Sabtu, 28 Desember 2013

JANJI

JANJI

BY: MELODY,

"Apa kau tulus mencintai ku dy?"
Tanyaku kepada pria dihadapanku.

"Kenapa kamu bertanya seperti itu? Apa kurang jelas bagimu aku menunjukkan ketulusanku? Apa kau ragu pada cintaku?"

"Bukan aku tak percaya dengan ucapanmu, aku hanya takut kehilangan mu. Aku terlalu mencintai mu. Aku takut tersingkir dari hatimu dy."

"Aku berjanji mel, takkan ada yg mampu menyingkirkanmu dari hati ku, takkan ada."

"Benarkah ucapanmu?"

"Ya melody... Kau takkan tergantikan disini, dijantung ini."

Ucap ardyanto mantap, sambil menunjuk dada kiri tempat jantungnya berada.

"Jantung hatimu itu milikku?"

"Tentu saja gadis ku, jantung ini akan selamanya jadi milikmu."

jawab ardyanto sekali lagi, dengan senyum manisnya yg selalu membuatku tak mampu untuk menghindar dari hadapannya.


Aku dan ardyanto memang sudah lumayan lama berpacaran, berawal dari perkenalan yg tak disengaja lewat telfon. Aku salah memasukkan nomor teman saat ingin menelfon.
Memang hanya salah satu angka, tapi ternyata kesalahan itu bisa membawaku kedalam satu hubungan cinta yg begitu indah.

Dua tahun sudah kami berpacaran, tapi ardyanto belum pernah memperkenalkan aku pada kedua orang tuanya.
Pernah sekali dia membawaku kerumahnya, tapi saat itu dirumah tak ada orang tuanya. Hanya ada adik laki lakinya well. Itu nama panggilannya, nama aslinya aku tak tau.


Well pernah menelfon ku dengan mencuri nomer handphone ku dari hanphone kakaknya itu.

"Maaf... Apa benar ini kak melody?"
Tanya suara dari ujung sana

"Ya... Ini saya melody, dengan siapa yah?"

"Maaf kak melody, ini aku well adiknya bang ardy,"

"Oh well.. Ada apa nelpon"

"Ga ada apa apa kok kak, hanya saja... Aku"

Terdengar suara well berhenti, seakan enggan melanjutkan ucapannya.

"Hallo well, ada apa?"

"Maaf kak, tapi tolong jangan cerita sama bang adry, kalau aku nelfon kakak."

"Oh... Kalau kamu maunya gitu, aku ga akan cerita"

"Beneran ya kak, soalnya aku tak mau kalau nanti jadi ribut dengan bang ardy"

Aku menangkap sebuah gelagat aneh dengan pembicaraan well. Tapi aku menyembunyikan kecurigaanku itu.

"Benar, aku janji."
Ucapku meyakinkan orang dibalik telepon.

"Kak, bukannya aku tak suka kakak berpacaran dengan abang ku, tapi kalau bisa. Tolong kakak jauhi bang ardy, aku tak mau nanti kakak kecewa dan menyesal"

Tut..tut..tuuutt...
Telepon dimatikan, aku hanya menghela nafas seraya mengangkat kedua bahuku.
Aku mencoba melupakan ucapan well dan tak pernah mengatakan soal itu pada ardyanto kekasihku.


Pagi pagi betul, aku mendapat telfon dari orang tuaku dikampung. Yg mengatakan ayahku masuk rumah sakit karna penyakit ayah kambuh lagi.
Ayah ku dulunya seorang peminum berat, sehingga penyakit liver itu pun dengan senangnya tinggal dihati (liver) ayah.
Ibu meminta agar aku pulang kampung.


Di bandara sore itu, aku dan ardy duduk berdampingan, sebenarnya aku tak ingin meninggalkan ardy. Aku mengajaknya ikut kekampung halamanku. Tapi... Karna kerjaan yg menuntut, ardy pun tak bisa ikut.

"Aku takkan lama, begitu ayah sembuh. Aku pasti langsung pulang."
Ucapku pada ardy yg tak dapat menyembunyikan airmatanya. Semenjak kami berpacaran dua tahun ini, aku memang belum pernah jauh dari ardy. Dimana ada ardy, disitu ada aku. Dimana ada aku, ardypun ada disitu. Kecuali kalau kami sedang bekerja, karna jurusan pekerjaan kami memang berbeda, tentu tak akan bisa untuk bekerja dikantor yg sama.

"Berjanjilah kau tidakkan pernah menghianati ku selama disana."
Ardy berkata dengan airmata yg tak hentinya mengalir dari sudut matanya dan jatuh sampai kepipi.

"Aku janji dy, dan kau juga harus selalu ingat akan janjimu."
Akupun tak dapat menahan airmataku lagi.

"Takkan, jantung ini akan tetap jadi milik mu. Jantung hatiku."
Kembali ardy mengingatkan janjinya itu dan menunjuk jantungnya dengan jari telunjuknya.
Kamipun berpelukan dengan derai airmata.

Jam keberangkatan ku pun tiba, aku berjalan memasuki ruang boording dan ardy hanya menatap ku dari dinding kaca pemisah itu.


*************
Sekarang, setelah dua bulan aku di desaku. Hari ini aku kembali berada disini dibandara hangnadim tempat ardy mengantarku kala itu.
Dan ardy jugalah yg akan menjemputku.
Seorang pria berbadan tinggi dan tegap, berdiri sambil melambai tangan padaku.
Akupun berlarian kecil sembari menarik koper ku menuju pria yg ku rindukan itu.

Kami berpelukan melepas rindu, tapi aku merasa dia tak sehangat dulu lagi. Pelukan dan senyuman itu seakan dipaksakan.

Hampir satu jam perjalanan, aku tiba dirumah kontrakan ku di bilangan nagoya. Ardy juga ikut masuk seperti biasanya.
Dua bulan ku tinggal, kini kamar ku terasa pengap dan berdebu.
Lita teman ku mengontrak rumah itu pun tersenyum dan berlari kepelukanku saat dia tau aku pulang.

Kulihat ardy berbicara pada seseorang melalui handphone nya.
Setelah memasukkan handphone nya kedalam saku, ardy berjalan menemui aku dan lita.

"Mel, maaf aku harus segerah pulang. Ibuku meminta ku menemaninya berbelanja."
Ucap ardy dengan wajah menyesal.

"Oke, no problem."
Jawab ku singkat.

"Jangan kecewa gitu wajahnya, nanti malam kita keluar. Aku kangen makan malam berdua dengan mu."

Akupun tersenyum mendengar ucapan ardy yg kini melambaikan tangannya dan menaiki motor gede kesayangannya.


Durrt durrtt...
Handphone ku bergetar, kulihat dilayar ada panggilan dari ibu. Aku lalu menghubungi ibu untuk memberitahu bahwa aku telah tiba di kota batam tempatku bekerja.

"Assalamwalaikum bu.."

"Walaikumsalam... Gimana mel? Kamu sudah sampai nak?"

"Sudah bu, ini baru tiba di kontrakan."

"Oh.. Syukurlah, kamu sudah sampai"
Aku dan ibu berbincang bincang sebentar.
Dan setelah mengucap salam kembali, aku menutup pembicaraan. Kulihat ada panggilan tidak terjawab, nomer baru. Ku hubungi karna merasa penasaran, mungkin ada temanku yg tukar nomer.

"Hallo kak melody,,, masih ingat aku ga? Ini well"

"Oh... Well, ada apa?"

"Kakak sudah sampai dibatam?"

"Ia, ini baru sekitar setengah jam"

"Bisa kakak datang sebentar ke top 100 penuin? Ada hal penting yg harus kakak ketahui."

Setelah berfikir senbentar, akupun meng ia kan ucapan well.
Aku tak perlu berganti pakaian dan mandi, karna ini hanya sebentar. Kontrakan yg tak jauh dari top 100 penuin itupun ku tempuh dengan taksi.

Ku lihat well duduk menantikan ku di 'ring resto' lantai dua plaza itu. Kuhampiri well dan duduk berhadapan dengan well.

"Ada apa kau panggil aku kesini well?"
Tanyaku yg melihat well hanya diam saja menyambut kehadiranku.

"Duduklah sebentar kak, nanti baru aku kasih tau kakak. Pesanlah makanan atau minuman. Mungkin kakak haus."

Aku pun memesan orange jus dan tanpa makanan. Sebenarnya aku ingin istirahat melepas penat, karna nanti malam aku dan ardy akan dinner.

Setengah jam sudah waktu ku terbuang, orange jus yg ku pesan tadipun sudah tinggal setengah. Tapi well tak juga memulai pembicaraan. Aku mulai bosan juga ngantuk dan berniat pulang saja. Karna percuma kuhabiskan waktu tapi well tak memberitahuku apa maksud panggilannya.
Disela kebosanan ku , well menunjuk kearah belakang ku dan mulai berbicara.

"Coba kakak lihat itu, itu bang ardy dan donna istrinya."

Serrrr
Darahku serasa naik hingga ke ubun ubun. Aku tak percaya dengan apa yg ku lihat. Ku lihat ardy sedang berjalan bergandengan memilih milih pakaian di toko butik plaza itu.
Dan sangat lebih tak percaya lagi, mendengar kata kata 'istri' dari mulut well.
Kupandangi ardy dan perempuan itu, hingga mereka keluar dan meninggalkan butik itu tanpa melihat kearah ku.
Betapa manjanya wanita itu dibuat olehnya.

"Apa katamu tadi? Istri?"
Tanyaku menatap well meminta penjelasan.

"Ia kak, sebenarnya setahun yg lalu. Bang ardy dan dona sudah bertunangan. Mereka dijodohkan oleh orang tua donna dan orang tua kami. Awalnya memang bang ardy menolak, tapi karna dorongan keluarga, akhirnya bang ardy pun menerima perjodohan itu. Mereka bertunangan setahun yg lalu. Dan menikah hampir dua bulan sudah."

Hatiku hancur luluh lantah mendengar penuturan well, aku tak bertanya lagi dan segera meninggalkan well sendiri di tempat itu.


Dikamar aku menangis, menumpahkan semua airmataku.

"Jadi, saat aku pulang ke kempung, ardy menikah dengan perempuan bernama dona itu?"
Aku bertanya sendiri didalam hati ku. Tangisku pecah tak mampu ku tahan lagi.


**************
Ardy datang menjemputku dan aku sudah rapi untuk dinner malam ini. Radyt duduk menanti ku di ruang tamu rumah kontrakan itu. Ku ambil tas ku dan segera ku jumpai ardy.

Motor gede ardy meluncur diindahnya cahaya lampu jalan.
"Aku ingin, malam ini merebut jantung hati milikku itu dari tangan donna istri nya itu."
Batin ku dan memeluk ardy dengan kencangnya dari belakang.

Didepan sebuah toko aku meminta ardy menghentikan sebentar motornya. Aku masuk kedalam toko itu dan ditunggu oleh ardy di parkiran.
Setelah barang yg ingin kubeli itu kubayar di kasir, segera ku masukkan kedalam tas yg ku sandang sedari tadi.
Kulihat ardy tersenyum manis kepadaku, senyum yg membuatku tak sanggup beranjak jauh darinya.

"Dy, aku pengen kita kejembatan barelang saja, aku ingin menikmati jagung bakar aja malam ini."
Kataku pada ardy dan tak pernah melepaskan pelukanku dari pinggangnya.

"Baiklah princess ku, kita kesana"
Jawab ardy membuatku merasa akulah segalanya.

Aku memesan sepuluh jagung bakar dengan rasa yg pedas. Setelah itu, kami mencari tempat untuk duduk bersantai ditepi jembatan layang itu.

Kupandang ardy dengan tatapan sayu ku, airmata ku pun tak kuasa kutahan lagi mengingat semua penghianatan itu.

"Kenapa menangis melody ku?"
Tanya ardy yg melihat airmataku mengalir deras tanpa dapat ku hentikan.

"Tak apa, aku hanya ingi kau peluk. Aku ingin kau memelukku dan mengucapkan janji yg pernah kau ucapkan padaku"
Jawab ku dengan airmata yg terus mengalir. Ardy lalu menarikku kedalam pelukannya, dan mulai mengucapkan janji yg perna di ucapkan dulu kepadaku.

" Aku berajanji, takkan ada seorangpun yg sanggup menyingkirkan mu dari hatiku, dari jantung hatiku, kau pemilik jantung hati ku ini"
Kata kata ardy membuat hatiku semakin hancur, aku tau ardypun menangis saat mengucapkan kembali janjinya itu. Kupeluk ardy semakin eratnya, begitu juga ardy memelukku tanpa melepaskanku sedikitpun.


Perlahan kuraba tas ku, dan kugenggam sebuah benda yg kubeli di toko tepi jalan tadi.

Jjjuuukkk...
Sebuah belati ku tusukkan kepunggung ardy.
"Ahhkkk... Apa apaan ini melody? Kenapa kau menyakitiku?"
Tanya ardy yg segera melepaskan pelukannya.

"Sebentar sayang, aku tak ingin menyakitimu. Aku hanya ingin mengambil hak ku."
Jawabku dan ku tusukkan benda itu kearah dada bidangnya.

"Aaakkkhhhh.. Me...me..."
Tak sempat ku tunggu ucapan adry, ku robek dada bidangnya dan ku julurkan tanganku kedalam lubang bekas belatih itu. Terasa darah ardy hangat ditanganku. Kutarik dengan paksa jantung milik ardy.
Dalam sekejap, ardipun menghembuskan nafas terakhirnya.

Ku masukkan jantung milikku itu kedalam sebuah toples, lalu ku tutup toples kaca itu dengan rapatnya.

Kurogo hanphone milik ardy, kucari nama donna atau istri dikontak handphone itu.
Kuketik sebuah sms dan ku kirim kesebuah nama kontak bertuliskan 'my wife' itu.

"Jemputlah milik mu di jembatan dua barelang. Aku sudah mengambil milikku. Ambillah tubuhnya untuk mu, aku sudah mengambil hak ku. JANTUNG HATI suami mu/kekasih ku ardy."

Kuletakkan handphone milik ardy kerempatnya semula, dan kutatap tubuh tak bernyawa itu.

"Sayang,,, aku hanya mengambil milikku. Kau yg menjanjikan jantung ini milikku. Jadi... Kurasa aku tak jahat, bila mengambil milikku."
Ku ucapkan kata kata itu lalu meraih toples berisikan jantung hati milikku.


Aku berjalan kaki menyusuri gelapnya malam memabawa jantung hatiku pergi bersama ku.


*********end*************
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Minggu, 08 Desember 2013

KOTAK MUSIK BERDARAH Part 2

"aku memang bukan kakakmu, aku adalah marina sekarang berikan kotak itu padaku kalau tidak akan kubunuh kau".
 Wajah marry terlihat menyeramkan karena terkena cahaya dari kilatan petir,"tidak, aku tidak akan memberikanya" ucap cindy dengan sangat ketakutan iapun kelur dari kamar nya dan lari menurununi tangga, tapi marina mengejarnya, cindy terpeleset dan  terjatuh dari tangga ia tersunggkur dan kotak yang ia genggam pun terlepas. Cindy berusaha berdiri untuk mengambil kotak itu tapi belum sempat ia bangkit tangan marry mencekiknya, cindy berusaha melepaskannya tapi tidak bisa, ia berusaha meraih kotak music yang tidak jauh darinya, marina melihatnya dan berusaha menghalanginya. Cindi berhasil meraih kotak itu lalu melemparkannya ke tunggu perapian di ruangan itu,seketika api nya pun membesar "tidaakkk..!!!" teriak marina lalu ia mulai melepaskan cengkramannya dari leher cindy, cindy hampir kehabisan nafas dadanya sesak ia melihat kakaknya berteriak seperti kesakitan lalu kakaknya pun jatuh pingsan cindy berlari menghampiri kakak nya dan menepuk pipi nya,"kakak, kakak sadarlah" ucap cindy sambil menangis tak lama kemudian marry pun sadar ia melihat keadaan sekelilingnya gelap, dan ia melihat adiknya yang menangis mendekap nya."kakak, kau sudah sadar, kau telah kembali kakak", ucap cindy senang marry pun bangun dan langsung memeluk adik nya merekapun menangis bahagia." Lalu mereka duduk di sofa sambil melihat ke tungku perapian dan merenungi kejadian yang baru saja mereka alami, kotak itu sekarang telah lenyap begitu juga dengan marina.
 
SELESAI
Powered by Telkomsel BlackBerry®

KOTAK MUSIK BERDARAH

KOTAK MUSIK BERDARAH
 
By: Miftah Nurhidayati
Semoga kalian suka, selamat membaca…………
 
Saat pagi menjelang matahari mulai menampakan cahayanya di ufuk timur, terdengar suara yang cukup ramai disebuah rumah. Marry dan cindy dua kakak beradik ini tengah mempersiapkan barang2 untuk untuk liburannya kerumah nenek Sally, ayahnya jack tengah sibuk memanaskan mobil dan ibunya rossi tengah mempersiapkan bekal makanan untuk perjalanan nanti. Setelelah semuanya siap mereka pun berangkat, di perjalanan cindy terus berceloteh sedangkan marry asik mendengarkan music dengan ipod nya." Ma apa nenek tahu kita akan akan mengunjunginya hari ini?" terdengar suara cindy yang bersemangat," tidak sayang, nenek tidak tahu" jawab ibunya dengan senyum manis di wajahnya "bagus kalau begitu, aku akan memberikan kejutan untuk nenek. Kakak apa kau sudah menyiapkan kado untuk nenek?". "Tidak.." jawab marry dengan santai, " kakak tega sekali, apa kakak tidak menyayangi nenek" ucap cindy dengan cemberut "ah.. kau ini cerewet sekali" ucap marry membuat adiknya menjadi kesal." Mama sudah menyiapkannya sayang kau tidak perlu kesal dengan kakak mu" ucap ibunya membuat cindy senyum kembali. Tiba2 mobil mereka berhenti mendadak karena seperti menabrak sesuatu, " ada apa pa?" tanya cindy cemas,"tadi papa seperti mellihat kucing hitam melintas dan menabrak mobil kita" ujar ayah nya kemudian turun untuk memeriksanya tapi tidak ada apa"aneh tadi seperti ada yang menabrak" dalam hati jack bertanya2 merekapun kembali melanjutkan perjalanan."ma aku takut" ucap cindy lirih, " tidak ada apa2 sayang tenanglah" ucap ibunya untuk menenangkan hati cindy tapi sebenarnya dalam hatinya merasa gelisah." Tidak ada yang perlu ditakutkan,dasar  kau ini memang penakut" ucap marry dengan tidak peduli.
 
Setelah beberapa jam perjalanan  merekapun tiba juga di rumah nenek, "nenek..!!" teriak cindy sambil berlari kearah neneknya lalu memeluknya,"oh.. cindy sayang kau datang tanpa membertahu nenek" ucap wanita tua berumur 50 tahun itu dengan bahagia. Marry menyusul dibelakang, "kau tidak ingin memeluk nenek?","aku lelah,aku  ingin istirahat didalam" ucap marry dengan dingin. Marry memang berbeda dengan adiknya yang selalu tampak ceria tapi neneknya sudah memahami itu sejak kecil marry tidak berubah pendiam dan selalu tidak peduli. Setelah melepas lelah marry ingin berjalan2 sebentar karena suasana di tempat neneknya sangat nyaman jauh dari keramaian, dengan mengenakan celana jeans kaus hitam dan memakai topi tak lupa ia membawa kamera  kesayangan nya marry memang sedikit tomboy dan hoby sebagai fotografer."kakak, kau mau kemana aku ikut" terdengar suara cindy dari belakang dengan wajah memelas,"huuuhh" marry menghela nafas ia pun mengiyakan karena tak ingin berdebat dengan adik nya sebenarnya marry menyayangi adiknya tapi memang begitulah sifat marry.
Saat berjalan2 sambil memotret pemandangan disekitarnya cindy terus berceloteh, tapi marry tidak menghiraukanya lalu ia pun berhenti melihat sebuah rumah tua dengan pohon besar di halamanya rumah itu tampak tak terawat banyak ditumbuhi tanaman liar hingga tampak menyeramkan."rumah itu sangat menyeramkan ya kak, aku jadi takut" ucap cindy," kau memang penakut" ucap marry sambil memotert rumah itu membuat cindy cemberut. Saat marry hedak membidik objek nya tiba2 ia seperti melihat bayangan yang melintas di rumah itu, lalu ia menurunkan kameranya dan memastikan yang baru saja dilihatnya tapi ia tidak melihat apa2."kakak ayo kita pulang harii udah mau sore ni" ajak cindy, "iya baiklah" jawab marry sambil berjalan pulang tapi tiba ada angin kencang menerpa topinya hingga terbang dan jatuh di halaman rumah tua tadi. Marry pun berjalan memasuki halaman rumah itu, marry memang gadis yang berani tak ada rasa takut sedikitpun, ia pun mengambil topinya dan kembali berjalan tapi saat ia hendak melangkah ia mendengar suara pintu terbuka dari arah belakang ia pun berbalik dan melihat pintu rumah itu terbuka sedikit. "maaf, apa ada orang aku hanya mengambil topiku yang jatuh di halam rumahmu" ucap marry tapi tidak ada jawaban, cindy mengampiri kakak nya yang lama sekali mengambil topinya.
"kakak, kau lama sekali apa yang terjadi?ha.. Pintu rumah itu terbuka apa ada orang di dalamnya?" tanya cindy, marry tidak menjawab ia justru medekati rumah itu dan memastikan tidak ada orang, cindy mengikutinya dari belakang marry mulai membuka pintu dengan perlahan" permisi apa ada orang" teriak marry "kakak apa yang kau lakukan, sebaiknya kita pulang saja"ucap cindy sambil menarik baju kakak nya mereka pun masuk kedalam rumah itu, terlihat rumah yang tidak terawat berdebu dan banyak sarang laba-laba" kakak aku takut, ayo kita pulang saja"pinta cindy dengan merengek , "tunggu sebentar, sepertinya rumah ini telah lama ditinggal pemiliknya dan tidak ada yang merawatnya" ucapnya sambil berjalan mendekati sebuah lemari ia mengambil sebuah foto yang telah usang dan berdebu ia mengusap foto itu terlihat seorang gadis kecil berumur 10 tahun sedang memegang kotak kecil berwarna keemasan, "anak yang manis"ucapnya lirih lalu meletakan foto itu ditempatnya tadi saat ia hendak berbalik tak sengaja tangannya menjatuh kan sebuah kotak kecil ia mengambilnya, kotak itu sama seperti yang dipegang gadis  difoto tadi tak sengaja tangan nya membuka kotak itu terdengar bunyi dari kotak itu dan di tengahnya terdapat patung gadis kecil yang berputar, marry seperti terhipnotis dengan suara music itu. Cindy mendekati kakak nya dan menepuk pundak marry pun tersadar" kakak apa yang kau pegang itu?" Tanya cindy, "bukan apa2 hanya mainan anak-anak ayo kita pulang" ucap marry lalu menutup kotak itu dan meletakan nya kembali di tempatnya. Merekapun keluar dari rumah itu, saat pintu rumah itu telah tertutup, kotak music itu tiba-tiba terbuka sendiri mengeluarkan bunyi yang sangat memilukan dan gadis kecil yang berputar ditengah nya seperti mengeluarkan darah dari matanya.
 
Hari sudah mulai gelap telihat langit telah berwarna merah kekuningan, marry dan cindy telah kembali kerumah neneknya lalu mereka mandi. Saat malam tiba, mereka bersiap untuk makan malam saat makan  cindy menceritakan apa yang mereka lakukan tadi siang dirumah itu, lalu tiba-tiba sally menghentikan makannya semuanya pun diam"apa, kalian memasuki rumah itu?" ucap sally seperti khawatir,"benar nek, kakak yang mengajaku aku sudah mencegahnya tapi kakak tidak mendengarkan ku" ucap cindy tanpa ada rasa bersalah, marry menatap cindy dan cindy langsung menunduk."jangan kerumah itu lagi, berbahaya"ucap sally kepada marry, marry hanya diam saja kemudian sally pun menceritakan tentang kejadian 10 tahun lalu yang dialami keluarga James pemilik rumah itu. James dan betty memiliki seorang putri bernama marina, mereka sengat menyayangi marina karena ia anak satu-satunya kelurga itu. Tapi kebahagiaan mereka hilang setelah marina meninggal secara tiba-tiba, marina ditemukan meninggal secara mengenaskan di kamarnya lidahnya terjulur keluar matanya mengeluarkan darah dan di tangan nya memegang sebuah kotak music. Tak ada yang tau penyebab meninggalnya gadis kecil itu, tapi yang pasti peristiwa itu terjadi setelah marina mendapat hadiah sebuah kotak music yang terbuat dari kayu tepat di hari ulang tahunnya ke 10 tahun dari ayahnya. Sejak saat itu mereka pergi meninggalkan rumah dengan meninggalkan semua barang marina, karena tak ingin mengingatkejadian memilukan yang menimpa putrinya itu. Saat mendengarkan cerita neneknya panjang lebar marry teringat dengan foto gadis kecil dan kotak music yang ia lihat di rumah itu, marry jadi sedikit merinding tapi ia segera melupakan nya ia berpikir kalau neneknya hanya menakutinya saja agar tak kembali kerumah itu.
Malam semakin larut, mereka semua sepertinya kelelahan dan beranjak tidur marry dan cindy tidur dalam satu kamar sebenarnya marry lebih senang sendiri tapi ia tak bisa menolak karena memang tak ada kamar lain lagi. Sebelum tertidur cindy terus mengatakan apa yang dikatakan neneknya tadi dan mengingat kejadian di rumah tua itu, ia menganggapnya sangat menarik dan juga menyeramkan seperti hal nya dalam dongeng, cindy memang sering menghayalkan yang aneh-aneh. Tapi marry tak menghiraukannya ia pun tertidur duluan karena lelah mendengarkan celotehan adiknya itu. Cindy menjadi  kesal karena ia tak didengarkan oleh kakanya ia pun memutuskan untuk tidur juga.
 
Saat marry tertidur pulas ia pun bermimpi sedang berada dalam di sebuah rumah, ya rumah tua itu tapi rumah itu tampak indah tak ada tanaman liar ataupun dedaunan yang berserakan yang ada bunga-bunga yang cantik dan indah. Ia lalu masuk kedalam rumah itu, di dalamnya pun tertata rapi tak ada debu dan sarang laba-laba membuat siapa saja nyaman dalam rumah itu, marry seperti mendengar suara music yang indah ia pun mencari sumber nya kakinya melangkah dan mendekat kesebuah kamar ia membuka pintu kamar itu dengan hati-hati terlihat seorang gadis kecil dengan rambut panjang berambut pirang tengah duduk di ranjang membelakanginya. Gadis kecil itu sedang memegang sebuah kotak music ia terlihat bahagia, tiba-tiba gadis itu menoleh menatap marry gadis itu adalah marina dengan tatapan mata yang tajam dan seketika itu juga rumah yang tadinya indah berubah menjadi sangat menyeramkan. Marina mulai mendekati marry perlahan matanya mengeluarkan darah hingga melumuri baju marina bibir nya sangat pucat, suara dari kotak music itu pun berubah menjadi sangat memilukan marry menutup telinga dan mata ia tak sanggup melihat gadis kecil itu  ia sangat ketakutan ia berusaha lari dan keluar dari rumah itu tapi kakinya sangat berat untuk melangkah ia jatuh dan terduduk dilantai marina semakin mendekat dan mengangkat tangannya hendak mencekik marry,"tidaakk...!! jangan, jangan bunuh aku" teriak marry tapi tangan marina telah mencengkram lehernya  ia mulai sesak dan pandangan nya mulai kabur."kakak, kakak bangunlah apa yang terjadi bangunlah kak" terdengar suara cindy panik sama-samar ditelinga marry ia pun terbangun dengan nafas tersengal dan peluh bercucuran di dahinya,"kakak, kau hanya mimpi buruk minumlah," cindy mengambil segelas air putih yang di meja dekat ranjang dan mereka pun kembali tidur.
Pagi mulai menjelang ,cahaya matahari mulai menyinari terdengar suara burung-burung berkicau dan udara yang segar untuk di hirup cuaca hari ini sangat baik tapi tidak dengan suasana hati marry ia merasa kurang baik karena mimpi semalam. Pagi ini mereka semua berencana untuk piknik karena cuaca sangat bersahabat, tapi marry memilih untuk tinggal dirumah saja " sayang apa kau benar tidak ingin ikut, apa kau sakit?" Tanya ibunya dengan cemas, "tidak ma, aku baik-baik saja mama kan tahu kalau aku memang tidak suka piknik" ujar marry dengan santai. Merekapun pergi meninggalkan marry sendiri di rumah. Marry duduk di sofa dan memikirkan mimpinya semalam , mimpi itu serasa begitu nyata karena tak ingin memikirkannya berlama-lama ia pu mengambil laptop nya dan melihat hasil foto bidikan nya kemarin. Ia melihat satu persatu foto-foto nya tapi ia terhenti pada sebuh foto, foto rumah tua itu, ia mengamatinya dan sangat memperhatikannya ia mendekatkan wajahnya ke layar  dan ia seperti melihat sesuatu iapun membesarkan foto itu ia terkejut melihat seperti ada anak perempuan mengintip di balik pohon besar. Iya yakin kalu kemarin ia tak melihatnya sama sekali sungguh kejadian yang ia alami akhir-akhir ini membuat liburannya menjadi tidak menyenangkan.
 
Setelah berselang tiga hari, mereka pun akan pulang ke kota marry sangat senang akhirnya ia pulang juga, selama tiga hari setiap malam ia selalu bermimpi yang sama. Tapi tidak dengan cindy ia sangat sedih karena harus berpisah dengan neneknya, mereka pun bersiap ke mobil untuk pulang. Tiba dirumah marry turun dari mobil dan langsung menuju kamarnya, untuk menenangkan perasaannya karena ia hanya menganggap kamarnyalah tempat yang paling nyaman dan tenang. Ia berbaring sebentar untuk melepas lelah, sesaat setelah itu ia mengambil tasnya untuk mengeluarkan barang-barangnya . saat ia menarik pakainnya tiba-tiba ada benda jatuh kelantai ia pun turun dari ranjangnya untuk mengambilnya ia mencarinya lalu, marry sangat terkejut melihat sebuah kotak kecil berwarna keemasan,"kotak music itu, bagaimana bisa ada dalam tas ku bukankah aku sudah meletakkan nya di rumah tua itu" ucap nya dengan bingung.
 Lalu ia mengambil kotak music itu dan duduk di ranjangnya ia memperhatikan kotak itu sambil membolak balikannya, marry membukanya terdengar suara music yang cukup enak di dengar ia seperti terhipnotis  dan mata nya terus memperhatikan  patung gadis kecil kayu yang terus berputar, lama dan semakin lama tiba-tiba keluar darah dari mata patung gadis kecil itu tangan marry gemetar ia sanyat syok ia pun melemparkan kan kotak itu kelantai hatinya mulai gelisah perasaan takut muncul ia merasa bahaya mengancamnya.Tiba-tiba muncul sesosok gadis kecil, marina ya gadis kecil itu adalah marina, gadis kecil itu terlihat menyeramkan sama seperti di mimpinya wajah nya pucat pakainya sangat lusuh dan darah keluar dari matanya marina mendekati marry, marry mundur menaiki ranjang nya ia sangat ketakutan jantungnya berdetak dengan kencang  marina terus mendekatinya semakin dekat hingga hanya beberapa senti dari wajah marry. Marry menutup matanya ia ingin berteriak tapi suaranya seperti tertahan di tenggorokan, tangan kecil marina mulai mencengkram leher marry lalu mencekiknya. Marry berusaha melepaskannya tapi percuma saja, dadanya mulai sesak ia seperti tak bisa bernafas ia pun mulai lemas dan pandangannya menjadi gelap marry sudah tidak sadarkan diri. Sesaat setelah itu marry terbangun dengan mata terbelalak dengan senyum menyeringai ia perlahan bangkit, kini tubuh marry telah dikuasai oleh marina. Marina mengambil kotak musiknya dan membukanya ia tertawa jahat melihat patung gadis keci sekarang  jiwa marry terjebak dalam kotak music itu,"tidak, apa yang terjadi padaku" ucap marry dalam hatinya ia melihat dirinya dan baru menyadari kalau ini semua perbuatan marina."mulai sekarang kau akan menggantikan ku berada dalam kotak ini, dan aku akan menjadi dirimu" ucap marina dengan tatapan tajam sambil tertawa lalu ia menutup kotak itu, marry merasa dalam kegelapan ia menangis dalam hatinya.
Marina kini berada dalam tubuh marry, ia keluar dari kamar marry ia begitu senang tertawa sendiri dan berputar-putar seperti anak kecil. Cindy yang melihat tingkah aneh kakak nya itu mendekatinya, "kakak, ada apa denganmu tidak biasanya kakak tertawa seperti ini?" "tidak ada apa-apa, aku hanya merasa senang Karena telah kembali" ucap marry sambil tersenyum pada cindy. Cindy semakin bingung ia seperti tak mengenal kakaknya sendiri ia merasa  asing dengan ucapan kakaknya seperti itu. Akhir-akhir ini cindy mulai curiga dengan tingkah kakaknya sudah tiga hari ini kakaknya terus berada dalam kamarnya, kakaknya keluar hanya pada saat makan saja. Lalu cindy mengintip kamar kakak nya, ia melihat kakak nya tertawa cekikikan sambil memainkan kotak music di tangannya ia yakin telah terjadi sesuatu dengan kakaknya.
 
Malam ini cindy hanya berdua dengan kakak nya, ayahnya masih di luar kota dan ibunya masih ada pasien gawat darurat yang harus ditangani di rumah sakit dan akan baru pulang besok pagi, malam ini hujan turun sangat lebat dan terdengar suara petir membuat cindy tak bisa tidur. Ia terus memikirnya kakaknya, ia pun bangun dan pergi menuju kamar kakaknya perlahan ia membuka pintu terlihat kakak nya sedang tertidur pulas, ia melihat kotak musik itu ada di meja lalu ia mengambil nya dan membawanya kekamarnya. Cindy membuka kotak itu ia melihat patung gadis kecil itu terlihat wajah yang sedih entah mengapa air mata nya mengalir, mungkin karena perasaan yang kuat antara kakak dan adik.
"brrraakk…" Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dengan keras terlihat kakak nya berdiri di depan pintu dengan wajah yang sangat marah dan mata yang tajam menatap cindy."berikan kotak itu padaku sekarang" ucap marry dengan geram, "kau, kau bukan kakak ku dimana kakakku kembalikan kakakku!!", ucap cindy dengan nada ketakutan, marry yang telah dikuasi oleh marina semakin marah ia menatap kotak yang ada di genggaman cindy lalu tertawa dengan jahatnya bersamaan dengan suara petir dan hujan yang semakin lebat lampu rumahnya pun tiba-tiba mati dan semuanya pun menjadi gelap.

****
To be continue..
Powered by Telkomsel BlackBerry®

~ M.I.R.A.C.L.E ~ Part 2

Kami lari tapi Andi dan Rara tak dapat lari mereka udah ketangkap duluan. Jadi hanya Aku, clara dan Leni yang selamat. Kami ber-3 terus berlari menjahui mahluk itu. '' Stop .. Stop , aku cape istrahat sebentar. Sepertinya kanibal itu udah nggak ngejar kita''ucap Leni. Kami pun berhenti dan beristirahat sejenak. *** Andi dan Rara di ikat bersama-sama dengan Mico dan Igo.
 
Terdengar hiruk-piruk senang para kanibal karna udah ada 4 manusia untuk di jadikan makananya. *** Aku, Leni , dan Clara pun melanjutkan perjalanan kami. Kami kembali ketenda dan beristirahan. Leni dan Clara langsung tidur karna kelelahan . Tapi aku tak dapat tidur , aku pun teringat akan cincin dan kertas itu. Ku ambil dari saku celana ku dan ku buka cincin bermata Merah ku buka kertas ku baca tulisan kertas itu '' MIRACLE'' apa maksudnya , ucap ku. Leni dan Clara pun terbangun. '' Kenapa Chi'' ucap Clara. '' Apa tuh yang di tangan mu Chi''ucap Leni sembari mengambil kertas di tangan Ku. '' MIRACLE '' , apa maksudnya ? Ucap Leni. '' Aku juga nggak ngerti, itu aku dapat waktu kita bersembunyi di balik pohon dan kita kaget ada tengkorak tergantung di atas poho ! Ingat nggak ? Jelas Ku. '' Oh iya , terus kamu dapatnya dari siapa '' ucap Clara. Waktu kalian udah lari duluan, aku melihat kucing hitam berkalung tengkorak yang dulu kita liat dan hampir kita tabrak waktu kita pulang sophing.
 
 Kucing menjatuhkan  kertas dan cincin ini, ucap Ku sembari menyodorkan cincin bermata merah. '' Cincin bermata merah '' ucap Clara, jangan-jangan kucing itu suruhan kanibal . Mungkin Cincin ini! Cincin pengikat? Jadi kanibal itu tau kebradaan kita'' sambung Clara. '' Gak mungkin lah masa kanibal punya cincin begini, mahluk kanibal kan cuma memangsa manusia. Mereka nggak tau barang-barang begini. Liat aja baju aja nggak punya! Sampai-sampai mereka gak pake baju, cuma memakai CD dari daun-daun'' jelas ku . '' Iya juga sih, ehh MIRACLE kan artinya keajaiban. Apa mungkin kita akan mendapat keajaiban'' ucap Clara. '' bukan keajaiban, malah petaka yang akan kita dapat'' timpal Leni. '' Maksud kamu'' ucap ku dan Clara berbarengan. '' Perhatikan kata MIRACLE , disini bukan berarti ke ajaiban tapi ini singkatan nama kita'' ucap Leni. '' Maksudnya singkatan gimana'' ucap ku. '' Perhatikan lagi tulisan Ini ,''MI = Mico dan Igo , RA= Rara dan Andi '' Yang pertama tertangkap kanibal kan Mico dan Igo setelah itu Rara dan Andi dan.......''.
 
''Dan apa Len'' ucap Clara. '' CL = Clara dan Leni, setelah ini kita berdua yang tertangkap'' jelas Leni. '' Apa Len, enggakkk aku nggak mau jadi santapan kanibal itu Len'' rengek Clara. '' Terakhir adalah E=EChi, kamu lah orang terakhir , jadi jika aku dan Clara tertangkap kamu harus bantuin kita untuk lolos dari cengkraman kanibal itu'' ucap Leni. Pembicaraan kami terhenti karna tenda kami ada yang goncang-goncang kami ber-3 pun keluar Tenda dan mahluk kanibal sudah berdiri dengan ganasnya siap menerkam mangsa . '' Ahhhhhhhh'' kami bertiga lari terlihat di depan kami ada dua jalan , Aku berlari ke arah Kiri tapi ku lihat Clara dan Leni berlari ke arah Kanan. Aku mau balik ikut mereka tapi mahluk kanibal itu hampir dekat. Aku terus berlari dan akhirnya aku temukan sebuah gubuk tua yang kosong , aku beristirahat sebentar. *** Clara dan Leni terus berlari '' Aghhh'' mereka berteriak kaget karna sudah berada di berada di kerumunan para Kanibal. '' Kita salah arah Len'' ucap Clara. '' Iya Ra'' ucap Leni.
 
Leni dan Clara hanya bisa pasrah. Mereka pun di tangkap dan di gabungin bersama Ke-4 sahabatnya. '' Kalian, aku kira kalian udah menjadi santapan kanibal itu'' ucap Leni. '' Uhhhh, kok gitu sih do'ain nya. Eh, Echi mana dia selamat? '' ucap Igo. '' Iya, dia selamat'' ucap Clara. *** karna lelah aku pun tertidur di gubug tua itu. Aku bermimpi dalam mimpi aku bertemu dengan kakek ku . '' Echi, cucu ku'' ucap kakek. '' Kakek ku berlari memeluk kakek, kulihat kucing itu datang ke arah aku dan kakek. Kucing itu ?!?!. '' Iya, ini kucing peliharan kakek, kucing ini tidak jahat. Sengaja kakek mengirim kucing ini untuk menjaga kamu '' ucap kakek ku, pakailah cincin bermeta merah itu datang bantu lah teman-taman mu untuk keluar dari cengkraman kanibal itu. '' Baik kek''ucap ku. '' Ahhhhh'' aku pun terbangun dari tidur ku. Ku ambil cincin di saku celana ku dan ku pakainya. ''Sssst'' terasa ada tegangan yang masuk ke tubuh ku, aku merasa lain sekarang merasa lebih kuat. Aku pun beranjak pergi untuk membantu teman ku.
 
Ku intai sekumpulan kanibal itu. Sebagian dari mereka udah terlelap tidur, aku tunggu hingga kanibal itu tidur semua. 5 jam aku nunggu akhirnya semua mahluk kanibal pun tidur aku mengendap-endap masuk. '' Kreekkkk'' aku menginjak ranting . Mahluk salahsatu mahluk kanibal itu membuka mata. Aku segera bersembunyi. Akhirnya Kanibal itu tidur kembali, ku beranjak dari persembunyian ku langkahkan kaki ku, dengan perlahan. Ku bangunkan teman ku, dengan menepuk pipi. ''Heh, kalian bangun'' ucap ku. '' Echi?Echi cepat selamatkan kami'' ucap Mico. Aku pun melepaskan ikatan teman-taman ku. Akhirnya semua ikatan pun terlepas, ketika kami hendak bernjak pergi kanibal itu sudah bangun semua, sembari membawa tombak tajam. Mereka berbicara, tapi kami tidak mengetahui apa yang mereka omongin. '' Aduhhh, tamat deh riwayat kita'' ucap Rara. Mahluk itu berlari ke arah kami hendak menyergap kami '' Argghhhhh'', sontak Aku pun segere mengelus cincin itu keluar lah Cahaya Merah yang sangat menyilaukan mata.
 
 Tiba-tiba'' Arggghhhhh'' kami terasa terbawa angin, asap putih membawa kami hingga di depan rumah Bapak dusun itu. '' Horeee,, kita selamat'' teriak kami kegirangan. Karna teriakan kami yang keras membuat pak dusun kaket dan melihat kami. '' Kalian'' ucap pak dusun .'' Iya pak ini kami'' ucap Igo. '' Mari masuk'' ucap Pak Dusun. Kami pun masuk dan menceritakan petualangan kami melawan mahluk kanibal. Dan ke-esokan hari kami pulang ke surabaya. Itulah petualangan kami yang mengesankan petualangan yang hampir menghilangkan nyawa. Ini sejarah buat kami.
 
Tamat.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

~ M.I.R.A.C.L.E~

~ M.I.R.A.C.L.E~
by : Supri Yani
 
Nama Ku echi , umurku 18 tahun. Aku seorang mahasiswi di salah satu Universitas ternama di daerah ku. Kegemaran ku berpetualang, mencari suatu pengalaman, untuk menambah wawasan. Di kampus, aku mempunya 4 sahabat , kebetulan hobi kami sama yaitu berpetualang.
 
Berbagai kota, pulau-pulau di indonesia telah kami jelajahi , banyak pengalaman yang ku dapat, baik pengalaman yang baik/buruk .
 
Di sebuah taman dekat Kampus Aku dan Ke-4 kawan ku duduk istirahat sambil membicarakan Petualangan kami berikutnya untuk mengisi Liburan minggu-minggu ini.
 
***
''Friends, untuk mengisi liburan kita selama 1 bulan, bagai mana kalo kita lanjut berpetualang ke-Maluku. Kan cuma tinggal pulau Maluku saja yang belum kita telusuri'' ucap Miko.
'' Wahh, boleh juga kita bisa ke pedalaman liat orang-orang Naolu( sebutan untuk orang pedalaman). Seru tuh kayannya'' timpal Clara.
'' Aku sih, setuju- setuju aja. Tapi gimana dengan kamu Echi, Igo , Rara, Andi, ''ucap Leni.
'' Setuju'' ucap mereka berbarengan.
 
Cahaya Sun set yang merah lebam tergambar indah tapi membuat mata ku sakit. Aku yang sedang duduk di pinggiran pantai , kebetulan rumah ku dekat lautan cukup 10 langkah kaki saja untuk menempuhnya. Ku duduk di Telid Sambil menunggu matahari terbenam.
'' Kringggg......'
' suara Handpone ku berbunyi membuat ku mengalihkan arah pandangan ku ke layar Hp. Terlihat Leni, calling.
'' Haloo ''
'' Halo, Chi'' jawab suara di sebrang sana.
'' Iya Len , ada apa? Tumben telfon'' balas ku.
'' Iya, nanti malam Aku dan Clara berniat shoping. Membeli perlengkapan untuk besok sebelum pergi berpetualang,. Kamu mau ikut nggak'' ucap Leni.
''Oke deh, aku ikut! Jemput aku yah'' timpal ku.
'' Oke '' timpal Leni sembari menutup telfonnya.
 
Hari sudah semakin sore . Saat yang ku nantikan pun muncul. Terlihat matahari terbenam dari ufuk barat. Sungguh indah, menakjubkan. Dari jauh Yang aku lihat matahari seperti tenggelam masuk di dalam lautan. Tapi itu kuasa Illahi.
Kini sang malam datang, kegelapan menyelimuti jalan. Aku pun pulang langkah kaki ku hanya di temani kelipan bintang dan bulan sabit yang tergambarkan senyum padaku.
 
Ku robohkan tubuh mungil ku di ranjang yang empuk , tak lama dari itu terdengar ada yang mengetuk pintu kamar Ku. '' Took ... Took ..tok'' , siapa jawab Ku dari dalam kamar ?, ''Aku Ech, Leni dan Clara'' ucap Leni. '' Ohh, kalian masuk aja'' ucap aku. Tanpa buang-buang waktu pun kami ber-3 langsung berangkan menuju Maplazz untuk shoping ! Tak terasa cukup dengan waktu 30 menit kami telah sampai di depan gedung yang menjulang tinggi , berwarna putih yang sangat ramai, MaPlazza. Ku parkirkan mobil dan langsung masuk ke dalamnnya, kami mulai menyerbu isi Maplazza , kami membeli baju, sweeter, tas, sepatu serta makanan ringan! Setelah kami puas kami segera pulang, karna kebutuhan telah terpenuhi. Ketika di perjalanan hendak pulang. '' Ciiiiittttttt'' Ku rem mobil secara tiba-tiba. '' Heh Chi, apa-apan si? Mau bunuh Kita yah? Ucap Clara''. '' Engga kok, friends ! Liat deh '' ucap Ku sembari menunjukan sesuatu ke arah luar mobil. Clara dan Leni pun melihat nya karna penasara '' Haaaakkk'' mata mereka menganga
 
Suatu benda bergerak berwarna hitam dengan mata hijau pekat ! Kucing? Aneh nya kucing memakai kalung berbandul tengkorak. '' Tiiiiieett'' ku bunyikan klakson berulang kali, ternyata kucing itu menghilang dengan sendirinya. Kami pun pulang dengan masih memikirkan kejadian barusan. *** Sang surya telah menyambut pagi, yang mulai menyinarakan cahaya nya ke seluruh penjuru. Desir angin pagi yang menyejukan , yang membuat pohon seakan bergoyang, daun dan ranting yang saling bertabrakan seakan menyapa ku di pagi hari. Segera ku sambar handuk dengan sigap ku melangkah ke arah kamar mandi , setelah mandi ku kenakan kaos putih bertuliskan I LOVE YOU di tambah gambar <3 , ku kenakan celana jeans ketat. Ku sambar HandPone ku dan segera berlali keluar kamar menuju ruang makan! Terlihat mama dan papa yang telah siap menyantap makanan pagi, aku pun segera duduk di sebelah mama. Kami mulai menyantap makanan, dengan menu nasigoreng spesial dan lauknya daging ayam kecap pedas. ***
Ku langkah kan kembali kaki ku menuju pantai di dekat rumah ku. Hembusan angin pantai , suara desir pasir, dan ombak yang sekan saling bekejaran, pohon kanjoli di pinggir pantai yang tumbuh menjulang tinggi dedaunan yang lebat bergerak-gerak , seakan mengucapkan selamat datang kepadaku. Iya tempat yang indah biasa ku menghabiskan sore ku di pantai ini untuk melihat Sunset . Ingin sih rasanya ku melihat SunRice tapi sayang aku nggak bisa bangun pagi banget aku bangun jam setengah 7. Ku duduk di bawah pohon kanjoli yang rindang yang membuat ku terhindar dari terik sinar sang surya , angin laut dan darat yang saling menyapa membuat rambut lurus hitam ku terurai. Ku rapihkan kembali rambut ku tapi hembusan angin slalu menerpa. Ku melihat suatu mengerikan dari celah rambut ku yang terurai '' Astaggaaaa'' Kucing itu ?!?! . Ya , kulihat kucing yang tadi malam hampir Ku tabrak, terlihat kucing hitam pekat dan mata hijau pekat menganga ku seolah tersenyum pada ku '' Hiiiiiii'' ku bergidik ngeri. Segera ku berlar
 
Menuju rumah ku. Ku roboh kan kembali tubuh mungil ku di sofa ''Ufhhhhh siall banget pagi ini. Apa kah ada pertanda buruk ya? Kenapa kucing itu harus datang lagi. Ku pejamkan mata sejenak , setengah jam ku tidur ketika aku bangun '' Aghhhhhhhh'' aku berteriak kaget karna di atas meja samping sofa yang aku tiduri , di meja terdapat kucing hitam itu lagi yang dengan santainya duduk. Kucing itu terus-terusan menatap ku membuat aku ngeri nya bukan main. Kalung yang terlingkar di leher kucing itu bergambar kepala tengkorak mengeluarkan cahaya mere menyilaukan membuat pandangan ku buran semakin buram dan hanya gelap yang kurasa! Pingsan !. ''Echiii.... Echi'' terdengar seperti ada yang memanggil ku, antara sadar dan tidak kurasa jantung ku berdebar kencang seakan bahaya akan menyapa ku, badan ku begetar , aku merasa ada yang memegang badan ku dan mengerakan-kan tubuh ku dan aku buka mata perlahan '' Ahhhhhhhhh'' . '' Loh, chi mama bangunin kok , malah teriak-teriak kaya kesetanan gitu'' timpal mama ku.
 
Ku garuk-garukan kepala '' Maaf ma, aku kira kucing '' timpal ku. '' Kucing? Hahaha makanya kalo tidur jangan bangun siang-siang liat tuh udah jam se-11 '' timpal mama. '' Aghhhhh, bukannya aku baru tidur ya, aku kan tadi bangun pagi lalu sarapan pagi sama mama dan papa ku lanjut bermain di pantai trus aku balik tidur di kursi ketika ku membuka mata aku liat kucing serem itu lagi dan aku pingsan ketika bangun aku udah di kamar'' jelas ku kepada mama. '' Aghahahah , itu cuma mimpi wong dari tadi kamu belum bangun kok. Liat aja kamu masih kusut dan masih pake baju tidur'' timpal mama sembari pergi keluar kamar ku. Ku pandangi diri ku heran. Iya yah aku masih berantakan gini? Tapi aneh tadi aku ngerasa emang udaah bangun dan aku pingsan di sofa? Ahh mungkin benar kata mama aku cuma mimpi, gerutu ku dalam hati. Segera ku sambar handuk lalu mandi . Ketika ku mencari-cari pakaian di lemari, ku ambil baju polos warna biru pudar dan celana pensil. Setelah selesai dan berdandan aku keluar kamar menuju ruang makan.
 
Ketika ku buka penutup makanan '' Ahhhhhhhhh'' aku kembali berteriak membuat mama dan papa ku kaget dan menghampiri ku. '' Kenapa kau Chi, kok teriak-teriak'' ucap papa. Ku tunjukan lauk itu dengan tangan ku sedangkan mata ku masih tertutup karna takut. '' Kenapa dengan makanan ini'' ucap papa. ''Masak papa nggak bisa liat, itu lauknya masa kepala kucing'' ucap ku. '' Mana ada kepala kucing Nak, ini kepala ikan'' timpal mama. Sontak aku pun kaget mendengar pernyataan mama. Ku buka mata ku perlahan dan meliriknya '' Hahhhh'' kepala ikan? Bener kok pa, ma tadi aku liat kepala kucing''timpal ku. '' Mungkin halusinasi mu saja , buktinya tadi mama bangunin kamu. Kamu juga teriak-teriak ngira mama kucing! Udah kamu makan saja'' timpal mama sembari pergi meninggal kan ku sendirian di ruang makan. Hati ku udah mulai tenang dengan sigap aku makan, karna lupa ku buang tulang-tulang ikan di lantai. Ternyata kucing tetangga datang dan memakannya. Aku yang tak menyadari kedatangan kucing itu, aku terus makan--
 
'' Meooong'' . Nah Loh suara kucing, aku mengekerutkan kening ku dan siap melakukan aksi jurus ke 4 yaitu lariiiiiii. Ketika udah lumayan jauh ku lihat ternyata kucing tetangga yang biasa datang. '' Ufghhh sial, kena tipu aku kira kucing setan itu. Kenapa aku jadi paranoid gini sih.*** Malam yang cerah, kerlipan bintang dan sinar bulan yang menemani perjalanan Aku dan teman-teman ku, ke bandara juanda di surabaya. Malam ini kami akan berangkat ke ambon tepatnya kami akan menuju ke maluku di daerah pelosok dan pedalaman. Jam 01:00 dini hari kami Take On. Kami sampai di Laha, bandara ambon tepat jam 07:00 WIT. Setelah kami mengambil barang bawaan kami mencari taxi untuk menuju ke pelabuhan pelabuhan Tulehu ! Cukup dengan menempuh waktu sejam kami sampai pelabuhan, tepat jam 8 kami naik kapal untuk menuju ke pulau seram daerah maluku tengah. Jam 12 siang kami sampai pelabuhan Amahai, malukutengah. Kami mencari angkutan, kami menuju ke desa-desa di untuk mencari penginepan. Tepat di desa ''Rohua'' kami turun
 
Kami turun. Rumah yang berada di kaki gunung, terlihat rumah-rumah gantung beratap daun kelapa yang di kepang , rumah yang masih karna jauh dari kota. Kedatangan kami telah di sambut oleh kepala dusun. '' Selamat sore anak muda, apa tujuan anda ke desakami '' Jawab ketua dusun. Ku julurkan tangan ku ''Nama ku Echi Pak, niat kami datang hanya ingin berpetualang ingin tau bagai mana kehidupan di desa ini? Apakah Bapak mengizin kan kami '' timpal Ku. '' Tentu anak muda, suatu kebanggaan bagi kami anak muda! Kalian bisa tinggal di rumah Bapak''ucap Bapak dusun itu. Terlihat rumah Bapak dusun itu yang masih sederhana disekitar sini pun tak ada rumah yang terbuat dari bata/batu. Semuannya sama rumah yang terbuat dari kayu. Rumah gantung/panggok. Rumah yang tidak terlalu luas hanya berisi, ruang tamu, 2 kamar dan dapur. '' Oh iya Pak, kami sebenernya tujuan kami ingin melihat orang-orang Pedalaman Naolu. Bapak dusun itu hanya diam , tertunduk lesu dan mengangkat bicara ''Apa kalian serius nak, untuk melihat orang--
 
Naolu? Mereka mahluk kanibal. Kalo ada orang asing, kalian bakal di makan hidup-hidup'' ucap Bapa dusun. '' Apa pun resiko kami tanggung Pak. Sia-sia dong kami Pak buang-buang uang juataan tapi tujuan kami nggak terlasana! Kami bakal hati-hati Pak. Kami nggak akan grusah-grusuh'' timpal Mico. '' Baik lah, pergilah besok. Maaf bapak nggak bisa nemani perjalanan kalian. Satu pesan Bapak jalan hati-hati jangan sampai kalian tertangkap orang-orang Naolu. Kalo sampai tertangkap kamu nggak bisa pulang lagi ke daerah asal kalian'' ucap Bapak dusun. '' Iya pak'' ucap Leni.
 
Pagi yang cerah kami beranjak pergi dan berpamitan kepada Pak dusun. Kami mulai melangkah kan kaki kami untuk mendaki gunung untuk melihat orang-orang pedalaman. Pepohonan yang menjulang tinggi, suara Riang(sejenis jangkrik). Sudah 3 jam kami berjalan,tapi tetap belum menemukan tanda-tanda ada kehidupan manusia. Kami beristirahat dan makan-makan ringan yang kami bawa. Setelah itu kami pun melanjutkan perjalanan kami. 2 jam kemudian kita melihat asap hitam, dan mendengar suara keramaian, suara bising yang kami nggak ngerti mereka omongin. Tak di sangka ada seseorang berjalan ke arah kami. Kami pun segera bersembunyi di balik pohon Pala yang besar dan menjulang tinggi. Sosok itu makin dekat terlihat dari kami sosok itu tidak mengenakan pakaian hanya memakai CD(Celana dalam ) yang terbuat dari daun, tubuhnya sangat hitam , badan kekar, mata ganas, rambut keriting. Sosok itu terlah pergi melewati kami. Tak nyangka ekor mata ku menangkap sesuatu benda di atas kami. Ku mengdongakan ke atas dan '' Arrrrrrrgggggg''
 
Secepat kilat mulut ku di bungkap dengan tangan Igo. '' Diem jangan teriak, entar kita tertangkap mahluk kanibal itu'' ucap Igo lirih. Mulutku yang masih terbungkap, aku hanya mampu memberikan isyarat dengan menujukan jari ku ke atas. Mico, Igo , Clara, Leni, Rara, Andi mendongakan kepalanya ke atas. Mata kami ternganga tubuh kami terpaku, tak mampu bergerak, kami hanya mampu diam tanpa bahasa. Terlihat sosok tubuh utuh yang sudah menjadi tengkorak yang tergantung di atas pohon. Seperti orang gantung diri. Di batang pengikatnya pun terdapat kucing hitam berkalung kepala tengkorak yang sering menghantui ku . Kucing itu menjatuhkan sesuatu '' Puuukkkk'' sebuah cincin dengan kertas bertuliskan MIRACLE. Aku pun mengambilnya ketika ku berbalik arah ternyata teman-temanku udah ngibrit kabur, aku pun menaruh cincin dan kertas itu di saku ku. Lalu aku lari ngikutin teman-temanku. *** Taklama kami menemui sebuah sungai yang mengalir deras, bening. Kami mencuci muka. Tak di sangka mahluk kanibal itu udah di
 
Belakang kami. Rara yang menyadari kehadiran mahluk kanibal itu langsung berteriak. Sontak kami pun kaget '' Aghhhhh'' kami lari pontang-panting tak tentu arah mahluk kanibal itu masih mengejar kami. Kami bersembunyi di semak-semak yang menjulang tinggi. Ternyata kanibal itu membawa bala tentaranya . Hati ku pun dag dig dud der . '' Ya Allah, aku nggak mau mati disini ! Aku masih pengen hidup , pengen kumpul sama mama dan papa. Sorotan mata mahluk seram itu sangat ganas, mereka masih mencari-cari kami. Mahluk Kanibal itu beranjak perg. '' Ufggghhh, sukur lah '' ucap Ku. Ku balikan badan ku. '' Whaattt, terlihat Andi, yang udah ngompol, terlihat celana nya yang basah. Sedangkan leni jatuh pingsan. Mico, Igo, Rara terlihat mukannya pucat pasi seperti tak ada darah, Saking ketakutannya . Untung aja kami nggak ketahuan! Kalo sampai ketahuan tamat lah riwayat kami. *** Sore hari terlihat awan-awan yang merah mengingat kan ku akan kampung halaman, dimana aku yng menghabiskan sore ku duduk di pantai melihat sunset
 
Aku tertunduk lesu, dengan muka yang memelas. '' Heh Chi kenpa kok ngelamun'' ucap Leni. '' Nggak kenapa! Cuma ingat mama dan papa saja'' ucap ku. '' Udah jangan terlalu sedih, seorang petualang nggak boleh cengeng'' ucap Leni yang coba menegarkan ku. Sang surya kini lenyap oleh sang malam. Hanya cahaya Center yang menerangi. Cahaya Sang rembulan pun tak mampu menembus kedalam hutan karna banyak pepohonan yang rindang. Kami menyalakan apiunggun untuk mengurangi rasa dingin , kami duduk melingkar memutari apiunggun sambil meminum secangkir kopi dan jajanan ringan. Malam semakin larut waktunya kami tidur.kami tidur di tenda yang telah kami buat tadi sore.
 
'' Sang surya pagi kembali memancarkan sinarnya aku pun terbangun dari tidur ku . Segera ku bangunkan Leni dan Rara. Tak lupa aku pun membangunkan Andi, igo dan mico. Kami pun pergi mencari sungai untuk mandi.ketika di perjalanan langkah kami terhenti, mata kami melotot , tubuh terpaku . Mahluk kanibal itu sudah di depan kami. '' Arghhhhh'' teriakan kami secara bersamaan. Kami lari ngibrit, tapi naas menimpa teman kami, Mico dan igo terjatuh tersandung akar! Mereka pun di tangkap mahluk kanibal itu. Aku, Andi, Leni dan Rara melihatnya pun menghentikan lari kami. Sosok kanibal itu menganga kami dan mengejar kembali. Kami Ber-4 pun lari pontang-panting . Akhirnya kami tidak di kejar mahluk kanibal itu. Kami mencari persembunyian, kami persembunyi yang aman. '' Friends , kasian sekali Mico dan Igo mereka tertangkap mahluk kanibal itu. Jangan-jangan mereka udah menyantapnya '' ucap ku. '' Hemm , iya! Pokok nya kita harus mencari tau keadaan Ke-2 kawan kita! Udah mati / masih hidup'' timpal Andi.
 
Malam hari nya pun kami mengendap-endap mengintai dari balik pohon , rumah mahluk kanibal itu. Ternyata banyak banget mahluk kanibal itu sedang berkumpul membentuk lingakaran mengelilingi Mico dan Igo yang sedang terikat di tiang penyangga. Di sampingMico dan Igo pun ada api dan wajan yang sangat besar berisi air mendidih. '' Ra, jangan-jangan Mico sama Igo mau di rebus ! Mereka akan di masukan ke wajan yang ada air mendidihnya itu '' ucap Andi kepada Rara. '' Ihhhhh'' Rara hanya bergidik ngeri . Tak disangka ekor mata kami menangkap bayangan seseorang di belakang yang sedang berdiri dengan manisnya. '' Arrrrrggg'' kami pun menjerit .

*****
To be continue...
Powered by Telkomsel BlackBerry®

CALISTA Part 3

Sesampainya di rumah Calista kedatangan mereka disambut hangat oleh Calista. ''Hey Sandra kau rupanya, ayo masuk'' ucap Calista mempersilahkan tamunya untuk masuk. ''Sepi sekali rumah mu Calista'' ucap Sandra yang kini sudah duduk di ruang tamu Calista. ''ya, aku hanya tinggal berdua bersama kakek ku'' ucap Calista seraya menyugukan minuman untuk tamunya. ''Dimana kakekmu Calista?'' tanya Roy ayah Sandra. Tak berapa lama keluar lah seorang kakek yang sedari tadi sedang di bicarakan. ''Kakek perkenalkan ini Sandra dan paman Roy'' ucap Sandra menarik lengan kakeknya dengan lembut. Betapa kaget nya kakek Erik melihat siapa yang ada di hadapannya saat ini. Orang yang telah membuat hancur hati putri tercintanya. Seseorang yang tak ingin di lihatnya seumur hidupnya. ''Mau apa lagi kau kesini!!'' bentak kakek Erik. Tampak sekali pria yang di ajak bicara itu sangat terkejut. ''Ayah'' ucap pria itu. ''Calista cepat masuk ke kamarmu!'' perintah kakek Erik. Calista pun tak berusaha membantah
''Ayah apakah dia putriku'' tanya Roy penuh harap. ''Dia bukan putri mu'' ucap kakek Erik kemudian meninggalkan Roy dan putrinya Sandra. Sepanjang perjalanan pulang ke rumah Sandra tak mengeluarkan sepatah katapun, ayah nya yang merasa bersalah mulai membuka pembicaraan. ''Sandra apakah kau sekarang membenci ayah?'' tanya pria itu . ''tak ada alasan ku untuk marah, tapi ayah bisakah kau jelaskan padaku tentang apa yang sebenarnya telah terjadi?'' tanya Sandra lagi. ''Dulu sebelum bertemu dengan ibumu aku menjalin kasih dengan Rosalina anak dari kakek erik, kami pun menikah. Setelah pernikahan ku menginjak 5 tahun Rosalina pun tak kunjung memberiku keturunan. Dan ketika itu aku bertemu ibumu kelembutannya meluluhkan hatiku. Aku pun mengutarakan niat ku untuk menikahi ibumu, tapi Rosalina menolak dan dia lebih memilih berpisah dengan ku. Singkat cerita aku dan ibumu menikah tak berapa lama aku mendengar Rosalina mengandung anak ku, ada sedikit penyesalan di hatiku. Aku pun berusaha mencarinya
tapi aku tak menemukannya dimana pun. Ayahnya menyembunyikan keadaannya padaku, Erik hanya mengatakan bahwa sampai kapanpun dia takkan membiarkan aku melihat anak ku'' cerita Roy dengan berkaca-kaca. *** keesokan harinya sekolah sudah mulai masuk seperti biasa. Tak ada yang berbeda, seperti biasa Calista bermain dengan Jilly sahabatnya dan Sandra dengan teman-teman wanitanya. Sandra ingin sekali menyapa Calista tapi Ia takut Calista akan mengabaikannya. Sedang asyik-asyiknya bercanda, tiba-tiba sosok berjubah hitam itu muncul mengobrak-abrikkan sekolah, Sandra berusaha melawan mahlukh itu tapi naas mahluk itu berhasil menghantam tubuhnya sangat keras. Calista yang melihat hal itu tak berusaha melakukan apapun, tiba-tiba dari arah blakang Jonathan menerjang mahluk itu, dan berhasil membuat mahluk itu tersungkur. Ibu Ketriin juga membantu Jonathan menghadapi mahluk itu. Akhirnya mahluk itu pun tiba-tiba menghilang. Semua murid menghampiri Sandra yang tengah pingsan tak sadarkan diri.
Jhonatan menarik tangan sandra dengan sangat kasar. ''Kenapa kau diam saja Calista? Apa kau tidak lihat dia hampir saja mati karena mahluk itu'' ucap Jhonatan dengan marahnya. ''Aku tidak peduli dengannya'' ucap Calista dingin. Walaupun sebenarnya jauh di lubuk hatinya sangat menyayangi Sandra karena Sandra adalah adik nya, tapi disisi lain Ia masih sangat terluka oleh perlakuan ayah dan ibu sandra kepada ibu kandungnya. * sebuah tamparan melayang di pipi mulus Calista. Calista masih tak bergeming, Jilly yang melihat situasi yang mulai memanas pun segera menarik tangan Jhonatan dan membawanya menjauh dari Calista. Jilly menceritakan apa yang terjadi sebenarnya antara Calista dan Sandra. Tampak sekali penyesalan yang sangat mendalam di raut wajah Jhonatan. ''Calista maafkan aku, aku tidak tau'' ucap Jhonatan lirih. ''Sudahlah tak perlu meminta maaf, terimakasih atas tamparannya'' ucap Calista meninggalkan Jhonathan sendiri.
Calista menghampiri tubuh Sandra yang tengah terbaring tak berdaya, ada terbersit penyesalan yang menghampirinya, ketika Calista sedang asyiknya memeperhatikan Sandra,Roy dan Rika istrinya datang dengan raut wajah yang cemas. Rika menangis tersedu-sedu sedangkan Roy masih berdiri mematung di tempatnya. Calista pun beranjak pergi dari tempat itu, belum sempat Ia keluar Roy mencegatnya. ''Calista'' ucap Roy lirih. Calista hanya memandang dingin ke arah Roy, ada tatapan kebencian yang terpancar di matanya, Roy tahu itu Ia berusha mendekati Calista namun Calista berusaha menghindar. ''Maaf paman, saya harus segera pulang'' ucap Calista sembari berlari menjauhi ruangan tersebut. Calista ingin sekali memeluk Roy, dan mengatakan Ia rindu, tapi setiap kali melihat kedua orang itu hatinya sakit mengingat penderitaan ibunya. Sandra mengambil tas di lokernya dan beranjak pergi meninggalkan sekolah tapi belum sempat Ia melaksanakan niat nya itu sebuah suara menhentikan langkah kakinya. ''kakak'' panggil Sandra
Calista menoleh ke sumber suara, ingin sekali Ia berlari dan memeluk adiknya itu, tapi sulit sekali untuk Calista melakukan itu. Calista pun pergi meninggalkan Sandra yang masih menatap kepergiannya. ~ sesampainya di rumah betapa terkejutnya Calista mendapati keadaan rumahnya yang hancur berantakan, ''Kakeeekk..!!'' teriak Calista yang mulai cemas dengan keadaan kakek Erik. Calista berhamburan kesemua ruangan tapi tak di temukannya kakeknya. Calista pun mengambil ponselnya dan di dapati pesan dari sang kakek '' Kakek akan menjemputmu di sekolah hari ini'' isi pesan tersebut. Calista pun segera berlari kembali ke sekolah. Calista benar-benar tercengang ketika melihat kedaan sekolah yang berantakan dan yang membuatnya semakin tercengang ketika melihat sang Kakek berusaha menyelamatkan Sandra. Satu tebasan berhasil mengenai pelipis kakek Erik. Hal itu sukses memancing amarah Calista, dengan penuh dendam Calista menyerang sosok itu bertubi-tubi. Jhonatan dan Roy tampak sudah tersungkur disana.
sedangkan kakek dan Sandra masih berusaha bertahan membantu Calista. Satu bogem mentah berhasil melumpuhkan Sandra dan ketika kakek Erik tengah lengah mahluk itu berhasil menusukkan lengan sebelah kanan kakek Erik. Calista benar-benar marah melihat kakek yang sangat di cintainya terluka. Kini suhu tubuh Calista benar-benar memanas tatapan matanya menyorotkan dendam yang sangat mendalam. kini kekuatan yang telah lama di sembunyikan akhirnya muncul kembali. Sebuah lingkaran puti biru bercahaya yang sangat menyilaukan terbentuk dari tangan kanan Calista yang memiliki tanda lahir gambar srigala. Kemurkaannya kini telah sampai pada tingkat tertinggi . Cahaya itu manghantam tubuh mahluk itu membuatnya meronta kesakitan, di ambilnya besi runcing milik wanita penyihir itu dan di tusukkannya tepat mengenai jantung mahluk itu. Sekali lagi mahluk itu meronta kesakitan dan tak lama kemudian tubuhnya berubah menjadi butiran debu. Belum cukup sampai di situ kini Calista membentuk sebuah lingkaran sihir berbentuk pusaran
dan menyedot masuk butiran-butiran debu itu, perlahan-lahan sihir itu pun menghilang bersamaan ambruknya tubuh Calista. Semenjak kejadian itu Calista tertidur tak sadarkan diri, ini efek samping dari kekuatan yang telah Ia keluarkan. Situasi di sekolah aman, Sandra bersekolah seperti biasa keadaannya juga semakin membaik hanya saja Calista tak kunjung sadarkan diri, tampak disana ada Jilly , Jhonatan dan kakek Erik yang dengan setiah menunggui Calista yang sedang terbaring. Sebuah ketukan membuyarkan lamunan mereka ''masuk'' jawab Jilly. Roy, Rika dan Sandra rupanya yang datang untuk melihat keadaan calista. Suasana menjadi sanagat hening sampai sebuah suara memecahkan keheningan mereka. ''Kakek'' ucap suara itu lirih. ''Calista'' ucap kakek menitikkan air mata. Roy mendekati tubuh Calista yang terbaring lemah ''Hai ayah, hai Sandra,bibi'' sapa Calista ramah. ''Apakah kau hanya akan menyapa mereka'' rengek Jilly. ''Joe aku titip Jilly padamu ya'' ucap Jilly lemah.
Kemudian Calista menarik lembut lengan kakek nya memerintahkannya mendekat. Calista memeluk erat kakek tercintanya itu. Di belai nya rambut Calista dengan lembut. ''Kakek Calista mau tidur dulu ya'' tak terasa butir-butir air mata kakek Erik pun berjatuhan. Perlahan-lahan tubuh Calista menghilang-dan menghilang untuk selamanya. Tangis kakek Erikpun tak dapat terbendung lagi Ia benar-benar terpukul atas kepergian cucu tercintanya. Sejak kejadian itu kakek Erik lebih memilih pulang ke negri sihir dan seluruh hartanya di sumbangkan untuk Jilly, dan Roy lebih sering termenung sendiri di kamarnya sejak kejadian itu .

The End
Powered by Telkomsel BlackBerry®

CALISTA Part 2

''Apakah kau baik-baik saja?'' tanya pria itu.
Calista masih tetap tak bergeming dari tempatnya, wajah pria itu terasa tak asing bagi Calista. ''Siapa kau ?'' tanya Calista pada pria itu. ''Nanti juga kau akan tau sendiri''
Pria itu melangkahkan kakinya menghampiri Calista di dekatkan nya wajahnya dengan wajah Calista ''Heh mau apa kau? Jangan macam-macam'' ancam Calista yang mulai tersudut.
''Dasar gadis yang aneh'' ucap pria itu kemudian meninggalkan Calista sendiri. Tak berapa lama pria itu pun datang lagi.
''Jika kau merasa sudah lebih baik beri tahu aku, biar ku antarkan kau pulang ke rumah mu. Orang tua mu pasti sangat hawatir.
~
Pagi ini Calista berangkat sekolah membawa mobilnya sendiri, Ia ingin menjemput Jilly sahabat barunya itu. ''Pagi Jilly'' sambut Calista.
''Pagi juga Calista'' sembari memasuki mobil, dan mobil mereka pun melaju dengan cepat nya. Sesampainya di sekolah, Calista memarkirkan mobilnya tepat di samping sebuah mobil sport hitam. Betapa kagetnya Calista melihat siapa yang keluar dari mobil itu
''Pria itu'' batin Calista. '' Hey kau kenapa'' Jilly menepuk pundak Calista. Pria itu tersenyum manis ke arah Calista dan berlalu pergi.
''Oh my god Calista, dia tersenyum padamu'' ucap Jilly dengan kagumnya. Calista mengerutkan keningnya tanda tak mengerti.
''Apakah senyumnya begitu hebat sampai kau terkagum-kagum seperti itu Jilly?''
''Dia itu cowok tertampan di sekolah ini, dia juga pintar hanya saja sikapnya sedikit dingin. Semua siswi di sekolah ini sangat menggilainya termasuk Sandra dan teman-temannya'' ternag Jilly.
''Siapa itu Sandra, aku baru mendengar namanya'' ucap Calista cuek. ''Sandra itu siswi tercantik di sekolah ini, pintar banyak siswa yang menggilainya, tapi sayang dia sedikit sombong'' tambah Jilly. ''Sedikit sombong atau sangat sombong?'' tambah Calista sembari menarik lengan sahabatnya itu untuk segera memasuki kelas.
 
Jam pelajaran pertama di mulai. Ibu kepala masuk kekelas membawa seorang guru baru.
''Pagi anak-anak''
''Pagi bukk'' jawab seluruh murid serentak.
''Hari ini kalian kedatangan guru baru. Silahkan masuk ibu ketriin '' ucap ibu kepala mempersilahkan guru baru tersebut untuk masuk. Ibu kepala pun meninggalkan ibu guru tersebut di dalam kelas Calista.
''Selamat pagi, perkenalkan nama ibu ketriin. Ibu harap kalian bisa menerima ibu dengan baik disini'' ucap ibu Kertiin singkat.
Calista memandangi guru baru itu dengan tajam, ibu Ketriin pun merasa jika Ia di pandangi terus oleh Calista.
''Hey kamu yang bermata coklat, bisa kah kau menolong ibu menulis kan catatan di papan tulis'' pinta ibu Ketriin. ''tentu saja'' jawab Calista dingin. Jam pelajaran pun selesai Calista dan Jilly segera melangkahkan kakinya keluar Kelas. ''Hei kau anak baru'' sebuah suara menghentikan langkahnya. Calista menoleh dan di dapatinya Sandra dan teman-temannya. ''Ada apa?'' tanya Calista cuek.
Sandra menatap tajam ke arah Calista, tampak sekali ada kebencian dari tatapan Sandra. '' Ku harap kau tak kecentilan di sekolah ini'' ucap Sandra sembari pergi meninggalkan Calista yang masih bingung dengan apa yang di katakan Sandra tadi.
''Sudah lah ayo kita pergi, jangan hiraukan dia'' ucap Calista. Ketika mereka akan pergi Terdengar suara jeritan dari toilet putri. Jelas saja jeritan itu membuat seluruh siswa berhamburan menuju sumber suara. Batapa terkejutnya mereka melihat mayat siswi putri mati tergantung di toilet. Kepala sekolah segera memanggil polisi, tak beberapa lama polisi pun tiba. Lokasi di amankan seluruh murid di sekolah itu di bubarkan, dan untuk beberapa hari seluruh siswa di liburkan.
Calista memandang curiga ke ibu Ketriin. Ibu Ketriin pun berbalik menatap Calista dengan bingung.
~
 
''Pagi kek'' sapa Calista pada pria yang di panggil kakek itu.
''Pagi juga sayang, apa acaramu hari ini?''
''Aku akan pergi ke rumah Jilly''
 
Calista melajukan mobilnya sangat kencang sekali. Tiba-tiba di jalan Calista melihat kilat-kilat cahaya sihir. ''sepertinya sedang ada yang berkelahi'' batin Calista, di putarkanya setir mobilnya ke arah hutan pinus, betapa terkejutnya Calista melihat Sandra yang tengah melawan mahluk berjubah itu. Kini Sandra telah tersungkur dan mahluk itu siap untuk menusukkan besi runcing itu, dengan sigap Calista menerjang mahluk berjubah hitam tersebut. Calista menyerang mahluk itu bertubi-tubi sampai mahluk itu pun kewalahan dan tiba-tiba menghilang.
Calista membantu Sandra untuk berdiri,
''Apakah kau baik-baik saja?'' tanya Calista cemas. Calista membawa Sandra ke dekat danau untuk membersihkan dirinya, karena perkelahian tadi cukup mengobrak-abrikan Sandra. ''Rupanya kau penyihir juga'' ucap Calista memecahkan keheningan yang terjadi diantara mereka. Sandra menggelengkan kepalanya, Calista yang melihatnya pun menjadi bingung.
''Lalu jika kau tidak penyihir, kenapa brani-braninya kau melawan mahluk itu, apakah kau sudah bosan hidup? Tanya Calista yang masih tak percaya.
Tiba-tiba Sandra berdiri dan dia berjongkok seketika itu juga Sandra berubah menjadi seekor srigala. Calista tercengang di buatnya. Sandra kembali ke wujudnya manusia nya,
''Kau yang penyihir bukan aku'' ucap Sandra dengan ketusnya. Calista hanya tersenyum kecut mendengar perkataan Sandra.
''Trimakasih ya Calista'' ucap Sandra yang kini mengulurkan tangan nya, Calista pun menyambut uluran tangan Sandra dengan tersenyum. Sandra sudah merasa lebih baik Calista pun mengantarkan Sandra pulang ke rumahnya.
''Jadi kau siluman ya?'' ledek Calista.
''Enak saja, aku ini manusia srigala, ibu ku manusia sedangkan ayah ku keturunan manusia dan srigala'' terang Sandra. Calista pun manggut-manggut tanda mengerti.
 
''Ayo masuk Calista'' ajak Sandra. Calista pun mengikuti langkah Sandra dari belakang.
''Mooomm'' teriak Sandra dan dari arah dapur keluar lah sepasang suami istri. Mereka tampak ramah sekali. Sandra pun memperkenalkan Calista kepada kedua orang tuanya. Tampak sekali ayah Sandra tampak sedikit kaget melihat Calista, wajahnya mengingatkannya dengan seseorang di masa lalunya. Mereka pun berbincang-bincang, setelah cukup lama berbincang-bincang pun Calista berpamitan untuk pulang.
 
Di tengah perjalanan pulang Calista kembali di hadang oleh mahluk berjubah itu.
''Siapa dia sebenarnya'' dengan marah Calista keluar dari mobi sport nya, Mahluk itu langsung menyerang Calista bertubi-tubi, satu sabetan mengenai lengan Calista. Ketika Calista dalam keadaan lengah Mahluk itu berhasil menerjang Calista, Calista pun terpental cukup jauh. Kini Calista benar-benar tak berdaya Ia meMuntah kan darah segar dari bibirnya. Ketika mahluk itu hendak menusukkan besi runjingnya ke tubuh Calista. Sebuah cayahaya yang sangat menyilaukan kembali menyelamatkan Calista.
Calista pun merasa pandangannya semakin gelap dan gelap.
 
Pria itu membaringkan Calista di pembaringan, di tatapinya wajah Calista lekat-lekat ''gadis yang cantik'' gumam nya pelan.
Tak berapa lama Calista pun sadar, ''Kau lagi'' ucap nya lirih. Pria itu hanya tersenyum lirih ke arah Calista. ''Apakah kau juga seorang penyihir'' tanya Calista yang masih berusaha untuk berdiri. '' tidak'' jawab pria itu singkat.
''Lalu'' tanya Calista lagi. Pria itu menghela nafas perlahan di pandangi nya wajah cantik Calista. ''Aku hanya bisa beberapa sihir saja, tidak seperti kau tentunya'' jawab pria itu sembari tersenyum ke arah Calista.
''Apakah kau dari negri sihir juga'' tanya Calista lagi. Pria itu hanya menggelengkan kepalanya saja. ''Namamu Calista bukan?'' tanya pria itu yang di sambut anggukan oleh Calista. '' Perkenalkan nama ku Jonatan'' seraya mengulurkan tangannya.
''Aku sudah tahu'' ucap Calista kemudian.
''Mahluk itu seperti nya mengejarmu terus Calista''
''dia menginginkan aku'' jawab Calista lirih.
Jonatan tampak tak mengerti dengan apa yang di katakan Calista. '' sudah lah kau manusia tidak akan mengerti''
''Kau meremehkan aku ya? Setelah dua kali aku menyelamatkanmu ?'' ucap Jonatan sedikit sewot. Calista hanya tertawa kecil melihat Jonathan yang masih tidak terima di remehkan olehnya.
''Hehe.. Maaf kan aku'' ucap Calista.
* * *
Malam ini Calista tak bisa memejamkan matanya, bayangan mahluk berjubah itu terus menghantuinya. ''krek'' suara pintu kamar Calista di buka, Calista membalikkan badannya dan kemudian tersenyum melihat sosok yang berdiri di depan pintu. ''Kakek'' rengek Calista dengan manja. Kakek Calista menghampiri Calista dan kemudian memeluknya. ''Apakah kau baik-baik saja sayang, kenapa tak cerita padaku jika mahluk itu terus mengganggumu'' ucap kakek sambil memeluk erat cucu kesayangannya itu.
''Ku fikir dengan membawa mu pergi jauh dari negri sihir itu akan membuatmu terlepas dari Mahluk terkutuk itu, tapi ternyata aku salah. Bahkan Ia sekarang sudah sanggup membuatmu terluka seperti ini'' ucap kakek sedih.
~
Di tempat lain Roy tampak termenung memikirkan sesuatu. ''Dad'' panggil seorang gadis dari balik pintu. ''Masuklah Sandra'' jawab pria itu.
''Ada apa dengan mu dad?'' tanya Sandra yang merasa ada yang aneh dari sikap ayah nya itu. ''Tak ada, kenapa memangnya?''
''Aku merasa ada yang aneh darimu sejak kedatangan Calista ke rumah ini''
''Dimana kau mengenal Calista?'' tanya sang ayah. ''dia teman sekolah ku, apakah ayah ingin ikut aku berkunjung ke rumahnya?'' ajak Sandra. ''Baiklah ku fikir itu tawaran yang tak terlalu buruk'' jawab sang aya.
Mereka pun pergi menuju kediaman Calista.

***
Powered by Telkomsel BlackBerry®

CALISTA Part 1

CALISTA
By: Yunisya Chistiani
 
''Calistaaa...'' teriak seseorang dari arah taman. ''Moooomm'' teriak Calista balik sembari berlari menghampiri wanita yang tak lain adalah ibunya itu. Ketika Calista hendak menghampiri ibunya sesosok Wanita berjubah ala penyihir datang dan menusuk ibu Calista dengan besi runcing '' jleeepp'' besi runcing itu tepat mengenai punggung ibu Calista hingga menembus jantungnya. Seketika itu juga ibu Calista merenggang nyawa.
''Mooommm....!!'' teriak Calista. Wanita penyihir itu beranjak menghampiri Calista, dengan kekuatan hitamnya Wanita itu mengangkat dan mengombang-ambingkan tubuh Calista, di lemparkannya tubuh Calista jauh, Calista mengerang kesakitan. Ketika wanita itu hendak menusukkan besi tajam nya ke tubuh Calista, sebuah terjangan mendarat ke tubuh wanita itu sehingga membuatnya terjatuh. '' Dasar wanita iblis ku bunuh kau..!'' ucap pria itu marah, langsung saja pria itu mengambil besi tajam milik wanita itu dan menusukannya tepat di jantungnya. Perlahan tubuh wanita itu pun berubah menjadi debu, melayang-layang di udara '' Aku akan kembali Erik, untuk mengambil nyawa putrimu ! HAHAHAH..'' ucap suara itu dan menghilang.
Calista berlari menghampiri tubuh wanita yang sudah tidak berdaya itu '' Mom bangun , mom bangun'' isak Calista. Pria itu menghampiri Calista dengan rasa iba, di belainya rambut Calista dengan lembut. ''MOOOOOOO....!!'' teriak Calista keras.
''Pagi ini pemakaman ibu Calista, tampak sekali kedukaan yang amat dalam dari raut wajah Calista. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir Calista sejak kejadian itu.
Semua keceriaan nya hilang bersamaan dengan hilangnya nyawa sang ibu.
~
Seorang pria datang menghampiri Calista yang sedari tadi termenung di dekat jendela kamarnya. ''Calista'' panggil pria itu.
''Kakek'' ucap Calista sambil terisak di pelukan pria yang di panggil kakek itu. Ya Erik adalah kakeK sekaligus ayah dari Rosalina, ibu Calista.
Calista terlahir dari seoarang wanita yang berasal dari negeri sihir dan ayah seorang keturunan serigala dan manusia.
* * *
 
London 1993
Hari ini Calista akan memulai sekolah barunya, dengan bermalas-malasan Calista menuruni tangga rumahnya menuju meja makan. ''Pagi sayang'' sapa seorang kakek yang sedari tadi sedang menunggunya.
''Pagi juga kek'' jawab Calista malas-malasan.
''Kau sudah siap dengan sekolah barumu Calista?'' tanya pria yang di panggil kakek itu.
''Ku rasa siap atau tidak siap aku harus tetap siap bukan'' jawab Calista yang masih asyik menyantap makanan nya. ''Baiklah, ku harap kau tidak akan membuat masalah lagi di sekolah barumu ini, dan ku harap kau tak akan menggunakan sihirmu di sembarang tempat kecuali dalam keadaan yang terdesak.
''dan kurasa aku sudah cukup sering mendengar ocehan kakek soal ini''
''Baiklah, aku berjanji tidak akan mengatakan hal ini lagi padamu'' ucap kakek yang di iringi senyuman di bibirnya.
''ya, kakek selalu berjanji saja padaku'' sambil berdiri menghampiri kakek tercintanya itu.
''Tetapi entah mengapa aku selalu menyayangimu'' ucap Calista yang kini berdiri di sebelah kakeknya itu. ''Hahaha.. Aku tau itu'' jawab sang kakek yang kini sudah berdiri, dan mereka pun siap meluncur ke sekolah Calista yang baru.
1 jam kemudian Calista pun tiba di sekolah barunya. '' Apakah aku perlu mengantarmu sampai ke kelas?'' tanya kakek kepada Calista.
''Ku rasa tidak'' sembari tersenyum lembut ke arah sang kakek. ''Baiklah, aku akan menjemputmu nanti'' ucap kakek kemudian sembari berlalu pergi.
Calista mulai melangkahkan kakinya memasuki gerbang sekolah. Sepanjang jalan tampak sekali siswa-siswi sekolah itu menatapinya terus-menerus, ''Apakah mereka tak pernah melihat anak baru'' gerutu Calista masih tetap dengan tatapan dinginnya. Calista pun sampai di ruangan kepala sekolah ''tok tok tok'' calista mengetuk pintu. ''Silahkan masuk '' sahut suara dari dalam.
''Permisi bu, saya Calista murid baru'' ucap Calista dengan sopan. '' oh... Ya senang berkenalan denganmu Calista, kuharap kau senang bersekolah disini. Kakekmu sudah banyak bercerita tentang dirimu. Baiklah kita langsung saja ke kelasmu karena sebentar lagi pelajaran akan di mulai.
Calista dan ibu kepala pun berjalan menuju kelas Calista.
''Selamat pagi anak-anak'' ucap ibu kepala.
''Selamat pagi buuu'' jawab murid-murid serentak. ''Ibu membawa teman baru untuk kalian, Calista'' panggil ibu kepala.
Calista pun memasuki kesal, tampak sekali seluruh siswa di dalam kelas gaduh karena kedatangan Calista. Ibu kepala pun menyuruh Calista untuk memperkenalkan dirinya .
''Hai semua perkenalkan nama ku Calista'' seraya memberikan senyum termanisnya. Tampak sekali beberapa siswa laki-laki terpana melihatnya. Di sudut lain segerombolan siswa putri menatap sinis ke arahnya.
''Baiklah Calista, Kau duduk disana saja'' perintah ibu kepala menunjuk sebuah kursi kosong. Calista berjalan menghampiri kursi kosong tersebut.
''Hai Calista, nama ku Jilly'' ucap seorang gadis yang duduk di sebelah Calista. Calista pun tersenyum dan mengangkat tangan menjabat tangan gadis bernama Jilly itu.
Dari tempat lain tampak sekali segerombolan siswi wanita menatap tidak suka ke arah Calista.
~
Baru beberapa hari sekolah Calista sudah bisa berbaur dengan teman-teman di sekolahnya, selain karena dia cantik Calista juga ramah sehingga Ia banyak di senangi oleh teman di sekolahnya.
 
Hari ini Calista memutuskan pulang sekolah dengan berjalan kaki. Ya walaupun jarak rumah Calista cukup jauh dari sekolahannya. Dalam perjalanan menuju ke rumah, Calista merasa seperti ada yang membuntuti dirinya,
Calista pun menghentikan langkahnya, Ia mulai waspada takut sesuatu akan menyerangnya. Benar saja, dari arah belakang sebuah Besi tajam hampir saja mengenai dirinya, untung saja Calista dengan sigap menghindarinya. Tiba-tiba dari arah belakang muncul sosok berjubah hitam seperti penyihir, menyerang Calista , dengan sigap Calista menangkis serangan itu. Dan membalas serangan-serangan sihir itu dengan kekuatan sihir juga. sosok berjubah itu pun menghilang seketika. Calista mulai mengatur nafasnya. Sesaat Ia teringat kejadian yang menimpa ibunya dulu. Tiba-tiba dari arah semak-semak terdengar suara-suara aneh. ''Siapa itu?'' tanya Calista yang mulai bersiaga. Keluar lah seseorang dari balik semak-semak itu. Betapa terkejutnya Calista melihat siapa yang berdiri di hadapannya saat ini. ''Jilly apa yang kau lakukan disini?'' tanya Calista dengan raut wajah yang menunjukkan kecurigaan. ''Calista kau penyihir'' ucap Jilly ketakutan dan tak berapa lama Jilly pun ambruk pingsan.
Calista membawa Jilly yang sedang pingsan pulang ke rumahny. Sesampainya di rumah '' Calista siapa yang kau bawa?'' tanya kakek Erik dengan curiga. '' Nanti akan ku jelaskan kek tolong aku dia berat sekali'' dengan sekali saja petikan kakek Erik dapat memindahkan tubuh Jilly di pembaringan.
'' Apa yang terjadi, kenapa gadis ini bisa bersama mu, dan kenapa kau tidak menggunakan kekuatan sihirmu? Tanya kakek Erik bertubu-tubi.
''HUUFFF... Justru karena melihat ku menggunakan kekuatan sihir ku dia jadi pingsan begini kek'' ternag Calista. Kakek nya masih memandang curiga ke arah Calista.
''Jangan memandangi ku seperti itu, ini tidak seperti yang kakek fikirkan'' ucap Calista berusaha meyakinkan pria yang di panggil kakek itu. '' baiklah jelaskan sekarang padaku'' perintah kakek Erik. Calista pun menceritakan apa yang sebenarnya sudah terjadi, kakek Erik mendengarkan dengan seksama. Kakek Erik menarik nafas perlahan tatapan nya jauh ke depan, seperti ada sesuatu yang mengganggu fikirannya. ''Akhirnya dia kembali Calista'' ucap kakek Calista dengan raut wajah yang sedih.
 
Jilly pun akhirnya sadakan diri, ''kau baik-baik saja Jilly?'' tanya Calista cemas. Jilly hanya menganggukkan kepalanya, di tatapinya wajah Calista lekat-lekat. ''Apakah kau takut padaku?'' tanya Calista lagi. Jilly hanya menggelengkan kepalanya. Calista pun tersenyum Ia tahu bahwa Jilly masih syok atas kajadian tadi, di ambilkan nya Jilly minuman dan beberapa cemilan. '' kau pastI laparkan, makan lah'' ujar Calista. Jilly pun mulai melahap makanan itu dengan lahapnya.
''Waw ini enak sekali Calista, aku tak pernah makan-makanan seenak ini'' ucap Jilly dengan lugunya. Calista memandangi wajah Jilly dengan iba. '' Aku masih punya banyak jika kau mau'' tawar Calista. ''oh.. Tidak usah Calista'' tolak Jilly.
Calista pun mengantarkan Jilly pulang ke rumahnya. ''Jilly apakah ini rumah mu?'' tanya Calista dengan ibanya. '' Iya, masuk lah'' ajak Jilly menarik tangan Calista untuk masuk.
''Kau tinggal bersama siapa disini?'' tanya Calista, ''aku tinggal sendiri disini, ayah dan ibuku tinggal di kebun dan Kedua adik ku yang masih kecil'' ungkap Jilly. '' Kau tau aku masih sangat beruntung karena aku masih bisa sekolah dengan bekal beasiswa yang ku peroleh, tidak seperti kedua adikku yang harus putus sekolah karena kedua orang tua ku tak punya uang'' jelas Jilly dengan sedih.
Calista pun jadi sedih mendengarnya, karena hari sudah larut Calista pun berpamitan untuk pulang. Calista pun melajukan mobilnya dengan sangat kencang sekali. Tiba-tiba dari arah jalan ada yang menghadang Calista.
''Apa itu ?'' batin Calista, sosok itu pun perlahan-lahan berubah menjadi wanita berjubah. Calista pun keluar dari mobil mewahnya, Ia merasa tak asing dengan sosok itu ''Kenapa kau selalu mengikutiku?''
''Karena aku ingin nyawamu gadis kecil ku, hahahaha'' tawa wanita itu. Pertarungan pun terjadi pada kilat-kilat sihir pun memecahkan keheningan malam itu, satu pukulan tepat mengenai lengan Calista. Calista benar-benar pasrah apa Yang akan terjadi padanya selanjutnya. Wanita itu mengangkat tangannya sebuah lingkaran hitam di tangannya sudah siap menelan tubuh Calista, namun tiba-tiba ada cahaya yang sangat menyilaukan dan Calista merasa ada sesuatu yang menarik tangannya, dan Ia pun menghilang bersama cahaya tersebut.

****

To be continue
Powered by Telkomsel BlackBerry®

***LUCID DREAM***

Kali ini postingan aku adalah cerpen yang ditulis sahabat aku yang dari Aceh. Oke cekidoot..


***LUCID DREAM***
By: Nandaria Ulva

 
Aku membiarkan tubuhku terhempas dari
atas pesawat jett,
berayun-ayun, di antara awan yang putih,
seputih kapas,
kembali terjun dengan kecepatan tinggi,
''HUUAAA''
hampir saja, aku terjatuh ku apung -apung
tubuh ku kembali,ku gerakkan tangan kiri
dan tangan kananku, membentuk gerakan
burung yang sedang terbang,
aku kembali melesat, jauh menenrjang
beberapa pohon jati dan cemara yang
tingginya beribu-ribu meter, tapi aku tak
merasakan sakit, karna aku menembusnya,
aku berhenti mengerak-kan tanganku,
membiarkan diriku untuk jatuh,
''gedubrruukk''
''awww''kali ini sakit rasanya,
aku berhenti di sebuah pulau permen ,
''wow'' aku berdecak kagum ,memandangi
pemandangan di depan ku ini,
ku coba berbagai macam permen,dan kue
yang terlihat sangat enak.
Kue stroberi seukuran tubuhku ini rasanya
sangat enak,
aku menghabiskannya seorang diri, mataku
terperanjat beralih kepada sebuah rumah
berwarna coklat, rumah kue,
aku kembali memakannya, rasanya sangat
enak, tapi aku sudah terlalu kenyang
sekarang.
Ku putuskan untuk berenang di air terjun
coklat,
''BRUUKk'' suara tubuhku terhempas ke
dalam air terjun ini, membuat beberapa
coklat cair ini ,meluber ke luar sungai,
''i'ts yummy '' aku meminum beberapa teguk
coklat cair di sungai coklat itu,
aku menyelam ke dalam nya, sekarang,
tubuhku di penuhi oleh coklat cair yang
meluber, menutupi sebagian dari tubuhku.
Ku putuskan untuk mandi di sungai air es,
yang tak jauh dari sini,
aku mulai membasuh tubuhku.
''berrr '' dingin sekali rasnya,
aku tak mau berlama-lama,
setelah selesai kini tubuhku langsung bersih,
dan ajaibnya baju ku langsung kering.
''hai'' seorang menepuk pundakku?
Ku palingkan wajahku, untuk menengok ke
belakang.
Seorang anak perempuan , berbaju pesta
selutut dengan warna
pink,hijau,ungu,kuning, yang di campur-
campur, membuat baju nya serasa bagaikan
pelangi, di tambah lagi dengan mata nya
yang biru besar,kulit putih, dan rambut
kuning cerah.
''ka,kau siapa.? ''
''aku? Aku adalah aku...!! ''jawab gadis kecil
itu , sambil senyum-senyum tak jelas.
''maksudku namamu? ''
''nama? Memangnya aku harus punya nama?
Aku tidak punya nama, kalau namamu siapa?
'' dia balik bertanya,
''my name is, kethlin,''jawabku,
''namamu kethlin,lalu nama ku siapa?
Tanyanya lagi.
''oh,aku mengerti, kau tak punya nama,
bagaimana kalau namamu,ketty?''
''seterah mu saja''
aku mengangguk kan kepala, kami berdua
mulai akrap, ketty anak yang manis, baik
dan ,ah,aku tak tau,bagaimana
mengungkapkannya.
.
''KETHLIINN,, BANGUN,,'' suara teriakan wanita
itu mengejutkanku, dan membangunkan ku
dari mimpi indahku.
''ah,aku mimpi lagi,'' gumamku,
masih bisa ku rasakan, kenikmatan es
cream,rumah coklat dan air terjun coklat
itu,lucid dream memang sangat
menyenangkan, terkadang aku membiarkan
diriku untuk sleep paralys, agar aku bisa
menuju lucid dream.
''ah,tak apa,akan ku lanjutkan nanti malam''
aku bergegas turun dari ranjang kecilku,
, ku buka gorden coklat yang menutupi
kamarku,
membuat caaya menembus masuk ke dalam
kamar yang remang-remang ini.
''hai'' seseorang menepuk pundakku, rasa
rasa nya aku kenal dengan suara itu,
ku balikkan pandanganku.
''AAAA''
dia membungkam mulutku.
''tenang,jangan berteriak'' ucap nya lagi.
Di melepaskan tangannya yang membukam
muluttku, ku cba mengatur jalan pernafaan
ku,
'' katty?, bagaimana kau bisa ada di sini,
bukankah kamu hanya ada di dunia mimpi''
tanyaku
''aku disini, untuk menemani mu kethlen''
jawab nya lagi sembari memberikan sebuah
senyum yang aku tak asing olehnya.
'' bagaimana bisa? ''aku yang masih tidak
percaya, mencubit tanganku.
''aww'' sakit ternyata,berarti aku tidak
berada di dunia lucid dream sekarang.
''apa yang tidak bisa di lakukan di dunia ini?
Tanyanya lagi.
''kau selalu membalas peranyaan, dengan
pertanyaan'' candaku .
''well, mari kita lihat dunia mu,apa ada yang
menarik di sini'' katty menarik
tanganku,keluar dari kamar.
Well,ku coba menerima keadaan ini,
bukannya mempunyai teman baru itu
menyenangkan.
KAmi menyusuri tangga,ku lihat ibu,ayah dan
kathin adikku, sedang sarapan ,
''mom,perkenalkan ini katty'' aku meraih
tangan katty yang berada di sebelahku.
''hentikan candaan mu itu kathlen,berhenti
mengigau,'' suara seorang wanita itu,
di susul dengan tawa dari adikku, sedangkan
dad hanya menggeleng-gelengkan kepala.
''apa hanya aku saja yang bisa melihat katty?
'' gumamku,
'katty nampak tak peduli, dia sibuk
mengamati sebuah hiasan dinding,
berbentuk menara eifel,di sudut ruangan,
 
katty nampak tak peduli, dia sibuk mengamati sebuah hiasan dinding, berbentuk menara eifel,di sudut ruangan,
well,mungkin aku memiliki kelebihan dapat melihat makhluk akstral semacam katty,
aku bergegas mengambil piring sadwich ku.
Duduk dengan tenang di antara kursi mom and khatlin adikku,
''prang'' suara gelas susu khatlin terjatuh dari meja,
ku lihat katty,berdiri tepat di samping kursi khatlin, sambil terkekeh geli.
Aku bangkit dari dudukku ku tarik tangan katty menuju kamar, mom dad, and khatlin memandangi ku aneh.
.. ''apa yang kau lakukan katty? Kenapa ku jatuhkan gelas itu? '' tuduhku pada katty,
''aku hanya ingin ber main-main,dunia ini sangat membosankan'' jawabnya enteng. Aku mendengus kesal,ku pandangi wajah polos katty,mungkin dia belum terbiasa dengan duniaku ini.
 
 Bersama katty memang menyenangkan dia manis,lucu dan polos, kami banyak menghabiskan waktu bersama,aku lebih memilih bermain bersama katty dari pada bermain bersama adikku khatlin, dan semenjak aku mengenal katty, aku jarang keluar rumah atau pun keluar dari kamar ku ini, dan kami tidak hanya bermain di dunia nyata,tapi juga di dunia mimpi, aku sering membiarkan diriku sleep paralys,sampai akhirnya aku sampai di dunia lucid dream,
.
Malam telah datang, rembulan bercahaya menganntikan sang surya, beberapa bintang berkerlap-kerlip di atas langit malam yang pekat, aku bergegas memakai baju yang paling nyaman menurutku, ku ucapkan selamat tidur kepada katty,dia membalasnya dengan senyuman, aku berbaring di atas kasur lembut yang empuk ini, ku terlentangkan tubuh ini,mencoba mencari posisi terbaik untuk memudahkan aku memasuki dunia lucid dream, ku coba mengatur nafas sebaik dan serileks mungkin, ku kosongan fikiran,namun masih dalam posisi terjaga, aku mulai rileks,dalam posisi tertidur namun masih dalam keadaan sadar dan terkontrol, ku rasakan sesuatu yang berat nya puluhan kilo menindih dadaku, masih ku coba untuk tetap terkontrol,aku mulai sulit bernafas, hingga aku sampai ke sebuah ruangan yang sangat gelap dan pekat, aku berjalan hingga sampai ke sebuah titik terang, ku rasakan seseorang meraih tanganku dan mengenggam nya, aku sudah tak asing lagi,
''KATTY'' gu mamku, dia menoleh memberikan sebuah senyuman hangat,
''wow'' aku berdecak kagum,aku sekarang berdiri di atas awan, katty memagang tanganku erat-erat, kami terjun dan meluncur, laju tubuh kami mulai lambat, dan ''treemm'' suara langkah kaki kami mendarat di sebuah perkotaan,
''di mana kita'' tanyaku pada katty?
''kita di new york'' jawabnya, aku memandangi gedung-gedung bertingkat yang tinggi nya berib ribu meter, pasti kalian membayangkan gedung itu di cat berwarna,abu-ab u ,putih, atau milenium kan? Berbeda, gedung ini di cat dengan berbagai macam warna-warna cerah, seperti kuning,merah,hi jau,ungu,pink,d an beberapa warna lainnya, aku sibuk memandangi kota ini kiri dan kananya adalah gedung gedung bertingkat sedangkan di sisi tepian terdapat sebuah air mancur berwarna merah darah, dan sekarang baru ku sadari kalau aku berada di tengah jalan,jalanan yang berwarna kuning cerah,hingga aku tak sadar aku berada di jalan, banyak mobil berlalu lalang sedari tadi tapi mobil-mobil itu tidak menabrak ku melainkan menembusku, katty menarik tanganku menuju troroar,kami menyetop sebuah taxsi di sana, taxsi itu di doinan kan dengan warna biru cerah. ''kita mau kemana? ''
''berjalan-jalan'' ujar katty. Kami masuk ke dalam taxsi, seorang supir yang layaknya manusia biasa membawa kami berjalan -jalan di kota new york ini, tiba-tiba ''blass'' katty menusuk supir itu dengan sebuah pisau daging kecil. Membuat supir taxsi itu ambruk seketika, laju mobil pun berhenti.
''apa yang kau lakukan? '' tanyaku heran, ada rasa takut memenuhi benakku.
''membunuh, apa kau berani, ? ayolah ini hanya mimpi,takkan terjadi apa-apa''katty menyedorkan sebuah pisau kecil kepadaku.
aku tersenyum,ku raih pisau kecil. ''jangan panggil aku kethlen kalau aku tak bisa melakukannya '' katty membalasnya dengan sebuah seringgai,kami turun dari mobil, bebrapa manusia sibuk melakukan aktifiitasnya, aku mengikuti katty, dengan memagang sebuah pisau daging besar katty mendekati penduduk satu persatu, menebas kepalanya,membu raikan usus, dan mencabik-cabik tubuh mereka, awalnya aku nampak ragu serasa ingin muntah melihat pemandangan itu, tapi tak apa,bukankah ini hanya mimpi? Aku mengikuti langka katty, ku tebas kepala seorang ibu muda yang membawa bayi nya berjalan-jalan, kepala itu mengelinding tepat di kaki ku, bayi yang berada dalam gendonganya itu menangis, aku muak mendengarnya, ku tancapkan pisau itu di leher sang bayi,membuatnya mengeluarkan darah yang banyak, katty melemparkan sebuah senyuman kepadaku, aku membalasnya dengan tersenyum ria, aku mulai melakukan aksiku, ku habisi semua nyawa di kota ini,
 
Tampa belas kasihan dan ampunan, kota newyork yang cerah ini, berubah menjadi lautan darah, tubuh dengan kepala terpisah dari badannya memnuhi kota ini, bau amis, bagaikanwangi parfum terkenal ala prancis, baju piyama putih ku yang bergambar angry bird berubah warna menjadi merah, juga dengan baju katty ''HAHAHAHA'' aku dan katty tertawa puas, . Katty mengenggam erat tanganku, kami kembali meluncur di atas lautan darah kota newyork, ku rasakan sensasi yang sangat menyenangkan dari semua ini, kami melayang memutari awan, kembali terjun ke sebuah kota baru yang bersih wangi dan indah, ''di mana kita? ''tanyaku. ''kita di tokyo'' jawab katty ''tokyo ,jepang? '' ''ya,'' kota ini begitu indah,bersih dan nyaman, setidaknya untuk saat ini, ''lalu apa yang akan kita lakukan di sini? ' ' ''yakkuza'' jawab katty singkat, katty kembali meraih tangaku,melayan g beberapa centi di atas jalanan , dia membawa ku kesebuah gang sempit, melayang di antara tumpukan sampah yang memnuhi gang, sampai akhirnya kami tiba di sebuah tempat kecil,kumuh,dan bau, kulihat,bebrapa orang pria dan wanita sedang mengisap sesuatu berwarna putih,semacaam rokok tapi lebih kecil dan beberapa pil-pil yang aku tak tau apa namanya, katty membawa ku kesana, memperkenalkan dengan beberapa pria dan wanita yang tampak sangat ia kenal,mereka menggunakan bahsa jepang, yang aku tak tau artinya, , beberapa orang di antara mereka mengangguk, katty mengambil bungkusan kecil itu dan mengisap dengan sebuah alat penghisap. ''apa itu.'' ''narkoba,kau mau coba? '' tanya katty. Aku mengangguk,tak apa toh ini hanya mimpi. Ku rasakan benda putih kecil berbentuk seperti rokok itu, sangat nikmat, membuatku, ingin merasakan lagi dan lagi, ''wiuww,wiuuw,' ' suara mobil polisi mengejutkan kami, ku lihat katty sudah siap dengan sebuah pistol nya. ''mau coba? Tanyanya lagi. Aku mengangguk tak apa,bukankah ini hanya mimpi? Aku meraih pistol yang di berikan katty,dan kami menembakbeberap a orang polisi,ku rasakan sensasi yang sangat menyenangkan. . . . Aku banyak melakukan semua hal yang tak berani ku lakukan di dunia nyata mulai dari membunuh,menghi sap narkoba,meminum miras,berlari dari polisi,menjadi yakuza,mmenjadi psikpat, dan masih banyak hal lainnya.
 
''gedubrrrukk'' sebuah suara keras itu membangunkan ku dari mimpi indahku, dengan perasaan masih mengantuk aku raih jam wekerd di samping kanan tapat tidurku, tapi di sini terlalu gelap, aku menghidupkan lampu kecil di samping tempat tidurku. ''AAAAAAA'' aaku berteriak kencang, ku rasakan baju ku penuh darah, rambut ku acak acakan dan yang paling menngerikan ku lihat dad,mom dan khatlin dengan kondisi yang mengenaskan terkapar dengan leher yang putus dari tubuh merek,tepat berada di bawah tempat tidurku. ''apa yang sudah terjadi? Bukankah itu hanya mimpi? '' tanyaku dalam hti. Ku raba katty yang tertidur di sampingku, ''tidak ada'' gumamku, ''kreek ''suara pintu di buka. ''ka,katty? '' ku lihat katty dengan baju yang penuh darah,dan sebuah pisau daging besar,di tangan kanannya, ''kau sudah bangun khatlen?'' tanya katty,tanpa rasa bersalah. ''katty kau membunuh mereka? '' ''tidak,kau yang membunuh mereka bukan aku khatlen,'' kata katty sembari menujuk ke arah tangan kiriku, oh tidak, aku mengenggam sebuah pisau kecil yang berlumuran darah. , ''tak apa kathleen,kau masih bisa merasakan hidup di dunia mimpi bukan, jadi kenapa kau cmas? Bukankah di dunia mimpi kita bisa melakukan semua yang kita inginkan? Sekarang kembali lah tertidur'' ''ya ,kau benar katty'' ujarku, aku menenangkan diriku sendiri,mencoba menerima kenyataan kalau aku memang pembunuh, ''aku memang tidak pernah salah khetlen'' ujar katty sembari mendekati ku,terpampang sebuah senyuman mengerikan dari garis bibirnya, dia mengayunkan pisau nya tpat ke arah jantungku. ''blass'' pisau itu menmbus jantungku. Ku dengar satu kata terucap dari bibir kay. ''bermimpilah,b ermimpilah untuk selamanya khatlen,selaman ya '' ''hahahahahaha' ' tawa katty menjadi suara terakhir yang ku dengar, dan semua menjadi gelap, gelap, dan semakin gelap..
 
 The end..
Powered by Telkomsel BlackBerry®