Oleh Arief Siddiq Razaan
Aku kaget, ada nomor baru mampir ke handphone. Kirain cuma miskol, tapi tenyata sampai lebih lima kali. Akhirnya dengan berbesar jiwa dan raga, kuterima panggilan darinya.
Penelpon: "Assalamu'alaikum..."
Aku: "Wa'alaikum Salam"
Penelpon: "Ini benar dengan akhy Arief Siddiq Razaan saya bicara?"
Aku: "Benar, ini siapa ya?"
Terdengar suara terisak. Perasaanku tidak enak. Apa mungkin ada kabar buruk yang menyeruak.
Aku: "Maaf, antum siapa? Mengapa menangis?"
Penelpon: "Saya salah seorang member KBM, yang sering baca tulisan antum."
Aku: "Lha trus, kenapa telepon sambil nangis."
Penelpon: "Terharu, karena tulisan antum menyadarkan saya agar menjauhi pacaran."
Aku: "Terus maksudnya telepon ini untuk mengabarkan itu?"
Penelpon: "Bukan, cuma mohon restu Insya Allah hari Minggu nanti saya mau berkurban."
Aku: "Hubungannya Qurban dengan larangan pacaran di mana?"
Penelpon: "Saya mau mengurbankan pacar, semoga panitia Qurban berkenan menjadi saksi putusnya pacaran kami."
Gubrak! Dalam hati aku berdoa semoga ada lagi yang berkurban seperti penelpon ini.
03.10.2014
----
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar