Senin, 30 Juni 2014

Riddle

1. Kepalaku pusing sekali hanya karena terjatuh di senggol mobil, aku berharap ada yg menolongku. Namun sayang orang yang menolongku malah kabur sambil berteriak, sungguh aku tidak mengerti.

2. Aku hanya tinggal berdua dengan kakak ku karena orang tua kami telah meninggal, aku sangat sayang kakak ku tapi entah kenapa dia pergi dengan pacarnya meninggalkan ku sendiri. Aku sungguh sedih, namun suatu hari kakak ku pulang dengan wajah yg pucat dan bersimbah darah. Aku terkejut seakan tak percaya dengan apa yang aku lihat dan dia berkata "Adikku sayang, aku pulang untuk menemani mu"

3. Pagi hari Tasya terbangun dari tidurnya. Ia pun mencari ayah, ibu dan adiknya. Tak biasanya mereka tidak ada, sebelumnya mereka pasti akan berada dimeja makan untuk sarapan.
Tasya merasakan sakit disekujur tubuhnya, namun ia bergegas ke kamar mandi tapi alangkah terkejutnya dengan apa yg ia lihat bathroomnya penuh dengan darah ia berlari ke dapur dan tasya menemukan sarapannya sudah siap namun aneh piringnya cuma untuk satu orang.

4. "Aku melihatmu", kata-kata itu selalu menghantui ku. Tapi aku harus bersyukur Gara-gara itu semua pekerjaan ku malah bertambah dan aku menikmatinya.

5. Steven selalu melihat kearah ku, ia tersenyum sungguh senyuman yang mempersona. Namun terkadang aku tak mengerti dengan dirinya, dia selalu berkata akan menjadikan aku ratu yang abadi dalam rumahnya sungguh aneh tapi aku seneng mungkin dia ingin melamar ku.

***
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Sabtu, 28 Juni 2014

Short Story

1. Semalam aku berjalan menyusuri gang kecil untuk sampai ke rumahku. Di tengah perjalanan, aku berpapasan dengan adikku. Akupun menegurnya tapi dia malah tak menghiraukanku. Setelah ia telah jauh dan menghilang di dalam kegelapan, aku teringat bahwa kemarin adalah hari pemakaman adikku.

2. Ibuku sangat merepotkanku, karna kehadirannya seisi rumah selalu dipenuhi lalat. Tapi mau bagaimana lagi. Jika aku membuang mayatnya diluar, pasti aku akan ketahuan.

3.Selena adalah wanita yg bisa dibilang mempunyai wajah yg sangat cantik, karna kecantikannya aku sangat ingin memilikinya. Tapi hanya wajahnya saja.

4. Aku sedang menaiki motor bersama temanku yg adalah seorang wanita. Ketika kami melewati perapatan jalan, kami berpapasan dengan seorang wanita yg sedang membawa motor sendirian, dan wanita itu adalah pacarku.

5. Tepat tengah malam makhluk itu keluar dari kolong tempat tidurku dan langsung menusuk jantungku dengan kukunya yg tajam. Akupun terperanjat bangun dari tidurku dan ternyata tadi hanyalah mimpi. Aku menoleh ke arah jam yg menunjukan pukul 23.59 dan tiba2 aku mendengar suara dari kolong tempat tidurku.

6. Ia sangat menyukaimu, ialah yg selalu menemanimu kemanapun dan dia juga yg selalu memperhatikanmu ketika tidur. Tapi kau tidak pernah menyadarinya, karna ia tak terlihat olehmu.

7. Pada malam minggu,dia pergi dengan pacarnya. Tapi temennya berkata : Lu kan Jones?

8. Pagi-pagi aku membaca postingan ini, tapi aku tak sadar bahwa aku sedang di perhatikan oleh seseorang dibelakangku.

***



Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kamis, 26 Juni 2014

Clanniversary Judgement

-Parade Duet Horor-

Oleh Alya Annisa feat Hikmawan Ali Nova

"Bangkitlah kau sahabatku yang menyedihkan. Lihatlah dirimu sekarang. Tak ada yang bisa kau lakukan selain berteriak dalam gelap. Apa ada yang peduli denganmu? Bahkan orang yang paling kau sayangi pun tak bisa menolongmu!"

Seorang lelaki bertudung hitam menaburkan serbuk berbau mengerikan ke dalam sebuah danau. Air danau yang semula tenang perlahan bergejolak, dari pelan menjadi menggelegak bagai air mendidih. Sesosok bayangan hitam melayang naik, wajahnya samar-samar menampilkan wajah yang pucat. Mulutnya bergerak-gerak dan urat lehernya menonjol serta mata menyorot penuh dendam.

"Kinn, kau pengkhianat!" Hanya kata itu yang terlontar dari sosok bayangan hitam tersebut.

"Hahaha... Pengkhianat kau bilang? Bukankah kau yang telah mengkhianatiku dengan merebut orang yang paling kukasihi selama ini? Sudahlah, kau kuberi kesempatan terakhir kali untuk berpamitan kepadanya. Sebelum kau membusuk di danau ini hahaha...."

"Apa yang kau lakukan? Apa maumu sekarang? Tak puaskah kau membunuh dan membuangku ke sini?" ucap bayangan hitam tadi menggeram.

"Bawalah kekasih hatimu mati bersamamu. Dia pantas untuk mendampingimu dalam penderitaan yang tiada akhir!" Bersamaan dengan berakhirnya kalimat Kinn, tangannya mengangkat ke atas. Diucapkannya sebuah mantera dan bayangan hitam di depannya berteriak melolong.

"Tidak, jangan dia! Brengsek kau! Jahanam! Baiklah aku akan penuhi keinginanmu!"

Dan Kinn pun tersenyum licik penuh kemenangan.

'Sempurna! Pembalasan dendam ini sangat indah. Dibunuh oleh orang tersayang di momen yang seharusnya menjadi momen yang paling indah. Dan kutukan klanku akan hilang!

***

Di sudut malam yang lain, sebuah keluarga tengah bergejolak akibat menghilangnya salah seorang anggota keluarga mereka. Gadis muda dengan garis wajah yang memancarkan keanggunan menangis histeris. Lolongan tangisnya sangat menyayat hati, seolah meneriakkan rasa duka mendalam yang dirasakannya. Anaknya hilang!

***

Klan Shann dan Klan Triangle adalah musuh bebuyutan. Pertikaian antara mereka membuat klan yang kalah mendapat kutukan berupa kulit kepala menjadi hitam kelam dan tubuh dipenuhi sisik dan saat ini Klan Shann lah yang menanggung aib dan derita kekalahan. Karena itu, salah satu dari klan Shann akan menjadi pembalas dendam dan pemburu terakhir yang akan memutuskan siapa pemenang pertikaian ini.

Perang telah dimulai sejak kematian Willy, seorang pemuda malang yang nyawanya menjadi korban dalam pertikaian antarklan ini. Ia dibunuh oleh sahabatnya sendiri, Kinn Shann. Tapi roh Willy tidak beranjak pergi. Rohnya tersimpan di sebuah danau --Danau Jiwa-- karena ia tidak bisa tenang dalam memasuki alam roh. Ia dipenuhi awan hitam dendam dan kemarahan. Di sisi lain, ketika sang pemburu mengorbankan separuh dari umurnya, kebangkitan Willy akan menjadi awal petaka.

***

Aku Viv Ivins Triangle, puteri tunggal keluarga Anna Triangle, keluarga utama klan Triangle. Aku biasa disapa Vivin dan aku sangat mempercayai pertanda. Seumur hidup aku selalu berhasil menghindari berbagai masalah berkat pertanda di sekelilingku.

Esok adalah hari spesialku, di mana purnama akan muncul dan tepat di saat itulah hari jadiku dengan Willy. Aku tahu Willy telah mengalami hal buruk. Ia terus-menerus datang di dalam mimpiku, mengajakku mati bersamanya. Aku harus menepati janji sehidup sematiku dengannya.

***

"Kau dengar aku? Kau hanya perlu berjalan ke jurang itu dan kita akan kembali bersama."

Aku bisa merasakan aura kesedihannya. Willy kini merasuk ke tubuhku dan fikiran kami terhubung secara misterius. Pemuda yang dulu kukagumi karena memiliki senyum menawan dan wajah yang rupawan itu telah menjadi sesosok roh yang menyedihkan.

"Aku mencintaimu, aku bersedia mati untukmu. Kau tak akan kesepian lagi," sahutku.

Air mata sedih dan bahagia bercampur. Ia terdiam mendengar perkataanku dan kemudian berbalik meninggalkanku sendiri di dalam kegelapan yang maha pekat ini.

"Maafkan aku, ia mengancamku. Ia akan membunuh ibuku jika kau tak melakukannya. Dan demi cinta yang kita miliki, aku ingin kau menyerahkan jiwamu."

"Ya, aku bersedia." Air mataku semakin tumpah tak tertahankan. Aku paham Willy, aku paham! Aku tak ingin kau menderita lagi.

"Berjalanlah ke arah jurang itu. Dan kita akan bersama selamanya, Vivin"

Aku berjalan mantap tanpa keraguan. Saat tiba di bibir jurang aku kembali mengingat masa-masa bersama orang yang kucintai. Kupikir inilah saat yang tepat untuk mengakhiri penderitaan hidupku. Tepat di tahun ketiga hari jadiku dengannya. Aku memikirkan Willy. Juga ayah dan ibu, sahabat-sahabatku, dan juga Kinn. Ya, Kinn, seorang pemuda yang sering mendekatiku diam-diam. Walaupun dia aneh karena selalu mengenakan tudung dan jubah hitam namun aku rasa dia sangat pantas untuk kujadikan sahabat terbaikku.

"Tunggu! Tunggu! Aku melihat sesuatu Vivin! Apa yang sedang kau pikirkan? Keluarga dan teman-temanmu? Lalu mengapa aku juga bisa memasuki fikiran mereka?" Willy berteriak dengan suaranya yang parau. Sejenak aku kebingungan.

"Vivin teruslah berfikir tentang Kinn, ada sesuatu yang aneh!" Willy melanjutkan teriakan paraunya.

Walau diterpa keheranan, mau tak mau aku lanjut memikirkan tentang Kinn. Aku teringat ketika dia sering mendekatiku dengan mengendap-endap meskipun tentu saja aku sudah menyadari keberadaannya sebelumnya.

"Vivin, aku punya keinginan terakhir. Aku janji padamu semua akan berakhir dengan lebih indah"

Aku mendengar nada suara yang berubah dari Willy, seperti suara kegirangan tapi aku tak yakin. Mana mungkin dia merasa senang di saat-saat seperti ini?

"Katakanlah."

"Pergi temui Kinn di Danau Jiwa! Sekarang! Aku akan berusaha memancing dia agar bersedia menemuimu."

Willy tak memberiku waktu untuk bertanya lagi, karena tak kurasakan lagi kehadirannya di tubuhku.

***

"Ada apa?" tanyanya singkat. Kinn tampak kikuk menyambutku. Tudung hitamnya hanya menyisakan sedikit wajah yang bisa kulihat.

Aku hanya bisa terdiam karena tak tahu harus berbuat apa. Sementara di dekat Kinn aku melihat sesosok roh, Willy, yang terdiam tanpa ekspresi.

"Mengapa kau tega melakukan ini?" Tampaknya hanya itu satu-satunya kalimat yang ingin kuucapkan sekarang.
Lima menit berlalu, hanya deru angin malam yang hadir di antara kami bertiga.

"Aku mencintaimu! Sungguh! Aku mencintaimu! Aku harus melakukan ini! " Akhirnya dengan suara serak Kinn menjawab tanyaku.

Tiba-tiba alam mengamuk. Angin puyuh hitam datang dan mengarah ke tubuh Kinn yang gemetaran menatapnya.

"Kurasa kau sudah menyadarinya, Kinn! Tamatlah riwayatmu sekarang!" suara parau Willy terdengar di antara deru angin puyuh. Ranting-ranting pohon beterbangan masuk ke dalam pusaran angin puyuh yang semakin lama semakin besar.

"Kurang ajar! Aku dijebak! Aku tak punya banyak waktu lagi, cepatlah kau pergi ke alam baka, Vivin!"

Dengan terburu-buru Kinn berlari ke arahku dengan mengacungkan belati hitam yang kuyakin telah dilumuri racun.

"Aku Viv Ivins, anak dari Lucifer Anna Triangle tak pernah diperintah oleh siapapun! Tidak juga kau Kinn!"

Aku tak ingin menunggu dia datang menusukkan belatinya. Kuhunus pedang yang selalu kubawa dan dengan sabetan kuat aku menyerang. Tapi Kinn dapat menghindar. Kinn balik menebaskan belatinya lurus ke arahku, serangan balasan yang sangat berbahaya! Serangan yang tiba-tiba itu membuat lengan kananku terluka. Darah segar merembes menembus gaunku.

Dengan penuh kemarahan aku menghujamkan pedangku ke arahnya dan menyerang dengan cepat. Kinn yang lengah karena sempat memperhatikan angin puyuh yang semakin mendekat ke arahnya tak dapat menghindar. Terjanganku membuat Kinn terjatuh dan akupun mendarat dengan kikuk di atas lututnya. Belati Kinn terlepas dari tangannya. Aku lalu menghujam jantung Kinn dengan membabi buta. Berkali-kali kutusukkan pedangku ke dada dan perut Kinn. Hingga akhirnya tanganku kelelahan dan aku berjalan menjauh dari tubuh Kinn.

Aku melepaskan pedang yang penuh darah dengan gemetar. Semula kukira Kinn telah mati. Tapi tidak. Dengan kekuatannya yang hampir habis ia mencoba duduk.

Namun malang, angin puyuh yang sejak tadi mengincar tubuh Kinn dengan ganasnya menyambarnya. Bersamaan dengan itu, Willy terbang ke arahku. Dia tersenyum dan memelukku, meski yang kurasakan hanyalah angin belaka.

"Terimakasih atas semuanya. Aku tahu dari fikiranmu tadi, umurnya di dunia sudah habis. Lima belas tahun yang lalu dia pernah mencoba membunuhmu dengan cara seperti ini dan itu menghabiskan setengah umurnya. Sekarang dia melakukannya lagi dan tamatlah riwayatnya," jelas Willy sambil tersenyum. Dan untuk pertama kali dalam hidupku aku melihat senyumnya yang begitu lepas dan sangat indah, melebihi senyum-senyumnya yang dulu.

"Tunggu! Itu berarti kita..." belum sampai aku habiskan kalimatku, perlahan bayangnya semakin pudar.

"Tidak! Jangan tinggalkan aku Willy! Kau janji semuanya akan berakhir dengan indah!" Aku berteriak sejadi-jadinya. Aku marah dan takut!

"Tak ada yang lebih indah dari sebuah kehidupan. Selamat tinggal sayang. Jalani hidupmu dengan baik."

Sesaat kemudian ia menghilang. Selamanya. Dan tinggal lah aku sendirian menangis tersedu sedan.

***

Pekanbaru & Bekasi, 25 Juni 2014
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Rabu, 25 Juni 2014

666 (Perang Iblis Antarklan)

Oleh Alya Titania Annisaa'

***

' Aku tak bisa menerima fakta bahwa dunia sudah dikutuk. Pertikaian antarklan membuat dunia ini terasa seperti belanga penuh kekejian berdarah yang tak ada habisnya. Kau mungkin berfikir takkan mungkin seseorang berubah menjadi monster hanya karena membunuh satu kali. Tapi ingatlah, jalan pembalasan dendam selalu menyerempet bahaya. Dengan mengikuti jalan orang-orang yang kau benci, kau mengambil resiko menjelma menjadi mereka.'

***

"Kau pengkhianat Kinn! Kau pikir kau akan menjadi pahlawan ketika klan Shann menang dalam perang memperebutkan kekuasaan absolut ini? Kau salah besar!"
Dengan gerakan yang sangat cepat, Kinn berhasil melumpuhkan lawannya. Tangannya yang satu menceram kemeja pemuda yang sial itu, sedangkan tangannya yang lain mengenggam erat pisau lalu menghujam --dengan seluruh kekuatan yang dimilikinya-- tepat ke jantung. Sesaat pemuda itu mengejang dan akhirnya tak bergerak lagi.

"Maafkan aku...," ucap Kinn lirih.

***

Di sudut malam yang lain, sebuah keluarga tengah geger akibat menghilangnya salah seorang anggota keluarga mereka. Gadis muda dengan garis wajah yang memancarkan keanggunan menangis histeris. Lolongan tangisnya sangat menyayat hati --seolah meneriakkan rasa duka yang mendalam yang dirasakannya.

***

Klan Shann dan Klan Triangle adalah musuh bebuyutan. Pertikaian antara dua klan ini membuat klan yang kalah mendapat kutukan berupa kulit kepala menjadi hitam kelam dan tubuh dipenuhi sisik. Salah satu dari klan Shann akan menjadi pemburu terakhir yang akan memutuskan siapa pemenang pertikaian ini. Tak peduli siapa yang memenangi perang, diktator bengis bernama Penguasa Kegelapan akan bangkit menjadi pemimpin dan menghancurkan dunia.

Perang telah mulai ketika digarisbawahi kematian Willy. Kau harus tau, roh Willy tidak beranjak pergi. Rohnya tersimpan di sebuah danau--Danau Jiwa.

Ketika sang pemburu mengorbankan separuh dari umurnya, kebangkitan Willy akan menjadi awal petaka.

***

Viv Ivins Triangle adalah puteri tunggal keluarga Anna Triangle--keluarga utama klan Triangle. Gadis yang biasa disapa Vivin itu sangat mempercayai pertanda. Seumur hidupnya, ia selalu berhasil menghindari berbagai masalah berkat pertanda di sekelilingnya. Tapi ia tak menyadari takdir yang telah tergaris di dalam jiwanya.

Kemampuannya yang melebihi manusia biasa itu membangkitkan monster yang menunggu di sayap-sayap tak kenal waktu, tak kasat mata, tapi selalu mengintai, lapar, dan tak sabar untuk membebaskan diri. Nantinya ia harus membayar mahal akan hal itu.

Ketika kawan menjadi lawan, kebenaran menjadi kebohongan, harapan adalah kata tanpa makna, dan kepercayaan menjadi lelucon belaka, Vivin terjebak dalam pertikaian yang akan mencabik kewarasannya.

***

"Kau dengar aku? Kau hanya perlu berjalan ke jurang itu dan kita akan kembali bersama...," senyum sedih terukir di bibir yang pucat itu.

"Aku mencintaimu, aku bersedia mati untukmu. Kau tak akan kesepian lagi," sahutku. Air mata sedih dan bahagia bercampur.

Pemuda itu tertegun mendengar perkataanku. Kemudian ia tersenyum dan berbalik, meninggalkanku sendiri di dalam kegelapan yang maha pekat ini.

"Tidak... Tidak... Tidak!!! Jangan pergi!!!"

Aku terbangun dengan terpekik. Ah... Kembali mimpi buruk membayangiku. Namun kali ini mimpi itu datang terlambat setelah semuanya terjadi.

Sekelebat bayangan menarik perhatianku. Aku mengikutinya, namun tiba-tiba ia mencekikku. Aku melihatnya! Aku melihatnya! Mukanya hitam penuh luka dengan darah yang telah mengering. Bau busuk dari luka yang menganga menyengat hidungku.

Aku terus meronta-ronta dan menendangnya, tapi ia cukup kuat. Dalam ketakutan, aku masih sempat meraba-raba dan mendapati garpu yang ada di atas meja. Tak ada waktu lagi. Aku menggunakan cara barbar, cara yang hanya dilakukan oleh makhluk yang mempunyai gigi--menggigit. Selama sepersekian detik ia melonggarkan cekikannya, tapi itulah yang kubutuhkan. Aku menusukkan garpu ke lehernya.

"Arghhh...."

"Suatu hari kau harus membayar akan hal ini, bajingan!!!"

Tiba-tiba muncullah angin puyuh dari sudut kamarku. Pemburu itu tersedot kedalamnya dan... Blap! Ia menghilang.

***

Purnama akan muncul besok, tepat disaat Hari Jadiku dengan Willy. Aku tahu Willy telah mengalami hal buruk. Ia terus-terusan datang di dalam mimpiku, mengajakku mati bersamanya. Aku harus menepati janji sehidup sematiku dengannya.

***

"Maafkan aku, ia mengancamku. Ia akan membunuh ibuku jika kau tak melakukannya. Dan demi cinta kita miliki, aku ingin kau menyerahkan jiwamu."

"Ya, aku bersedia." Air mata berlinang di mata gadis itu.

"Berjalanlah ke arah jurang itu. Dan kita akan bersama selamanya, Vivin"

Gadis itu berjalan mantap--tanpa keraguan. Sampai tibalah ia di bibir jurang. Ia kembali mengingat masa-masa bersama orang-orang yang dicintainya. Ia pikir itulah saat terakhirnya untuk mengingat mereka.

"Tunggu!!! Tunggu!!! Apa yang kau maksud dengan umur Kinn hanya tinggal 10 menit lagi?"

"Aku tak mengerti. Aku tak ada mengatakannya padamu."

"Apa yang kau lakukan pada saat itu? Apa yang kau pikirkan?"

"Aku memikirkan ibuku."

Pemuda itu terdiam--tanda tak mengerti. Tapi suara-suara itu kembali terdengar.

'Umur Kinn telah berkurang setengahnya saat percobaan pembunuhan pertama terhadap Vivin lima belas tahun yang lalu. Jadi seharusnya saat ini umur Kinn di dunia sudah habis.'

"Mengapa kau terdiam? Bukannya sudah saatnya untuk jiwaku pergi?"

"Tidak! Tidak! Tidak! Teruslah berpikir. Ingatlah tentang pemburu terakhir itu--Kinn. Pikirkan tentang segala sesuatu tentangnya!" Bentak pemuda itu tanpa sadar.

'Aku mencintainya, sungguh mencintainya. Tapi aku tak bisa mengkhianati klan. Dia harus mati! Willy hanyalah medium! Aku telah kehilangan banyak waktu.'

Tiba-tiba alam mengamuk. Angin puyuh hitam --yang penuh kebencian--mengantarkan sang pemburu terakhir.

"Kurasa kau sudah menyadarinya, Willy. Tak banyak waktu lagi, cepatlah kau pergi ke alam baka, Vivin!"

"Aku Viv Ivins, anak dari Lucifer Anna Triangle. Aku tak pernah diperintah oleh siapapun! Tidak juga kau Kinn!"

Vivin menyerang Kinn dengan pedang yang selalu dibawanya. Tapi Kinn dapat menghindar. Lalu Kinn menebaskan pedangnya yang panjang dan lurus ke arah Vivin--membalas serangan pertama dari Vivin. Serangan yang tiba-tiba itu membuat lengan kanan Vivin terluka.

Kembali Vivin menghunuskan pedangnya dan menyerang dengan cepat. Kinn yang sempat lengah tak dapat menghindar. Vivin menerjang Kinn hingga terjatuh dan mendarat dengan kikuk di atasnya. Pedang Kinn terlepas dari tangannya dan jatuh tepat di depan roh pemuda yang bernama Willy itu.

Vivin lalu menghujam jantung Kinn dengan membabi buta. Ia berkali-kali menusukkan pedangnya itu ke dada Kinn. Hingga akhirnya Vivin kelelahan dan berjalan menjauh dari tubuh Kinn. Ia melepaskan pedangnya yang penuh darah dengan gemetaran. Semula ia mengira Kinn telah mati. Tapi tidak. Dengan kekuatannya yang hampir habis ia mencoba duduk.

"Apakah cinta itu hanya untuk manusia wahai Sang Maha Pencipta?" tanya Kinn sembari mendongakkan kepala ke langit.

"Apakah cinta tidak bisa di miliki oleh iblis sekalipun? Inikah takdir Mu wahai Sang Maha Penguasa?" tanyanya lagi.

Ia menoleh ke arah Vivin.

"Maafkan aku. Aku sungguh-sungguh cinta padamu...."

Petir dengan ganasnya menyambar tubuh Kinn. Bersamaan dengan itu, roh Willy menghilang. Ia tlah kembali ke tempat dimana ia seharusnya. Dan tinggal lah Vivin sendirian menangis tersedu sedan.

***

Pekanbaru, 25 Juni 2014.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Senin, 09 Juni 2014

BOCAH MISTERIUS

Cerita Hantu - Bocah itu menjadi pembicaraan dikampung Ketapang. Sudah tiga hari ini ia mondar-mandir keliling kampung. Ia menggoda anak-anak sebayanya, menggoda anak-anak remaja diatasnya, dan bahkan orang-orang tua. Hal ini bagi orang kampung sungguh menyebalkan. Yah, bagaimana tidak menyebalkan, anak itu menggoda dengan berjalan kesana kemari sambil tangan kanannya memegang roti isi daging yang tampak coklat menyala. Sementara tangan kirinya memegang es kelapa, lengkap dengan tetesan air dan butiran-butiran es yang melekat diplastik es tersebut.

Pemandangan tersebut menjadi hal biasa bila orang-orang kampung melihatnya bukan pada bulan puasa! Tapi ini justru terjadi ditengah hari pada bulan puasa! Bulan ketika banyak orang sedang menahan lapar dan haus. Es kelapa dan roti isi daging tentu saja menggoda orang yang melihatnya.

Pemandangan itu semakin bertambah tidak biasa, karena kebetulan selama tiga hari semenjak bocah itu ada, matahari dikampung itu lebih terik dari biasanya. Luqman mendapat laporan dari orang-orang kampong mengenai bocah itu. Mereka tidak berani melarang bocah kecil itu menyodor-nyodorkan dan memperagakan bagaimana dengan nikmatnya ia mencicipi es kelapa dan roti isi daging tersebut. Pernah ada yang melarangnya, tapi orang itu kemudian dibuat mundur ketakutan sekaligus keheranan. Setiap dilarang, bocah itu akan mendengus dan matanya akan memberikan kilatan yang menyeramkan. Membuat mundur semua orang yang akan melarangnya.

Luqman memutuskan akan menunggu kehadiran bocah itu. Kata orang kampung, belakangan ini, setiap bakda zuhur, anak itu akan muncul secara misterius. Bocah itu akan muncul dengan pakaian lusuh yang sama dengan hari-hari kemarin dan akan muncul pula dengan es kelapa dan roti isi daging yang sama juga! Tidak lama Luqman menunggu, bocah itu datang lagi. Benar, ia menari-nari dengan menyeruput es kelapa itu. Tingkah bocah itu jelas membuat orang lain menelan ludah, tanda ingin meminum es itu juga.

Luqman pun lalu menegurnya.. Cuma,ya itu tadi,bukannya takut, bocah itu malah mendelik hebat dan melotot, seakan-akan matanya akan keluar. "Bismillah.. ." ucap Luqman dengan kembali mencengkeram lengan bocah itu. Ia kuatkan mentalnya. Ia berpikir,kalau memang bocah itu bocah jadi-jadian, ia akan korek keterangan apa maksud semua ini. Kalau memang bocah itu "bocah beneran" pun, ia juga akan cari keterangan, siapa dan dari mana sesungguhnya bocah itu.

Mendengar ucapan bismillah itu, bocah tadi mendadak menuruti tarikan tangan Luqman. Luqman pun menyentak tanggannya, menyeret dengan halus bocah itu, dan membawanya ke rumah. Gerakan Luqman diikuti dengan tatapan penuh tanda tanya dari orang-orang yang melihatnya. "Ada apa Tuan melarang saya meminum es kelapa dan menyantap roti isi daging ini? Bukankah ini kepunyaan saya?" tanya bocah itu sesampainya di rumah Luqman, seakan-akan tahu bahwa Luqman akan bertanya tentang kelakuannya. Matanya masih lekat menatap tajam pada Luqman. "Maaf ya, itu karena kamu melakukannya dibulan puasa," jawab Luqman dengan halus,"apalagi kamu tahu, bukankah seharusnya kamu juga berpuasa? Kamu bukannya ikut menahan lapar dan haus, tapi malah menggoda orang dengan tingkahmu itu.."

Sebenarnya Luqman masih akan mengeluarkan uneg-unegnya, mengomeli anak itu. Tapi mendadak bocah itu berdiri sebelum Luqman selesai. Ia menatap Luqman lebih tajam lagi.

"Itu kan yang kalian lakukan juga kepada kami semua! Bukankah kalian
yang lebih sering melakukan hal ini ketimbang saya..?! Kalian selalu
mempertontonkan kemewahan ketika kami
hidup dibawah garis kemiskinan
pada sebelas bulan diluar bulan puasa? Bukankah kalian yang lebih sering melupakan kami yang kelaparan, dengan menimbun harta sebanyak-banyaknya dan melupakan kami?

Bukankah kalian juga yang selalu tertawa dan melupakan kami yang sedang
menangis? Bukankah kalian yang selalu berobat mahal bila sedikit saja sakit
menyerang, sementara kalian mendiamkan kami yang mengeluh kesakitan
hingga kematian menjemput ajal..?! Bukankah juga di bulan puasa ini hanya pergeseran waktu saja bagi kalian untuk menahan lapar dan haus? Ketika bedug maghrib bertalu, ketika azan maghrib terdengar, kalian kembali pada kerakusan kalian...!?"

Bocah itu terus saja berbicara tanpa memberi kesempatan pada Luqman untuk menyela. Tiba-tiba suara bocah itu berubah. Kalau tadinya ia berkata begitu tegas dan terdengar "sangat" menusuk, kini ia bersuara lirih, mengiba.

"Ketahuilah Tuan.., kami ini berpuasa tanpa ujung, kami senantiasa berpuasa meski bukan waktunya bulan puasa, lantaran memang tak ada makanan yang bisa kami makan. Sementara Tuan hanya berpuasa sepanjang siang saja.

Dan ketahuilah juga, justru Tuan dan orang-orang di sekeliling Tuan lah yang menyakiti perasaan kami dengan berpakaian yang luar biasa mewahnya, lalu kalian sebut itu menyambut Ramadhan dan 'Idul Fithri? Bukankah kalian juga yang selalu berlebihan dalam mempersiapkan makanan yang luar biasa bervariasi banyaknya, segala rupa ada, lantas kalian menyebutnya dengan istilah menyambut Ramadhan dan 'Idul Fithri?

Tuan.., sebelas bulan kalian semua tertawa di saat kami menangis, bahkan pada bulan Ramadhan pun hanya ada kepedulian yang seadanya pula. Tuan.., kalianlah yang melupakan kami, kalianlah yang menggoda kami, dua belas bulan tanpa terkecuali termasuk di bulan ramadhan ini. Apa yang telah saya lakukan adalah yang kalian lakukan juga terhadap orang-orang kecil seperti kami...!

Tuan.., sadarkah Tuan akan ketidak abadian harta? Lalu kenapakah kalian masih saja mendekap harta secara berlebih? Tuan.., sadarkah apa yang terjadi bila Tuan dan orang-orang sekeliling Tuan tertawa sepanjang masa dan melupakan kami yang semestinya diingat? Bahkan, berlebihannya Tuan dan orang-orang di sekeliling Tuan bukan hanya pada penggunaan harta, tapi juga pada dosa dan maksiat.. Tahukah Tuan akan adanya azab Tuhan yang akan menimpa? Tuan.., jangan merasa aman lantaran kaki masih menginjak bumi. Tuan..., jangan merasa perut kan tetap kenyang lantaran masih tersimpan pangan 'tuk setahun, jangan pernah merasa matahari tidak akan pernah menyatu dengan bumi kelak...."

Wuahh..., entahlah apa yang ada di kepala dan hati Luqman. Kalimat demi
kalimat meluncur deras dari mulut bocah kecil itu tanpa bisa dihentikan.

Dan hebatnya, semua yang disampaikan bocah tersebut adalah benar adanya! Hal ini menambah keyakinan Luqman, bahwa bocah ini bukanlah bocah sembarangan. Setelah berkata pedas dan tajam seperti itu, bocah itu pergi begitu saja meninggalkan Luqman yang dibuatnya terbengong-bengong.

Di kejauhan, Luqman melihat bocah itu menghilang bak ditelan bumi. Begitu sadar, Luqman berlari mengejar ke luar rumah hingga ke tepian jalan raya kampung Ketapang. Ia edarkan pandangan ke seluruh sudut yang bisa dilihatnya, tapi ia tidak menemukan bocah itu.

Ditengah deru nafasnya yang memburu, ia tanya semua orang di ujung jalan, tapi semuanya menggeleng bingung. Bahkan, orang-orang yang menunggu penasaran didepan rumahnya pun mengaku tidak melihat bocah itu keluar dari rumah Luqman! Bocah itu benar-benar misterius! Dan sekarang ia malah menghilang! Luqman tidak mau main-main. Segera ia putar langkah, balik ke rumah. Ia ambil sajadah, sujud dan bersyukur. Meski peristiwa tadi irrasional, tidak masuk akal, tapi ia mau meyakini bagian yang masuk akal saja. Bahwa memang betul adanya apa yang dikatakan bocah misterius tadi. Bocah tadi memberikan pelajaran yang berharga, betapa kita sering melupakan orang yang seharusnya kita ingat.. Yaitu mereka yang tidak berpakaian, mereka yang kelaparan, dan mereka yang tidak memiliki penghidupan yang layak.

Bocah tadi juga memberikan Luqman pelajaran bahwa seharusnya mereka yang sedang berada diatas, yang sedang mendapatkan karunia Allah, jangan sekali-kali menggoda orang kecil, orang bawah, dengan berjalan membusungkan dada dan mempertontonkan kemewahan yang berlebihan.

Marilah berpikir tentang dampak sosial yang akan terjadi bila kita terus menjejali tontonan kemewahan, sementara yang melihatnya sedang membungkuk menahan lapar. Luqman berterima kasih kepada Allah yang telah memberikannya hikmah yang luar biasa. Luqman tidak mau menjadi bagian yang Allah sebut mati mata hatinya.

Sekarang yang ada dipikirannya sekarang , entah mau dipercaya orang atau tidak, ia akan mengabarkan kejadian yang dialaminya bersama bocah itu sekaligus menjelaskan hikmah kehadiran bocah tadi kepada semua orang yang dikenalnya, kepada sebanyak-banyaknya orang.

Kejadian bersama bocah tadi begitu berharga bagi siapa saja yang menghendaki bercahayanya hati. Pertemuan itu menjadi pertemuan yang terakhir. Sejak itu Luqman tidak pernah lagi melihatnya, selama-lamanya. Luqman rindu kalimat-kalimat pedas dan tudingan-tudingan yang memang betul adanya. Luqman rindu akan kehadiran anak itu agar ada seseorang yang berani menunjuk hidungnya ketika ia salah.

Sumber : kisah-misteri. info. com


****


Powered by Telkomsel BlackBerry®