Selasa, 01 Desember 2015

CreepyPasta #5

FIRST WORDS
Penulis: alatus_corruptrix

Sumber: Reddit Short Scary Story
 
Dalam beberapa hari, anak kami akan mengucapkan kata pertamanya. 

Aku dan istriku sudah menebak-nebak apa yang akan ucapkan untuk pertama kalinya. “Mama?” atau “Papa”? 

Aku bisa mendengar istriku merayunya sambil memberinya makan, “Ayo anak perempuan kesayangan Mama! Mama sayang kamu! Ayo ucapkan ‘Mama’ ... ayo, ‘Mama’!” 

Aku jadi teringat ketika kami pertama membawanya pulang ke rumah. Ia hanya berteriak dan menangis tanpa henti. Tak ada yang bisa dikatakan istriku untuk menenangkannya. Namun aku selalu tahu cara untuk membuatnya tertidur. Yah, aku memang tak pernah mengatakannya pada istriku, namun anak kami jelas lebih menyukaiku ketimbang ibunya. Aku berani bertaruh pasti kata pertama yang ia ucapkan adalah “Papa”. 

Aku mendudukkan putri kami di atas kursi dan istriku kembali berusaha membuatnya bicara. 

“Ayo ... siapa anak Mama? Siapa anak Papa?” 

Aku menarik dot dari mulut anak kami. 

“Ku ... kumohon ... apa yang kalian inginkan? Kumohon lepaskan aku ...” 

Senyum istriku langsung luntur. Dengan berat hati, aku menaruh kembali dot ke mulutnya dan istriku mulai berteriak tak karuan. Aku membawanya ke kamarnya, menguncinya, dan mematikan lampu. Aku kembali ke dapur dan menemukan istriku sedang menangis
.
“Tak apa-apa, Sayang,” ucapku sembari menghiburnya, “Anak berikutnya akan lebih baik, aku berjanji!” 

***

CreepyPasta #4

'TIS BETTER TO GIVE, THAN RECEIVE
Penulis: BudongHerder
Sumber: Reddit Short Scary Story
 
Natal akan segera tiba! Adikku dan aku sangat bersemangat menyambutnya! Ibu benar-benar stress setelah kehilangan pekerjaannya seminggu lalu, namun itu tak menghentikannya untuk memasak makanan lezat bagi kami. Ia memasak makaroni untukku serta hotdog keju untuk adikku. Adikku benar-benar suka hotdog! 

Ibu duduk denganku malam itu dan mengatakan bahwa sejak ia kehilangan pekerjaan, ia mungkin takkan bisa memberikan kado natal seperti tahun-tahun lalu. Ia mulai menangis ketika kami memeluknya dan mengatakan bahwa itu tidaklah masalah. Ia mengatakan pada kami, “Kalian berdua adalah kado natal terbaik yang bisa ibu dapatkan!” 

Itu memberikanku dan adikku ide terbaik yang pernah ada! Aku akan mengenakan pita dan karena adikku cukup kecil, ia bisa masuk ke dalam kotak yang akan kubungkus, dan kami berdua akan menjadi bingkisan kado untuk ibuku! Kami bangun pagi-pagi ketika Natal tiba dan menyiapkan semuanya. Wah, ternyata butuh waktu lebih lama ketimbang yang kami pikirkan, namun akhirnya semua selesai. Setelah aku menyiapkan adikku, akupun memakai pita dan pergi untuk membangunkan ibu.

Ketika ia melihatku, ia mulai tertawa dan tersenyum bahagia. Semua berjalan dengan sukses! Namun ketika aku mengantarnya ke pohon natal, ia mulai menjerit dan menangis. Aku tak mengerti! Kenapa? Bukannya mendapatkan banyak hadiah yang kecil-kecil untuk dibuka jauh lebih baik ketimbang hanya satu hadiah besar? Benar bukan?

***

CreepyPasta #3

I KNEW TODAY WAS GOING TO BE A BAD DAY
Penulis: cocodel
Sumber: Reddit Short Scary Story
WARNING: GORY MATERIAL
 
Aku tahu hari ini akan jadi hari yang buruk saat aku menyaksikan seekor kucing tergilas mobil. Ban mobil itu melindas punggungnya dan setelah mobil itu menggilasnya, aku bisa melihat sekujur tubuhnya telah membengkok menjadi huruf U. Kepala dan ujung ekornya menunjuk ke atas, bagian perutnya hancur dan tumpah ruah di atas aspal. Makhluk malang itu tak mati seketika. Ia memuntahkan darah dan bernapas tersengal, dengan bola mata melotot lebar hingga hampir melompat keluar, dan mengeong kesakitan sebelum nyawanya akhirnya benar-benar tecabut dan ringkikan napasnya terhenti. 

Ketika melihatnya, aku menjerit dan berusaha keras agar tidak muntah. Si brengsek yang melindasnya bahkan tak repot untuk berhenti. Aku mulai mengatur napasku yng tersengal-sengal karena panik dan duduk di trotoar sementara air mata mulai mengaburkan pandanganku. 

Aku sama sekali tak kuat dengan hal-hal yang berbau gore. Aku akui, aku memiliki mental yang lemah apabila berhadapan dengan hal-hal semacam itu. Aku mudah terkena serangan panik dan mental break down. Terapi yang seimbang dengan pemakaian obat-obatan anti-depresi telah membantuku menghadapi hal-hal yang membuatku tak nyaman atau membikin stress.  

Lucu bagaimana otakmu akan berusaha melindungimu dari hal-hal semacam itu.
 
Ibuku sering mengatakan bahwa tiap hari adalah hadiah, penuh dengan kemungkinan dan harapan. Hari ini jelas tidak memiliki awal yang baik. 

Aku memikirkan tentang kucing itu sepanjang hari kerjaku. Aku terus mendengar suara retakan tulangnya yang hancur ketika ban mobil meratakannya di aspal. Aku mendengar hentakan napasnya yang terdengar putus asa dan pasrah, hampir terdengar seperti tangisan bayi. Tiap kali aku menutup mataku, yang terlihat hanya bayangan mengerikan itu. Terlalu banyak darah, serpihan tulang, dan semburan bagian dalam tubuhnya ... aku tak bisa melepaskannya dari benakku. Mereka seakan sudah menodai alam bawah sadarku. 

Aku pergi keluar untuk makan siang di luar, mencoba menghirup udara segar dan melupakan kjadian tadi pagi. Aku tak ingin kembali ke tempat dimana kucing itu terlindas mobil, namun mau tak mau aku harus melewatinya agar bisa pergi ke kafe terdekat. Aku benar-benar memerlukan kopi saat itu, jadi aku pasrah saja. 

Ketika aku sudah hampir mendekati lokasi tersebut, aku melihat kerumunan orang. Aku juga melihat polisi mencoba mengatur lalu lintas dan pita kuning untuk mengamankan TKP direntangkan di sepanjang jalan. 

Ketika aku mendekat, aku melihat mobil polisi, ambulan, dan kerumunan orang yang berwajah pucat. Di tengah semuanya, aku bisa menyaksikan sebentang selimut, merah, bak terendam oleh darah, menutupi dimana kucing tadi terbaring tak bernyawa. 

Tak jauh dari selimut itu, aku melihat sebuah sepatu mungil, bernoda darah pula, tergeletak begitu saja di aspal. 

Aku merasakan kulitku merinding dan pandanganku mulai kabur ketika aku mendengar kembali tangisan terakhirnya dan suara retak saat mobil itu melindas tubuhnya. Suara itu kembali bergema di benakku. 

Lucu bagaimana otakmu akan berusaha melindungimu dari hal-hal semacam itu.

***

CreepyPasta #2

HORRYFYING ESCAPE PLAN

Sumber: wattpad
  Alice_Eve_Raven_Coffin_42312
Creepypasta ini menceritakan rencana gila seorang tahanan wanita untuk melarikan diri dari penjara dengan ending tak terduga.
***
Seorang wanita cantik dihukum seumur hidup di sebuah penjara akibat kasus pembunuhan.marah dan dendam dengan situasi yang ia hadapi, ia memutuskan bahwa ia harus melarikan diri dari penjara tersebut.
Ia berteman baik dengan seorang penjaga penjara itu. Tugasnya adalah menguburkan napi yang meninggal di pemakaman yang terletak di luar dinding penjara. Setiap ada napi yang meninggal, ia akan membunyikan bel, yang akan terdengar oleh napi-napi yang lainnya.

Sang penjaga kemudian memindahkan jenazah napi tersebut ke sebuah peti. Kemudian, ia akan pergi ke kantornya untuk menandatangani surat sertifikat kematian sebelum akhirnya kembali untuk memaku tutup peti mati itu. Terakhir, ia akan meletakkan peti itu di dalam mobil jenazah untuk kemudian dibawa keluar untuk dimakamkan. 

Setelah hapal dengan rutinitas penjaga itu, sang wanita menyusun rencana dan membaginya dengan sang penjaga tersebut. Jika lain kali bel berbunyi, maka wanita itu akan meninggalkan selnya, lalu menyelinap ke dalam ruangan dimana peti mati tersebut biasa disimpan. 

Di sana ia akan menyelinap masuk ke dalam peti mati bersama jenaza pada saat sang penjaga keluar untuk menandatangani surat kematian. Ketika sang penjaga kembali, ia akan memaku peti mati itu dan membawanya keluar dari penjara dengan sang wanita masih ada di dalam peti mati itu. Ia kemudian akan menguburnya.

Wanita itu tahu bahwa akan ada cukup udara baginya untuk bernapas di dalam peti mati itu untuk semalam dimana sang penjaga akan kembali untuk membongkar kuburan dan mengeluarkan wanita itu dari dalam peti mati. 

Semula sang penjaga merasa ragu untuk ikut dalam rencana tersebut, namun karena ia dan wanita itu sudah bersahabat cukup dekat, maka akhirnya ia menyanggupinya. Sang wanita menanti selama beberapa bulan hingga salah satu napi di dalam penjara tersebut mati. 

Suatu malam, ketika ia tengah tertidur, ia mendengar suara bel berbunyi. Ia segera bangun, membuka kunci di pintu selnya, dan mengendap-endap masuk ke ruangan dimana peti mati itu disimpan. Jantungnya berdetak sangat kencang sebab ia beberapa kali hampir tertangkap, namun akhirnya ia berhasil melakukannya. 

Di dalam kegelapan, ia akhirnya menemukan peti mati itu dan kemudian dengan hati-hati masuk ke dalamnya. Ia menunggu beberapa saat hingga mendengar suara langkah kaki sang penjaga datang untuk memaku peti mati itu. 

Ia bisa mendengar suara palu dan sedikit goncangan di peti mati itu. Tentu saja sang wanita merasa tak nyaman berada di atas sebuah jenazah, namun ia tahu hanya ini satu-satunya cara ia bisa mendapatkan kebebasan. 

Ia merasakan peti mati diangkat dan iapun mendengar suara derum mobil. Ia kemudian merasakan peti matinya diangkat kembali dan kali diturunkan. Pasti ia sudah sampai di pemakaman. Kemudian ia mendengar suara tanah ditimbun di atas peti mati. 

Dan kemudian sunyi. 

Setelah beberapa menit, si wanita mulai merasa bosan. Didorong rasa penasarannya, ia menyalakan korek api yang ia bawa untuk melihat jenazah siapa sebenarnya yang dikuburkan bersamanya.

Ia sangat ketakutan begitu menyadari ia berada di atas jenazah sahabatnya, sang penjaga.

***

CreepyPasta #1

PET CAT

Source : scaryforkids
1433583555628
 
***
 
Beberapa bulan yang lalu, aku dan keluargaku pindah ke sebuah desa kecil dan aku harus pindah ke sekolah yang baru. Tetanggaku adalah seorang wanita tua yang gila. Ia menghabiskan hari-harinya dengan duduk sendirian di depan rumahnya sambil berbicara sendiri. 

Suatu hari, ketika aku lewat depan rumahnya, aku menyadari bahwa ia tengah mengelus-elus sesuatu di pangkuannya. Awalnya aku pikir itu kucing, tetapi ketika aku melihat lebih dekat, aku menyadari bahwa tidak ada apapun di pangkuannya. Ia hanya meletakkan tangannya di lututnya dan mengelus-elus udara.
Mungkin dulunya ia punya anjing peliharaan, pikirku, dan anjingnya mati dan ia berpikir bahwa anjingnya masih disana. Aku merasa kasihan kepada wanita tua tersebut, aku menghela napas dan melanjutkan perjalanan. 

Kemudian, suatu malam ketika aku sedang tidur, sesuatu yang aneh terjadi. Aku bangun karena merasakan sesuatu yang berbulu berada di sampingku. Aku ketakutan dan langsung terbangun dari tidurku. Kemudian, aku melihat bayangan dari ujung mataku. Bayangan itu turun ke lantai kemudian keluar melalui pintu.
Aku sangat terkejut saat itu. Ketika aku mulai tenang, aku menyadari bahwa hal itu mungkin saja hanya kucing atau anjing liar yang masuk ke rumah.

Kemudian, aku memandang keluar jendela kamarku dan melihat wanita tua itu. Ia berdiri di trotoar, dibawah lampu jalan. Rambutnya yang abu-abu dan panjang berkibar karena tertiup angin. Matanya terbuka lebar dan ia memandang lurus ke arahku. 

Aku begitu ketakutan hingga aku berlari menjauhi jendela. Kemudian akhirnya wanita itu berbalik dan masuk kembali ke rumahnya. 

Cukup lama untuk membuatku tenang kembali, tapi akhirnya aku dapat kembali tidur. Saat aku hampir tertidur, aku mengingat sesuatu yang menurutku aneh. Ketika aku melihat bayangan kucing atau anjing liar yang keluar dari kamarku… sesuatu itu tidak seperti sedang berlari… kelihatannya seperti menggelinding di atas lantai.

Pagi harinya, aku bangun dan turun untuk sarapan. Dalam perjalanan menuju sekolah, aku melewati rumah wanita tua itu lagi. Seperti biasanya, ia duduk di balkonnya, berbicara sendiri dan mengelus-elus sesuatu yang tak terlihat di pangkuannya
.
Ketika aku melewatinya, aku samar-samar mendengarnya berbicara, “Apa yang kau lakukan? Kenapa kau pergi dariku tadi malam? Lihatlah, kau menakuti gadis itu!” 

Perasaanku mulai tidak enak dan aku mulai gemetar. Aku langsung berlari pergi. 

Di sekolah, aku coba menanyakan teman-temanku tentang wanita tersebut. Tidak ada yang tahu tentangnya, kecuali bahwa ia keluar dari rumah sakit jiwa sekitar sepuluh tahun yang lalu. Mereka bilang bahwa ia memiliki riwayat gangguan jiwa dan itulah kenapa semua orang menjauhinya. Sejak ia keluar dari rumah sakit jiwa, ia hanya duduk diam di balkon rumahnya
.
Beberapa hari kemudian, ayahku berbincang-bincang dengan pria tua yang sejak dulu tinggal di desa ini. Ketika ayahku bertanya padanya tentang tetanggaku, ia menceritakan hal yang membuatku merinding.
Ia berkata bahwa wanita tua itu menghabiskan 30 tahun waktu hidupnya di dalam rumah sakit jiwa. Ketika ia masih muda, ia menikah dan tinggal di tempat yang sama bersama suaminya. 

Katanya, ia mencurigai suaminya berselingkuh selama bertahun-tahun, namun ia selalu menyangkalnya. Kemudian pada suatu malam, ia menangkap basah suaminya dengan wanita lain. Ia membunuh suaminya dengan kapak kemudian memenggal kepalanya. 

Ketika polisi datang, ia sedang duduk di balkon rumahnya sambil menyeringai gila. Kepala suaminya berada di pangkuannya. Ia berbicara kepada kepala yang terpenggal itu dan mengelus-elusnya dengan lembut. 

***

Kamis, 03 September 2015

Inilah Perbedaan "Sadis" Anak SD Zaman Dulu dan Sekarang



Kalau zaman sekarang, istilah “alay” udah bergeser jadi “cabe-cabean”. Cabe-cabean itu cewek-cewek usia pubertas 2 Dimensi (Muka PUTIH, leher HITAM) yang suka bonceng 4 dengan formasi 3 + 1; dengan komposisi 3 diatas sepeda motor dan 1 diatas knalpot motor matic kredit 3 tahun *lucu gak? Gak yah? Yaudah deh*

Maka dari itu ane mau nostalgia sama kehidupan ane yang bahagia sebagai anak kelahiran 90an, berikut cuplikannya: *Gak nyambung cetaaan*
    
1. KEBIASAAN
Hal-hal ‘idiot’ anak 90an waktu masih SD adalah nempelin diam-diam kertas bacaan “AWAS ADA ORGIL” dipunggung temen, terus diketawain rame-rame. Kalau ada yang ditaksir modus operandi yang digunakan juga biasanya dengan “Ular-ularan” atau “Ulat mainan” yang dibeli didepan pagar sekolah terus dilempar random kearah cewek-cewek *AAAAKKKK AAAAAKKK* *Maap ane yang histeris*

2. WARNET
Kalau sekarang jumlah warnet udah kayak “jomblo”, gak keitung!, tiap jarak satu ruko pasti ada. Kalau dulu, sekitar awal tahun 2000an (mulai-mulainya invasi internet) harus lewati gunung mendaki lembah (ada yang aneh). Dari tarif billing Rp. 4.500,- sampai Rp. 8.000,-/jam. Sadis gak tuh? Kalau sekarang Rp. 5.000,- ajah udah bisa maen paket 3 jam dapat handsfree gratis lagi *kebongkar dah aib*

Hal-hal membanggakan yang dilakukan adalah chatting sama bule atau anak SMK yang bolos sekolah di “MiRC”, sejenis “Omegle” yang intinya adalah random chatting sama strangers. Nickname-nya jugak anugerah yang kuasa banget: mulai dari “cowo_ganteng” sampai “Cewe_CutEzZz19” yang mayoritas diisi oleh makhluk-makhluk cabul.

3. SOSMED
Kalau sekarang sih Twitter, Facebook, Instagram, Path, dll. Kalau dulu yang paling booming itu “Friendster”, sejenis ‘mini’ blog.
Apa saja yang biasa dilakukan? Nah ini pertanyaan oke!. Biasanya sulit buat nge-stalk si “ciye-ciye” karena ada opsi yang bisa ngeliat siapa aja yang ngunjungin profil kita. Semakin banyak list teman, ratusan komentar teman, background super norak yang nutupin tulisan utama profil akun, serta tulisan bling-bling, maka semakin Gaoel-lah anda! Yeaah~

4. GADGET
Samsung? Lenovo? Oppo? Bebeh? Apa ituh?!! Kami tidak mengenal benda-benda itu!. Dulu pakek Nokia 6600 atau Nokia 1200 itu udah bangga banget coy.
Selain main game “uler-uleran” yang hanya game over kalau nabrak badan sendiri, biasanya ngirim SMS kosong keteman atau yang ditaksir setelah beli paket 1000 SMS/SMS gratis, terus berharap dapat balasan. Dan begitulah seterusnya sampai Jepang rapih kembali setelah pertarungan Ultramen.

5. TONTONAN
Satu yang paling menyenangkan kehidupan anak era 90an adalah tontonan yang gak ‘serusak’ sekarang. Ingat “P Man” superhero yang dipencet hidungnya? Atau “Lets and Go” tentang kejuaraan Tamiya?
“Beyblade” yang adu gasing paling lama, sampai ada yang nyuri wajan emak, buat jadi arena? Semuanya mengajarkan persahabatan dan tantangan agar jangan mudah menyerah menggapai apapun.

Dan cita-cita tertinggi anak SD 90an kalau ditanya sodara sama guru adalah: “Aku mau jadi Spidermen” atau “Aku mau jadi Betmen”.

Kalau yang udah agak dewasa biasanya nonton telenovela atau sinetron Escetepe; “Tersanjung”, “Tersayang”, “Terpelanting” (yang terakhir fitnah, coeg). Logonya sampai dibuat dibaju anak-anak, kotak pensil sekolah, sama topi gitu. Kalau gak dibeliin Emak, ngamuk-ngamuk gak mau sekolah *Anak gak tau diri*.

6. JAJANAN
Chiki Ball & Friends, Jagoan Neon, Cokelat Payung, Sugus, Anak Mas, Permen Karet Yosan, Choki-Choki, Indomie, Mie Sakura adalah jajanan wajib. Pemakan Chiki-chiki biasanya hanya punya satu tujuan utama, yakni… *jeng jeeeeng* “TAZOS”, sejenis kartu yang mainnya dengan cara dilempar ke dinding atau dipukul dengan tangan sampai memar!.

7. BACAAN
Biasanya anak-anak menengah keatas bacaannya majalah Bobo, kalau anak-anak biasa paling suka mantengin gerobak Abang-abang jualan didepan pagar sekolah, apalagi kalau bukan beli komik Petruk-Gareng mahakarya ‘oppung’ Tatang S yang harga 500an. Judulnya aja ngeri-ngeri cihuyyy: “Di Kerjain Janda”, “Menantu Palsu”, “Azab Pocong Perjaka”, dll.

8. GAME
Bukan game yang sering dimainin bocah di warnet, atau yang didownload anak gahoel di Playstore. Yang bikin ente beken itu kalau udah punya “Gembot” yang makainya sampai tonjok-tonjokan sama adek sendiri dulu. Tersedia versi sewanya, mainnya ‘wajib’ jongkok, terus kalau waktunya udah abis talinya ditarik sama abang-abang kamfret.

Kalau yang cewek juga paling suka maen “Bongkar Pasang”, berbi-berbian dari kertas yang bisa ditukar-tukar bajunya, tiga kali maen lepas dah kepalanya :’)

Yang seru itu kalau udah main “petak umpet”, “kelereng”, “patel lele”, “bola debok”, “Main adu layangan” yang kalau putus wajib dikejar sampai mampus karena menyangkut harga diri. Yang agak mewah dikit kayak “Ludo” sama “ular tangga” atau “Kapal-kapalan” yang bunyinya ‘Tek tek tek’ terus cuman muter-muter di ember. Dan semua aktivitas ini hanya bisa dihentikan oleh alam, bencana alam lebih tepatnya, berupa teriakan panggilan emak yang sampai 3 rumah tangga di jam-jam maghrib.

9. RADIO
“Mekummm (bentuk alay dari “Assalamualaikum”), minta lagu ‘ST 12’ yang ‘Aku masih sayang’ spesial buat si Gadis Desa di villa asmara, aku selalu merindukanmu cayang… *kemudian gorok leher sendiri* *sumpah ini bukan ane, ane hanya saksi hidup*
Kirim pesan di radio yang isinya dari oppung yang punya oppung dan oppungnya lagi sampai generasi ke-3 adalah kebanggaan setiap makhluk nestapa 90an.

10. BINDER
Ituloh buku klip harga 15000an, yang isinya kertas warna-warni yang dipotong-potong, terus dikumpulin buat jadi koleksi. Tiap jam istirahat, usaha buat tukeran sama teman. Modus yang paling sering itu kalau kertasnya agak tebal dikit, atau motifnya agak okean ditukar dengan 2-4 binder polos biasa.
Terus isinya dibikin biodata temen-temen satu kelas dengan sandi absurd: “Mikes” aka Minuman Kesukaan, “Makes” aka Makanan Kesukaan, sama lebihan foto raport.

11. STYLE
Kegaholan remaja sekarang diuji dengan behel 200rb-an digigi dan hape android KW dewa yang kalau kepelanting gak bisa hidup lagi, atau juga hotpants yang sulit dibedakan itu celana apa kolor Agung Herkules *maap Bang*.

Style anak 90an diuji dengan rambut belah tengah ala Demi Moore, yang cewek dengan gaya rambut “Bondol”. Terus celana kargo Alien workshop atau nggak celana mambo yang lebar gombrang?, Sepatu Dokmart (sepatu bot berbrand Dokter Martin yang banyak KW-nya di Pasar Bawah dan area kodim keatas). Kasta tertinggi anak SD 90an adalah sepatu La-Gear yang kalau diinjak nyala lampunya satu set sama Tas Alpina. Awwww…

Dan masih buanyaaaak lagiii…

Kalau ente-ente yang TUA-TUA ingat semua kenangan indah itu, berarti masa kecil ente terselamatkan. Anak-anak 90an adalah anak-anak paling jujur sebagai “anak-anak” dan berbahagia dari semua generasi

By know it all

Minggu, 22 Maret 2015

Korban Film

By : Uppy Yanna

"AAARRRGGGTTTT!"

Jerit wanita paruh baya memecahkan keheningan malam.

"Lepaskan!" ucap wanita paruh baya itu seraya memberontak saat seorang remaja menggigit lehernya. Kemudian mendorongnya hingga tersungkur di lantai. Remaja itu bangkit dan menyerang lagi. Tanpa pikir panjang wanita paruh baya itu memukul kepala remaja itu dengan guci. Darah keluar bak air mancur sampai akhirnya tubuh remaja itu lunglai, terkapar di lantai. Ajal menjemput.
Mirna--wanita paruh baya--menangis sejadinya. Ia menyesal telah membunuh remaja itu--Erwin--yang tak lain anaknya sendiri. Tubuh Mirna gemetar, wajahnya pucat pasi.

"Maafin ibu, Nak. Hiks..." tangis Mirna membuat Parjo--suaminya--datang.

"Astagfirullah, Mah. Apa mamah sudah gila? Membunuh anak sendiri?" cerca Parjo.

"Mamah gak sengaja, Pah,"

"Kita lapor polisi,"

"Mamah takut dipenjara,"

"Kalau gak bersalah. Jangan takut! Percayalah?"

*

Tak lama para Polisi pun datang, kemudian mengikat tali rafiah di saka-saka ruangan itu sebagai tanda sedang melakukan evakuasi.

"Wah... sungguh tragis kematian anak ini," ucap komandan polisi.

"Pak Kom, saya gak sengaja ngebunuh anak saya, Pak."

"Bisa diperjelas tragedi kejadiannya,"

"Jadi gini, Pak. Sayakan lagi duduk, anak dan suami saya di kamar lagi nonton tv. Gak tahu gimana, badai dari mana tiba-tiba anak saya keluar dari kamar terus gigit leher saya. Ya... saya dorong anak saya ke lantai, anak saya bangun lagi, mau gigit saya lagi. Jadinya saya pukul anak saya pake guci, Pak." terang Mirna.

"Pak Parjo, memangnya apa yang Anda dan anak anda tonton saat itu,"

"Nonton Twilight Saga, Pak," jelas Parjo.

--Kelar--

(Catatan Hati Seorang Bayi) Jangan Tinggalkan Aku

Oleh : Dian Hariani

Di tempat yang sepi, sunyi menyelimuti
Cahaya mentari seakan tak lelah berbagi

Aku sendiri, tanpa siapa-siapa
Harapan hidup pun sirna

Tangisku tak membuatmu rindu
Senyumku menjadi bebanmu
Tangisku tak menyejukkanmu
Mama, mengapa begitu?

Mama, jika bisa aku meminta
Rawatlah aku seperti mereka
Dekaplah aku dalam bahagia
Lindungi aku dari kejamnya dunia

Mama, mengapa engkau tega
Meninggalkanku sendiri tanpa kata
Aku kedinginan di luar sana
Tanpa selimut dan cinta

Mama, jika tak menginginkanku
Mengapa kau mau dirayu
Melewatkan indahnya waktu
Bersama kekasihmu (ayahku)

Syukur kuucap pada Yang Kuasa
Tangisku membuat mereka iba
Berganti dengan bahagia
Deritaku seakan mereda

Tangan-tangan itu menimangku bergantian
Memuji kecantikanku tanpa cela
Setitik harapan kudapatkan
Menyongsong indahnya kehidupan

Meski kehadiranku tak kau harapkan
Namun do’aku selalu untukmu, Mama


NB : Penulis menulis sambil meneteskan air mata, miris.

Handsome Neighbor

Penulis: Negibberae Queen & Nova Aditya Nugraha


Abby, gadis manis dengan lesung pipi yang nampak jelas, kala ia tersenyum itu, nampak tengah memperhatikan rumah tetangganya yang bergaya minimalis, sembari sesekali mengelus bulu halus boneka Beruang sedang, bermata satu yang berada di pangkuannya.

Matanya yang teduh, dengan manik biru cantik dilengkapi dengan bulu mata lebat dan lentik itu, tak pernah lepas dari objek yang begitu menarik perhatiannya, di serambi rumah tetangganya tersebut.

"Aku suka dia," kata Abby, menatap seorang pria yang telah menjadi objek pengamatannya beberapa minggu belakangan ini.

Abby masih terus mengamati pria berpostur tubuh kekar tersebut, dengan senyuman manis yang tak pernah terlepas dari bibir tipisnya.

Sejenak Abby mengalihkan perhatiannya dari pria tersebut, lalu mengangkat boneka kesayangannya, hingga berhadapan langsung dengan wajah cantiknya. "Aku ingin pria itu menjadi milikku."

Abby terus berbicara dengan boneka kesayangannya, seolah-olah boneka itu bisa mengimbangi, dan membalas setiap ucapannya. Dielusnya bulu halus boneka yang berada digenggamannya, sembari menatap lekat wajah boneka itu dengan tatapan sendu.

***

Minggu sore dengan awan hitam yang menggantung rendah di langit, tak menyurutkan tekat Abby, untuk melangkahkan kakinya menuju rumah tetangganya, yang berada tepat di depan rumahnya tersebut.

Tersenyum lebar, Abby menekan bel yang berada di sebelah kanan tembok dekat pintu rumah tersebut. Tak seberapa lama, akhirnya pintu yang sedaritadi menutup kini terbuka, dan menampikan seorang pria dengan tubuh tegap berisi, dengan otot-otot yang tercetak jelas dari balik kaos putih polos yang dikenakannya.

Tanpa sadar Abby menahan nafas, saat melihat pemandangan indah yang ada di hadapannya kini. Mata Abby tak sedikit pun lepas dari mata abu-abu terang, milik pria pujaannya tersebut. Alis pria pemilik manik abu-abu itu sedikit terangkat, melihat Abby yang terus memandangnya dengan tatapan memuja.

Pria itu mengenali Abby sebagai tetanggannya, karena beberapa kali ia mendapati Abby memperhatikannya, di balkon kamar atau serambi rumah gadis tersebut.

"Kau... ada perlu apa?" tanya sang pria dengan suara rendah--namun jelas.

Abby terkesiap, "Ah, maaf. Namaku Abby, bolehkah aku sejenak bertamu?" Abby tersenyum lebar, diikuti uluran tangannya yang seputih kapas.

"Tentu saja, tak ada larangan untuk gadis secantik dirimu masuk rumahku. Dan... namaku Sammy," balas pria berwajah menarik di hadapan Abby sembari mengisyaratkan untuk masuk.

Kaki jenjang Abby melangkah masuk rumah bernuansa putih. Ruang tamunya tampak sederhana namun sedap dipandang mata. Ada tiga sofa--satu panjang dan dua lainnya pendek--serta sebuah meja kaca cukup panjang di sana, sebuah vas bunga bertengger anggun di atasnya. Dinding-dindingnya yang putih memamerkan beberapa lukisan dan foto pribadi milik Sammy. Aroma lavender menyergap ketika sepasang kaki Abby melangkah di atas keramik berwarna senada.

"Duduklah," ujar Sammy lembut. Pria berkumis tipis itu kembali mengukir senyum setelah melihat Abby tampak begitu nyaman berada di rumahnya.

"Oh, ya. Baiklah... terimakasih," jawab Abby sembari melangkahkan kakinya menuju sofa berwarna krem lima langkah di depannya.

Sepasang iris kebiruan milik Abby tak henti menyapu ruangan yang cukup luas itu--mungkin sekitar lima kali empat meter. Tepat di belakang ruang tamu terdapat dapur yang hanya tersekat sebuah tirai. Ada pula sebuah tangga menuju lantai dua, kamar pribadi Sam. Ada dua ruangan tertutup di area ruang tamu. Bisa jadi itu adalah kamar tamu.

"Kau terlihat merasa nyaman di rumahku, benarkah begitu?" tanya Sammy sambil menyuguhkan segelas pome juice pada gadis beriris kebiruan yang tampak sedikit terkejut karena kedatangannya.

"Ah, begitulah," balas Abby malu-malu. "Rumahku tak senyaman ini, dan kau adalah seorang pria. Sangat mengagumkan," tambah Abby diiringi sebuah kerlingan mata.
"Itu terlalu berlebihan," sergah Sam sembari meletakkan tubuhnya di atas sofa. "Aku hanya merawatnya saja."

Kemudian keduanya tertawa bersamaan. Sammy memang termasuk orang baru di lingkungan Abby. Namun karena sikapnya yang ramah, ia dapat dengan mudah mengambil hati tetangga sekitarnya--termasuk Abby.

"Oh, ya...," Sammy membuka suara setelah beberapa detik mereka diam dan menikmati pome juice, "apa yang membuatmu bertamu ke sini? Adakah kau perlu bantuan?"

Abby menepuk jidatnya pelan, lalu mengangguk perlahan. "Hampir saja aku lupa. Aku sendirian di rumah. Sebelum ke sini, aku mendengar suara seperti hubungan pendek arus listrik, dan kemudian... listrik di rumahku padam. Bisakah kau membantuku mengatasinya?"

"Hubungan pendek, ya?" balas Sammy sambil memainkan telunjuk di dagunya. "Kurasa kita bisa melihatnya terlebih dulu."

"Begitukah? Syukurlah kalau kau bersedia membantu," Abby melempar senyum formal.

"Bukankah sesama tetangga harus saling membantu? Sammy mengerlingkan matanya, kemudian memberi isyarat pada Abby untuk segera beranjak pergi bersama.

***

Abby dan Sammy kini telah berada di depan pintu rumah Abby. Secara perlahan, Abby membuka pintu rumahnya dan mempersilahkan lelaki tampan--tetangga di seberang rumahnya tersebut untuk masuk ke dalam.

Benar saja, sesampainya di dalam rumah tersebut, kesan temaram karena tak adanya pencayahan dari lampu langsung menyergap mereka.

"Oke, Abby. Bisakah kau menunjukkan di mana pengatur listrik di rumah ini berada?" tanya Sammy sesaat setelah kedua kaki panjangnya memasuki rumah itu

"Tentu, ikut aku!"

Tanpa perlu repot menjawab, Sammy langsung mengikuti Abby yang berjalan menembus ruangan yang nampak gelap tersebut.

Sesampainya mereka di tempat tujuan, yang mana berada di bagian belakang rumah Abby.

"Ummm... Sammy, apa bisa kau menungguku di sini sebentar? Aku akan mengambil lilin, agar memudahkanmu mengetahui apa yang terjadi dengan listrik rumahku," kata Abby.

"Oh, tentu saja," timpal Sammy lalu tersenyum simpul, namun masih dapat dilihat oleh Abby, di tengah temaram yang mulai berubah menjadi lebih gelap itu.

Selepas kepergian Abby, Sammy berniat mengecek meteran listrik yang berada di tembok samping pintu belakang yang tadi dilewatinya bersama Abby. Namun belum sempat pria pemilik iris abu-abu itu melangkah, sesuatu yang keras memukul telak kepala bagian belakangnya, dan langsung membuat pria itu ambruk dalam hitungan detik.

***

Sebuah seringai keji, tercetak jelas di bibir raum kemerahan, yang sangat kontras dengan wajah cantik dan manis milik Abby.

Di tangannya, tergenggam erat sebuah balok kayu berukuran besar yang telah ia siapkan sedari awal.
Sementara di hadapannya, tubuh Sammy tergeletak tak berdaya, dengan genangan cairan pekat ber-aromakan karat dan logam di sekeliling kepalanya yang nampak retak, karena pukulan bertubi yang dilayangkan Abby.

Tak ada lagi tatapan hangat nan memukau dari pemilik iris abu-abu itu. Yang tinggal hanyalah kekosongan, dan kehampaan tiada tara, yang menandakan tak ada lagi jiwa yang bersemayam dalam tubuh kaku tersebut.

"Lelaki bodoh, yang begitu mudah masuk dalam perangkapku," cibir Abby sinis.

Menghidupkan kembali listrik yang secara sengaja dimatikannya, Abby lalu membuang asal balok yang daritadi digenggamnya ke sembarang arah. Setelah itu, gadis cantik yang dikeliling aura kelam itu mulai menyeret jasad Sammy, menuju ke sebuah ruangan besar namun pengap, yang lebih cocok disebut tempat pejagalan.

Bagaimana tidak? Ruangan tersebut penuh dengan berbagai macam dan jenis alat potong, yang mampu membuat siapa saja bergidik ngeri bila melihatnya.

"Well, sebaiknya aku segera mengambil apa yang kuincar," gumam Abby datar.

Abby lalu memilah beberapa benda, dari bersusun-susun benda tajam di ruangan tersebut.
Setelah mendapat apa yang dirasanya cocok, gadis itu langsung mendekati mayat Sammy yang tergeletak di lantai, dan mulai melancarkan aksinya.

Dimulai dengan sayatan-sayatan kecil di wajah pucat Sammy, Abby lalu menguliti secara perlahan kulit rupawan Sammy menggunakan pisau berukuran sedang yang berkilat tajam, dengan mudah, bagai seorang penjagal yang telah ahli dalam bidangnya.

Siapa yang sangka, gadis cantik yang nampak lembut dari luar itu, memiliki keahlian untuk menjadi penjagal yang tak pernah terfikirkan oleh siapa saja.Beralih ke topik yang seharusnya. Puas menguliti kulit wajah Sammy, hingga menyisahkan daging segar kemerahan, Abby lalu mengalihkan fokusnya pada sesuatu yang telah menjadi incaran awalnya.

Berbekal pisau berujung lancip dan tajam, yang sedikit lebih kecil dari pisau yang ia gunakan sebelumnya, Abby mulai menusuk dan mengoyak daging di seputaran mata Sammy.
Perpaduan karat dan loga, khas bau darah yang menyengat, seolah menjadi aroma pembangkit energi tersendiri bagi Abby. Ia sangat suka cita rasa dan bau darah, yang merembes keluar dari setiap jengkal tubuh korban-korbannya.

"Aha! Dapat," seru Abby datar.

Di tangannya, Abby membawa dengan hati-hati sebuah benda, berupa bola kecil berwarna putih mendominasi berceceran darah, dengan iris Abu-abu yang sedikit menggelap menuju ke sebuah sudut ruangan, yang mana terdapat sebuah kursi empuk, berisi sebuah boneka beruang coklat, yang hanya memiliki satu mata, di sebelah kiri.

"Lihat! Aku membawakan mata baru untukmu, Bear. Jadi kau bisa melihat dengan normal lagi, setelah aku memasangkan mata indah milik pria tampan bodoh, yang kebetulan menjadi tetangga kita ini, menggantikan matamu yang rusak itu. Hahaha!" Abby tertawa gila.

Gadis cantik yang berlumuran darah itu, memulai usahanya memasangkan bola mata milik Sammy, pada boneka kesayangannya tersebut.

"Selesai. Sekarang, tinggal mengganti sebelah telingamu yang robek itu dengan yang baru," kata Abby, mengamati boneka beruang yang ia namakan Bear tersebut.

"Oh, dan ingatkan aku untuk mengintai rumah tetangga kita yang lain, untuk mencari sebelah telinga yang cocok, untuk mu, Bear," kata Abby lagi, lalu menarik ujung bibirnya ke atas, menampilkan seingai keji dan bengisnya lagi.

"Tentu, Abby sayang. Carikan aku anggota tubuh mereka, untuk mengganti tubuhku yang sekarang, dengan fisik tubuh yang baru," timpal Bear--boneka beruang milik Abby tersebut, lalu membalas seringai Abby dengan seringainya yang tak kalah keji.

-END-

Rabu, 14 Januari 2015

FF - Topeng

Oleh Alya Annisaa

Menunggu bukanlah kegiatan yang tepat untukku. Seringkali aku kehilangan seluruh kesabaranku ketika melakukan hal ini. Tiga puluh menit sudah aku menunggu Viona. Huh, ke mana saja sih itu anak? Oh, sh*t!

"Hei, belum pulang?"

Astaga! Hampir saja jantungku mencelos ketika mendengar suara orang yang menyebalkan ini.

"Iya, emang! Gak punya mata ya?" jawabku ketus.

"Mata hatiku udah buta, Al."

"Tuh, gombalin aja cabe-cabean depan halte. Gue gak mempan dengan kata-kata bodoh dari lo!"

"Kenapa ketus banget sih? Ke mana Alya yang dulu?"

"Oh, iya dong. Kalo udah jadi mantan, ya , sadar diri aja. Lagian gue udah punya cowok kok," ucapku sambil tersenyum tipis.

"Oh, ya?" katanya datar. Aku tahu, di balik kata-kata itu, terselip sebuah rasa kecewa yang amat dalam.

"Ah, dasar jones! Udah sana, pergi lo!" bentakku.

"Cowok kamu ... siapa cowok kamu sekarang?"

"Kepo banget sih! Lo gak perlu tau. Yang jelas cowok gue jauh lebih dewasa dan lebih ganteng dari lo!"

Aku berbalik lalu berjalan pergi meninggalkannya. Tapi, belum berapa langkah aku melangkah, ia mencekal tanganku.

"Aku belum selesai dengan kamu!"

"Apa-apaan sih lo!"

"Jangan noleh. Jangan ngeluarin suara. Sedikit aja kamu noleh, sedikit aja kamu ngeluarin suara ... akan aku tahan!"

Dia melepaskan cekalannya. Aku pun melangkah pergi. Seperti permintaan Daniel, aku tidak menoleh sama sekali. Tidak mengeluarkan suara sedikit pun.

Akhirnya aku tiba di tepi jalan, dan menghilang dari pandangannya. Oke, aku berhasil mengalahkannya. Aku ... aku berhasil. Aku berhasil menjatuhkan mental orang yang telah menghancurkan hatiku setahun yang lalu. Namun ada satu hal yang tidak diketahui Daniel. Aku tidak ingin menoleh, tidak ingin mengeluarkan suara, hanya karena dengan cara itulah aku bisa menyembunyikan air mataku.

***



Powered by Telkomsel BlackBerry®