Minggu, 08 Desember 2013

CALISTA Part 1

CALISTA
By: Yunisya Chistiani
 
''Calistaaa...'' teriak seseorang dari arah taman. ''Moooomm'' teriak Calista balik sembari berlari menghampiri wanita yang tak lain adalah ibunya itu. Ketika Calista hendak menghampiri ibunya sesosok Wanita berjubah ala penyihir datang dan menusuk ibu Calista dengan besi runcing '' jleeepp'' besi runcing itu tepat mengenai punggung ibu Calista hingga menembus jantungnya. Seketika itu juga ibu Calista merenggang nyawa.
''Mooommm....!!'' teriak Calista. Wanita penyihir itu beranjak menghampiri Calista, dengan kekuatan hitamnya Wanita itu mengangkat dan mengombang-ambingkan tubuh Calista, di lemparkannya tubuh Calista jauh, Calista mengerang kesakitan. Ketika wanita itu hendak menusukkan besi tajam nya ke tubuh Calista, sebuah terjangan mendarat ke tubuh wanita itu sehingga membuatnya terjatuh. '' Dasar wanita iblis ku bunuh kau..!'' ucap pria itu marah, langsung saja pria itu mengambil besi tajam milik wanita itu dan menusukannya tepat di jantungnya. Perlahan tubuh wanita itu pun berubah menjadi debu, melayang-layang di udara '' Aku akan kembali Erik, untuk mengambil nyawa putrimu ! HAHAHAH..'' ucap suara itu dan menghilang.
Calista berlari menghampiri tubuh wanita yang sudah tidak berdaya itu '' Mom bangun , mom bangun'' isak Calista. Pria itu menghampiri Calista dengan rasa iba, di belainya rambut Calista dengan lembut. ''MOOOOOOO....!!'' teriak Calista keras.
''Pagi ini pemakaman ibu Calista, tampak sekali kedukaan yang amat dalam dari raut wajah Calista. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir Calista sejak kejadian itu.
Semua keceriaan nya hilang bersamaan dengan hilangnya nyawa sang ibu.
~
Seorang pria datang menghampiri Calista yang sedari tadi termenung di dekat jendela kamarnya. ''Calista'' panggil pria itu.
''Kakek'' ucap Calista sambil terisak di pelukan pria yang di panggil kakek itu. Ya Erik adalah kakeK sekaligus ayah dari Rosalina, ibu Calista.
Calista terlahir dari seoarang wanita yang berasal dari negeri sihir dan ayah seorang keturunan serigala dan manusia.
* * *
 
London 1993
Hari ini Calista akan memulai sekolah barunya, dengan bermalas-malasan Calista menuruni tangga rumahnya menuju meja makan. ''Pagi sayang'' sapa seorang kakek yang sedari tadi sedang menunggunya.
''Pagi juga kek'' jawab Calista malas-malasan.
''Kau sudah siap dengan sekolah barumu Calista?'' tanya pria yang di panggil kakek itu.
''Ku rasa siap atau tidak siap aku harus tetap siap bukan'' jawab Calista yang masih asyik menyantap makanan nya. ''Baiklah, ku harap kau tidak akan membuat masalah lagi di sekolah barumu ini, dan ku harap kau tak akan menggunakan sihirmu di sembarang tempat kecuali dalam keadaan yang terdesak.
''dan kurasa aku sudah cukup sering mendengar ocehan kakek soal ini''
''Baiklah, aku berjanji tidak akan mengatakan hal ini lagi padamu'' ucap kakek yang di iringi senyuman di bibirnya.
''ya, kakek selalu berjanji saja padaku'' sambil berdiri menghampiri kakek tercintanya itu.
''Tetapi entah mengapa aku selalu menyayangimu'' ucap Calista yang kini berdiri di sebelah kakeknya itu. ''Hahaha.. Aku tau itu'' jawab sang kakek yang kini sudah berdiri, dan mereka pun siap meluncur ke sekolah Calista yang baru.
1 jam kemudian Calista pun tiba di sekolah barunya. '' Apakah aku perlu mengantarmu sampai ke kelas?'' tanya kakek kepada Calista.
''Ku rasa tidak'' sembari tersenyum lembut ke arah sang kakek. ''Baiklah, aku akan menjemputmu nanti'' ucap kakek kemudian sembari berlalu pergi.
Calista mulai melangkahkan kakinya memasuki gerbang sekolah. Sepanjang jalan tampak sekali siswa-siswi sekolah itu menatapinya terus-menerus, ''Apakah mereka tak pernah melihat anak baru'' gerutu Calista masih tetap dengan tatapan dinginnya. Calista pun sampai di ruangan kepala sekolah ''tok tok tok'' calista mengetuk pintu. ''Silahkan masuk '' sahut suara dari dalam.
''Permisi bu, saya Calista murid baru'' ucap Calista dengan sopan. '' oh... Ya senang berkenalan denganmu Calista, kuharap kau senang bersekolah disini. Kakekmu sudah banyak bercerita tentang dirimu. Baiklah kita langsung saja ke kelasmu karena sebentar lagi pelajaran akan di mulai.
Calista dan ibu kepala pun berjalan menuju kelas Calista.
''Selamat pagi anak-anak'' ucap ibu kepala.
''Selamat pagi buuu'' jawab murid-murid serentak. ''Ibu membawa teman baru untuk kalian, Calista'' panggil ibu kepala.
Calista pun memasuki kesal, tampak sekali seluruh siswa di dalam kelas gaduh karena kedatangan Calista. Ibu kepala pun menyuruh Calista untuk memperkenalkan dirinya .
''Hai semua perkenalkan nama ku Calista'' seraya memberikan senyum termanisnya. Tampak sekali beberapa siswa laki-laki terpana melihatnya. Di sudut lain segerombolan siswa putri menatap sinis ke arahnya.
''Baiklah Calista, Kau duduk disana saja'' perintah ibu kepala menunjuk sebuah kursi kosong. Calista berjalan menghampiri kursi kosong tersebut.
''Hai Calista, nama ku Jilly'' ucap seorang gadis yang duduk di sebelah Calista. Calista pun tersenyum dan mengangkat tangan menjabat tangan gadis bernama Jilly itu.
Dari tempat lain tampak sekali segerombolan siswi wanita menatap tidak suka ke arah Calista.
~
Baru beberapa hari sekolah Calista sudah bisa berbaur dengan teman-teman di sekolahnya, selain karena dia cantik Calista juga ramah sehingga Ia banyak di senangi oleh teman di sekolahnya.
 
Hari ini Calista memutuskan pulang sekolah dengan berjalan kaki. Ya walaupun jarak rumah Calista cukup jauh dari sekolahannya. Dalam perjalanan menuju ke rumah, Calista merasa seperti ada yang membuntuti dirinya,
Calista pun menghentikan langkahnya, Ia mulai waspada takut sesuatu akan menyerangnya. Benar saja, dari arah belakang sebuah Besi tajam hampir saja mengenai dirinya, untung saja Calista dengan sigap menghindarinya. Tiba-tiba dari arah belakang muncul sosok berjubah hitam seperti penyihir, menyerang Calista , dengan sigap Calista menangkis serangan itu. Dan membalas serangan-serangan sihir itu dengan kekuatan sihir juga. sosok berjubah itu pun menghilang seketika. Calista mulai mengatur nafasnya. Sesaat Ia teringat kejadian yang menimpa ibunya dulu. Tiba-tiba dari arah semak-semak terdengar suara-suara aneh. ''Siapa itu?'' tanya Calista yang mulai bersiaga. Keluar lah seseorang dari balik semak-semak itu. Betapa terkejutnya Calista melihat siapa yang berdiri di hadapannya saat ini. ''Jilly apa yang kau lakukan disini?'' tanya Calista dengan raut wajah yang menunjukkan kecurigaan. ''Calista kau penyihir'' ucap Jilly ketakutan dan tak berapa lama Jilly pun ambruk pingsan.
Calista membawa Jilly yang sedang pingsan pulang ke rumahny. Sesampainya di rumah '' Calista siapa yang kau bawa?'' tanya kakek Erik dengan curiga. '' Nanti akan ku jelaskan kek tolong aku dia berat sekali'' dengan sekali saja petikan kakek Erik dapat memindahkan tubuh Jilly di pembaringan.
'' Apa yang terjadi, kenapa gadis ini bisa bersama mu, dan kenapa kau tidak menggunakan kekuatan sihirmu? Tanya kakek Erik bertubu-tubi.
''HUUFFF... Justru karena melihat ku menggunakan kekuatan sihir ku dia jadi pingsan begini kek'' ternag Calista. Kakek nya masih memandang curiga ke arah Calista.
''Jangan memandangi ku seperti itu, ini tidak seperti yang kakek fikirkan'' ucap Calista berusaha meyakinkan pria yang di panggil kakek itu. '' baiklah jelaskan sekarang padaku'' perintah kakek Erik. Calista pun menceritakan apa yang sebenarnya sudah terjadi, kakek Erik mendengarkan dengan seksama. Kakek Erik menarik nafas perlahan tatapan nya jauh ke depan, seperti ada sesuatu yang mengganggu fikirannya. ''Akhirnya dia kembali Calista'' ucap kakek Calista dengan raut wajah yang sedih.
 
Jilly pun akhirnya sadakan diri, ''kau baik-baik saja Jilly?'' tanya Calista cemas. Jilly hanya menganggukkan kepalanya, di tatapinya wajah Calista lekat-lekat. ''Apakah kau takut padaku?'' tanya Calista lagi. Jilly hanya menggelengkan kepalanya. Calista pun tersenyum Ia tahu bahwa Jilly masih syok atas kajadian tadi, di ambilkan nya Jilly minuman dan beberapa cemilan. '' kau pastI laparkan, makan lah'' ujar Calista. Jilly pun mulai melahap makanan itu dengan lahapnya.
''Waw ini enak sekali Calista, aku tak pernah makan-makanan seenak ini'' ucap Jilly dengan lugunya. Calista memandangi wajah Jilly dengan iba. '' Aku masih punya banyak jika kau mau'' tawar Calista. ''oh.. Tidak usah Calista'' tolak Jilly.
Calista pun mengantarkan Jilly pulang ke rumahnya. ''Jilly apakah ini rumah mu?'' tanya Calista dengan ibanya. '' Iya, masuk lah'' ajak Jilly menarik tangan Calista untuk masuk.
''Kau tinggal bersama siapa disini?'' tanya Calista, ''aku tinggal sendiri disini, ayah dan ibuku tinggal di kebun dan Kedua adik ku yang masih kecil'' ungkap Jilly. '' Kau tau aku masih sangat beruntung karena aku masih bisa sekolah dengan bekal beasiswa yang ku peroleh, tidak seperti kedua adikku yang harus putus sekolah karena kedua orang tua ku tak punya uang'' jelas Jilly dengan sedih.
Calista pun jadi sedih mendengarnya, karena hari sudah larut Calista pun berpamitan untuk pulang. Calista pun melajukan mobilnya dengan sangat kencang sekali. Tiba-tiba dari arah jalan ada yang menghadang Calista.
''Apa itu ?'' batin Calista, sosok itu pun perlahan-lahan berubah menjadi wanita berjubah. Calista pun keluar dari mobil mewahnya, Ia merasa tak asing dengan sosok itu ''Kenapa kau selalu mengikutiku?''
''Karena aku ingin nyawamu gadis kecil ku, hahahaha'' tawa wanita itu. Pertarungan pun terjadi pada kilat-kilat sihir pun memecahkan keheningan malam itu, satu pukulan tepat mengenai lengan Calista. Calista benar-benar pasrah apa Yang akan terjadi padanya selanjutnya. Wanita itu mengangkat tangannya sebuah lingkaran hitam di tangannya sudah siap menelan tubuh Calista, namun tiba-tiba ada cahaya yang sangat menyilaukan dan Calista merasa ada sesuatu yang menarik tangannya, dan Ia pun menghilang bersama cahaya tersebut.

****

To be continue
Powered by Telkomsel BlackBerry®

0 komentar:

Posting Komentar