kutang mahal banget, harganya 20000 itu, trus itu kutang beli di Pocin. Pokoknya gue nggak mau tau itu kutang harus kembali, kalo nggak, lo akan gue bunuh!" Teriak Iyem sambil memegangi kepalanya yang benjol.
Petir menggelegar hebat tanda kemarahan si kunti alay, tiba-tiba tercium bau yang sangat busuk didalam ruangan. Bau itu hampir membuat Iyem dan Gendis pingsan.
"Maaf mpok, eyke kentut, hihihi...," kata Salpir sambil senyum-senyum kaya tante girang.
Pletak...
"Wadoowww..."
"Lo kalo ketawa jangan mirip kuntilanak dong! Ciptain kek trade mark sendiri," geram Iyem.
"Ih... Kalian-kalian lucu deh... Eyke jadi gemes...," seru Gendis sambil memainkan bulu keteknya.
Iyem dan Salpir hanya bisa bergidik ngeri melihat senyum Gendis yang membuat mual dan gejala 5L.
***
"Poy, lo yakin disini tempatnye?"
"Sttt! Diem! Menurut keterangan dari Mbah Jo yang punya Indra Brugman, eh maap, maksud gue indra ke enam, di pekuburan ini nih banyak orang ngelakuin pesugihaaaaaaachyuu...."
"Ih ingus lo kemana-mana tuh. Mana muka ganteng gue kena pula."
Poy memandang jijik ke arah teman seperjuangannya, Ramzi. Muka gosong dengan dihiasi jerawat sana sini, membuat Poy tak habis pikir. Apa lagi dengan panu yang berseliweran di sekitar tubuh Ramzi akibat mandi seminggu sekali. Dari sisi mana Ramzi bisa mengatakan dirinya ganteng? DARI SISI MANA?!
"Lo kalo mau bernarsis ria, noh ke sono aje. Tempat bences-bences doyan nongkrong."
"Eh... Eh... Eh... Itu ada yang cakep mirip Juleha." Senyum menggoda terbit di bibir Ramzi. Dengan pedenya ia mendekat ke arah para bences yang tengah asyik berdandan.
"Eh cyiiin. Liat tuh, ada manusia ndeket. Eyke mesti dandan dulu nich. Hihihi..."
Secepat kilat Salpir memakai bedak yang tebalnya 5 cm. Ketika Salpir sedang memakai lipstick, tak sengaja Gendis menyenggolnya dan membuat mukanya tercoreng. Kontan Iyem dan Gendis tertawa sampe kejedot po'on yang disebelah mereka.
"Apdet status dulu ah... Hihihihi... Baru ketemu vampir bences yang mukanye kayak babon kecipratan aer got nich... Hihihi...."
Salpir benar-benar marah! Dia mendekat ke arah kunti alay alias Iyem, lalu mengambil paksa handphonenya dan membantingnya! Menginjak-injaknya! Serasa masih kurang, dimakannya handphone itu!
Tiba-tiba hening. Ramzi yang melihat hal itu terdiam. Iyem dan Gendis terjatuh dan tak bisa bangkit lagi. Salpir tenggelam dalam lautan luka dalam. Poy tersesat dan tak tahu arah jalan pulang. Aku tanpamu butiran debu...
Plok... Plok... Plok...
"Hai cewek. Jangan marah-marah dong. Nanti cakepnya ilang," goda Ramzi.
"Aahhh jiah, genderuwo bencong! Gue pikir cewek..."
"Gue bilang juga apa, itu tempat nongkrong bences! Makanya kuping tuh dipasang!" Umpat Poy kesal.
"Yuhu... Siapa kalian yach? Kenapach pada kemari, Cyin? Jalan-jalan? Eyke boleh ikutan?" Sambut Salpir sambil mengibas-ngibaskan rambutnya.
"E... E... Enggak. Ka... Kami nyasar dan ke... Kebetulan lewat sini, Bang," ucap Ramzi ketakutan.
"Owwh, begitchu... Bukan kebetulan kali... Kita ini jodoh. Hihihihi...."
Gubrakk...
Poy pingsan dengan posisi sangat memalukan--posisi nungging. Iyem cuma bisa melongo.
"Kenalin eyke Gendis. Iniihh... Teman eyke, biasanya dipanggil Salpir. Itu tuh -sambil nunjung Iyem- bos eyke, kunti alay. Hihihi.. Ih rempong deh! Tapi ya sutralah, yey yey pada terserah mau manggil kami apa. Hihihi...."
Tanpa aba-aba, Ramzi ikutan pingsan.
***
Apakah Ramzi dan Poy akan kembali sadar dan pergi tanpa gangguan Trio Banci?
Insert coin to continue...
5...
4...
3...
2...
1...
GAME OVER....
***
Powered by Telkomsel BlackBerry®
0 komentar:
Posting Komentar