Rabu, 14 Januari 2015

FF - Topeng

Oleh Alya Annisaa

Menunggu bukanlah kegiatan yang tepat untukku. Seringkali aku kehilangan seluruh kesabaranku ketika melakukan hal ini. Tiga puluh menit sudah aku menunggu Viona. Huh, ke mana saja sih itu anak? Oh, sh*t!

"Hei, belum pulang?"

Astaga! Hampir saja jantungku mencelos ketika mendengar suara orang yang menyebalkan ini.

"Iya, emang! Gak punya mata ya?" jawabku ketus.

"Mata hatiku udah buta, Al."

"Tuh, gombalin aja cabe-cabean depan halte. Gue gak mempan dengan kata-kata bodoh dari lo!"

"Kenapa ketus banget sih? Ke mana Alya yang dulu?"

"Oh, iya dong. Kalo udah jadi mantan, ya , sadar diri aja. Lagian gue udah punya cowok kok," ucapku sambil tersenyum tipis.

"Oh, ya?" katanya datar. Aku tahu, di balik kata-kata itu, terselip sebuah rasa kecewa yang amat dalam.

"Ah, dasar jones! Udah sana, pergi lo!" bentakku.

"Cowok kamu ... siapa cowok kamu sekarang?"

"Kepo banget sih! Lo gak perlu tau. Yang jelas cowok gue jauh lebih dewasa dan lebih ganteng dari lo!"

Aku berbalik lalu berjalan pergi meninggalkannya. Tapi, belum berapa langkah aku melangkah, ia mencekal tanganku.

"Aku belum selesai dengan kamu!"

"Apa-apaan sih lo!"

"Jangan noleh. Jangan ngeluarin suara. Sedikit aja kamu noleh, sedikit aja kamu ngeluarin suara ... akan aku tahan!"

Dia melepaskan cekalannya. Aku pun melangkah pergi. Seperti permintaan Daniel, aku tidak menoleh sama sekali. Tidak mengeluarkan suara sedikit pun.

Akhirnya aku tiba di tepi jalan, dan menghilang dari pandangannya. Oke, aku berhasil mengalahkannya. Aku ... aku berhasil. Aku berhasil menjatuhkan mental orang yang telah menghancurkan hatiku setahun yang lalu. Namun ada satu hal yang tidak diketahui Daniel. Aku tidak ingin menoleh, tidak ingin mengeluarkan suara, hanya karena dengan cara itulah aku bisa menyembunyikan air mataku.

***



Powered by Telkomsel BlackBerry®