by : Supri Yani
Nama Ku echi , umurku 18 tahun. Aku seorang mahasiswi di salah satu Universitas ternama di daerah ku. Kegemaran ku berpetualang, mencari suatu pengalaman, untuk menambah wawasan. Di kampus, aku mempunya 4 sahabat , kebetulan hobi kami sama yaitu berpetualang.
Berbagai kota, pulau-pulau di indonesia telah kami jelajahi , banyak pengalaman yang ku dapat, baik pengalaman yang baik/buruk .
Di sebuah taman dekat Kampus Aku dan Ke-4 kawan ku duduk istirahat sambil membicarakan Petualangan kami berikutnya untuk mengisi Liburan minggu-minggu ini.
***
''Friends, untuk mengisi liburan kita selama 1 bulan, bagai mana kalo kita lanjut berpetualang ke-Maluku. Kan cuma tinggal pulau Maluku saja yang belum kita telusuri'' ucap Miko.
'' Wahh, boleh juga kita bisa ke pedalaman liat orang-orang Naolu( sebutan untuk orang pedalaman). Seru tuh kayannya'' timpal Clara.
'' Aku sih, setuju- setuju aja. Tapi gimana dengan kamu Echi, Igo , Rara, Andi, ''ucap Leni.
'' Setuju'' ucap mereka berbarengan.
Cahaya Sun set yang merah lebam tergambar indah tapi membuat mata ku sakit. Aku yang sedang duduk di pinggiran pantai , kebetulan rumah ku dekat lautan cukup 10 langkah kaki saja untuk menempuhnya. Ku duduk di Telid Sambil menunggu matahari terbenam.
'' Kringggg......'
' suara Handpone ku berbunyi membuat ku mengalihkan arah pandangan ku ke layar Hp. Terlihat Leni, calling.
'' Haloo ''
'' Halo, Chi'' jawab suara di sebrang sana.
'' Iya Len , ada apa? Tumben telfon'' balas ku.
'' Iya, nanti malam Aku dan Clara berniat shoping. Membeli perlengkapan untuk besok sebelum pergi berpetualang,. Kamu mau ikut nggak'' ucap Leni.
''Oke deh, aku ikut! Jemput aku yah'' timpal ku.
'' Oke '' timpal Leni sembari menutup telfonnya.
Hari sudah semakin sore . Saat yang ku nantikan pun muncul. Terlihat matahari terbenam dari ufuk barat. Sungguh indah, menakjubkan. Dari jauh Yang aku lihat matahari seperti tenggelam masuk di dalam lautan. Tapi itu kuasa Illahi.
Kini sang malam datang, kegelapan menyelimuti jalan. Aku pun pulang langkah kaki ku hanya di temani kelipan bintang dan bulan sabit yang tergambarkan senyum padaku.
Ku robohkan tubuh mungil ku di ranjang yang empuk , tak lama dari itu terdengar ada yang mengetuk pintu kamar Ku. '' Took ... Took ..tok'' , siapa jawab Ku dari dalam kamar ?, ''Aku Ech, Leni dan Clara'' ucap Leni. '' Ohh, kalian masuk aja'' ucap aku. Tanpa buang-buang waktu pun kami ber-3 langsung berangkan menuju Maplazz untuk shoping ! Tak terasa cukup dengan waktu 30 menit kami telah sampai di depan gedung yang menjulang tinggi , berwarna putih yang sangat ramai, MaPlazza. Ku parkirkan mobil dan langsung masuk ke dalamnnya, kami mulai menyerbu isi Maplazza , kami membeli baju, sweeter, tas, sepatu serta makanan ringan! Setelah kami puas kami segera pulang, karna kebutuhan telah terpenuhi. Ketika di perjalanan hendak pulang. '' Ciiiiittttttt'' Ku rem mobil secara tiba-tiba. '' Heh Chi, apa-apan si? Mau bunuh Kita yah? Ucap Clara''. '' Engga kok, friends ! Liat deh '' ucap Ku sembari menunjukan sesuatu ke arah luar mobil. Clara dan Leni pun melihat nya karna penasara '' Haaaakkk'' mata mereka menganga
Suatu benda bergerak berwarna hitam dengan mata hijau pekat ! Kucing? Aneh nya kucing memakai kalung berbandul tengkorak. '' Tiiiiieett'' ku bunyikan klakson berulang kali, ternyata kucing itu menghilang dengan sendirinya. Kami pun pulang dengan masih memikirkan kejadian barusan. *** Sang surya telah menyambut pagi, yang mulai menyinarakan cahaya nya ke seluruh penjuru. Desir angin pagi yang menyejukan , yang membuat pohon seakan bergoyang, daun dan ranting yang saling bertabrakan seakan menyapa ku di pagi hari. Segera ku sambar handuk dengan sigap ku melangkah ke arah kamar mandi , setelah mandi ku kenakan kaos putih bertuliskan I LOVE YOU di tambah gambar <3 , ku kenakan celana jeans ketat. Ku sambar HandPone ku dan segera berlali keluar kamar menuju ruang makan! Terlihat mama dan papa yang telah siap menyantap makanan pagi, aku pun segera duduk di sebelah mama. Kami mulai menyantap makanan, dengan menu nasigoreng spesial dan lauknya daging ayam kecap pedas. ***
Ku langkah kan kembali kaki ku menuju pantai di dekat rumah ku. Hembusan angin pantai , suara desir pasir, dan ombak yang sekan saling bekejaran, pohon kanjoli di pinggir pantai yang tumbuh menjulang tinggi dedaunan yang lebat bergerak-gerak , seakan mengucapkan selamat datang kepadaku. Iya tempat yang indah biasa ku menghabiskan sore ku di pantai ini untuk melihat Sunset . Ingin sih rasanya ku melihat SunRice tapi sayang aku nggak bisa bangun pagi banget aku bangun jam setengah 7. Ku duduk di bawah pohon kanjoli yang rindang yang membuat ku terhindar dari terik sinar sang surya , angin laut dan darat yang saling menyapa membuat rambut lurus hitam ku terurai. Ku rapihkan kembali rambut ku tapi hembusan angin slalu menerpa. Ku melihat suatu mengerikan dari celah rambut ku yang terurai '' Astaggaaaa'' Kucing itu ?!?! . Ya , kulihat kucing yang tadi malam hampir Ku tabrak, terlihat kucing hitam pekat dan mata hijau pekat menganga ku seolah tersenyum pada ku '' Hiiiiiii'' ku bergidik ngeri. Segera ku berlar
Menuju rumah ku. Ku roboh kan kembali tubuh mungil ku di sofa ''Ufhhhhh siall banget pagi ini. Apa kah ada pertanda buruk ya? Kenapa kucing itu harus datang lagi. Ku pejamkan mata sejenak , setengah jam ku tidur ketika aku bangun '' Aghhhhhhhh'' aku berteriak kaget karna di atas meja samping sofa yang aku tiduri , di meja terdapat kucing hitam itu lagi yang dengan santainya duduk. Kucing itu terus-terusan menatap ku membuat aku ngeri nya bukan main. Kalung yang terlingkar di leher kucing itu bergambar kepala tengkorak mengeluarkan cahaya mere menyilaukan membuat pandangan ku buran semakin buram dan hanya gelap yang kurasa! Pingsan !. ''Echiii.... Echi'' terdengar seperti ada yang memanggil ku, antara sadar dan tidak kurasa jantung ku berdebar kencang seakan bahaya akan menyapa ku, badan ku begetar , aku merasa ada yang memegang badan ku dan mengerakan-kan tubuh ku dan aku buka mata perlahan '' Ahhhhhhhhh'' . '' Loh, chi mama bangunin kok , malah teriak-teriak kaya kesetanan gitu'' timpal mama ku.
Ku garuk-garukan kepala '' Maaf ma, aku kira kucing '' timpal ku. '' Kucing? Hahaha makanya kalo tidur jangan bangun siang-siang liat tuh udah jam se-11 '' timpal mama. '' Aghhhhh, bukannya aku baru tidur ya, aku kan tadi bangun pagi lalu sarapan pagi sama mama dan papa ku lanjut bermain di pantai trus aku balik tidur di kursi ketika ku membuka mata aku liat kucing serem itu lagi dan aku pingsan ketika bangun aku udah di kamar'' jelas ku kepada mama. '' Aghahahah , itu cuma mimpi wong dari tadi kamu belum bangun kok. Liat aja kamu masih kusut dan masih pake baju tidur'' timpal mama sembari pergi keluar kamar ku. Ku pandangi diri ku heran. Iya yah aku masih berantakan gini? Tapi aneh tadi aku ngerasa emang udaah bangun dan aku pingsan di sofa? Ahh mungkin benar kata mama aku cuma mimpi, gerutu ku dalam hati. Segera ku sambar handuk lalu mandi . Ketika ku mencari-cari pakaian di lemari, ku ambil baju polos warna biru pudar dan celana pensil. Setelah selesai dan berdandan aku keluar kamar menuju ruang makan.
Ketika ku buka penutup makanan '' Ahhhhhhhhh'' aku kembali berteriak membuat mama dan papa ku kaget dan menghampiri ku. '' Kenapa kau Chi, kok teriak-teriak'' ucap papa. Ku tunjukan lauk itu dengan tangan ku sedangkan mata ku masih tertutup karna takut. '' Kenapa dengan makanan ini'' ucap papa. ''Masak papa nggak bisa liat, itu lauknya masa kepala kucing'' ucap ku. '' Mana ada kepala kucing Nak, ini kepala ikan'' timpal mama. Sontak aku pun kaget mendengar pernyataan mama. Ku buka mata ku perlahan dan meliriknya '' Hahhhh'' kepala ikan? Bener kok pa, ma tadi aku liat kepala kucing''timpal ku. '' Mungkin halusinasi mu saja , buktinya tadi mama bangunin kamu. Kamu juga teriak-teriak ngira mama kucing! Udah kamu makan saja'' timpal mama sembari pergi meninggal kan ku sendirian di ruang makan. Hati ku udah mulai tenang dengan sigap aku makan, karna lupa ku buang tulang-tulang ikan di lantai. Ternyata kucing tetangga datang dan memakannya. Aku yang tak menyadari kedatangan kucing itu, aku terus makan--
'' Meooong'' . Nah Loh suara kucing, aku mengekerutkan kening ku dan siap melakukan aksi jurus ke 4 yaitu lariiiiiii. Ketika udah lumayan jauh ku lihat ternyata kucing tetangga yang biasa datang. '' Ufghhh sial, kena tipu aku kira kucing setan itu. Kenapa aku jadi paranoid gini sih.*** Malam yang cerah, kerlipan bintang dan sinar bulan yang menemani perjalanan Aku dan teman-teman ku, ke bandara juanda di surabaya. Malam ini kami akan berangkat ke ambon tepatnya kami akan menuju ke maluku di daerah pelosok dan pedalaman. Jam 01:00 dini hari kami Take On. Kami sampai di Laha, bandara ambon tepat jam 07:00 WIT. Setelah kami mengambil barang bawaan kami mencari taxi untuk menuju ke pelabuhan pelabuhan Tulehu ! Cukup dengan menempuh waktu sejam kami sampai pelabuhan, tepat jam 8 kami naik kapal untuk menuju ke pulau seram daerah maluku tengah. Jam 12 siang kami sampai pelabuhan Amahai, malukutengah. Kami mencari angkutan, kami menuju ke desa-desa di untuk mencari penginepan. Tepat di desa ''Rohua'' kami turun
Kami turun. Rumah yang berada di kaki gunung, terlihat rumah-rumah gantung beratap daun kelapa yang di kepang , rumah yang masih karna jauh dari kota. Kedatangan kami telah di sambut oleh kepala dusun. '' Selamat sore anak muda, apa tujuan anda ke desakami '' Jawab ketua dusun. Ku julurkan tangan ku ''Nama ku Echi Pak, niat kami datang hanya ingin berpetualang ingin tau bagai mana kehidupan di desa ini? Apakah Bapak mengizin kan kami '' timpal Ku. '' Tentu anak muda, suatu kebanggaan bagi kami anak muda! Kalian bisa tinggal di rumah Bapak''ucap Bapak dusun itu. Terlihat rumah Bapak dusun itu yang masih sederhana disekitar sini pun tak ada rumah yang terbuat dari bata/batu. Semuannya sama rumah yang terbuat dari kayu. Rumah gantung/panggok. Rumah yang tidak terlalu luas hanya berisi, ruang tamu, 2 kamar dan dapur. '' Oh iya Pak, kami sebenernya tujuan kami ingin melihat orang-orang Pedalaman Naolu. Bapak dusun itu hanya diam , tertunduk lesu dan mengangkat bicara ''Apa kalian serius nak, untuk melihat orang--
Naolu? Mereka mahluk kanibal. Kalo ada orang asing, kalian bakal di makan hidup-hidup'' ucap Bapa dusun. '' Apa pun resiko kami tanggung Pak. Sia-sia dong kami Pak buang-buang uang juataan tapi tujuan kami nggak terlasana! Kami bakal hati-hati Pak. Kami nggak akan grusah-grusuh'' timpal Mico. '' Baik lah, pergilah besok. Maaf bapak nggak bisa nemani perjalanan kalian. Satu pesan Bapak jalan hati-hati jangan sampai kalian tertangkap orang-orang Naolu. Kalo sampai tertangkap kamu nggak bisa pulang lagi ke daerah asal kalian'' ucap Bapak dusun. '' Iya pak'' ucap Leni.
Pagi yang cerah kami beranjak pergi dan berpamitan kepada Pak dusun. Kami mulai melangkah kan kaki kami untuk mendaki gunung untuk melihat orang-orang pedalaman. Pepohonan yang menjulang tinggi, suara Riang(sejenis jangkrik). Sudah 3 jam kami berjalan,tapi tetap belum menemukan tanda-tanda ada kehidupan manusia. Kami beristirahat dan makan-makan ringan yang kami bawa. Setelah itu kami pun melanjutkan perjalanan kami. 2 jam kemudian kita melihat asap hitam, dan mendengar suara keramaian, suara bising yang kami nggak ngerti mereka omongin. Tak di sangka ada seseorang berjalan ke arah kami. Kami pun segera bersembunyi di balik pohon Pala yang besar dan menjulang tinggi. Sosok itu makin dekat terlihat dari kami sosok itu tidak mengenakan pakaian hanya memakai CD(Celana dalam ) yang terbuat dari daun, tubuhnya sangat hitam , badan kekar, mata ganas, rambut keriting. Sosok itu terlah pergi melewati kami. Tak nyangka ekor mata ku menangkap sesuatu benda di atas kami. Ku mengdongakan ke atas dan '' Arrrrrrrgggggg''
Secepat kilat mulut ku di bungkap dengan tangan Igo. '' Diem jangan teriak, entar kita tertangkap mahluk kanibal itu'' ucap Igo lirih. Mulutku yang masih terbungkap, aku hanya mampu memberikan isyarat dengan menujukan jari ku ke atas. Mico, Igo , Clara, Leni, Rara, Andi mendongakan kepalanya ke atas. Mata kami ternganga tubuh kami terpaku, tak mampu bergerak, kami hanya mampu diam tanpa bahasa. Terlihat sosok tubuh utuh yang sudah menjadi tengkorak yang tergantung di atas pohon. Seperti orang gantung diri. Di batang pengikatnya pun terdapat kucing hitam berkalung kepala tengkorak yang sering menghantui ku . Kucing itu menjatuhkan sesuatu '' Puuukkkk'' sebuah cincin dengan kertas bertuliskan MIRACLE. Aku pun mengambilnya ketika ku berbalik arah ternyata teman-temanku udah ngibrit kabur, aku pun menaruh cincin dan kertas itu di saku ku. Lalu aku lari ngikutin teman-temanku. *** Taklama kami menemui sebuah sungai yang mengalir deras, bening. Kami mencuci muka. Tak di sangka mahluk kanibal itu udah di
Belakang kami. Rara yang menyadari kehadiran mahluk kanibal itu langsung berteriak. Sontak kami pun kaget '' Aghhhhh'' kami lari pontang-panting tak tentu arah mahluk kanibal itu masih mengejar kami. Kami bersembunyi di semak-semak yang menjulang tinggi. Ternyata kanibal itu membawa bala tentaranya . Hati ku pun dag dig dud der . '' Ya Allah, aku nggak mau mati disini ! Aku masih pengen hidup , pengen kumpul sama mama dan papa. Sorotan mata mahluk seram itu sangat ganas, mereka masih mencari-cari kami. Mahluk Kanibal itu beranjak perg. '' Ufggghhh, sukur lah '' ucap Ku. Ku balikan badan ku. '' Whaattt, terlihat Andi, yang udah ngompol, terlihat celana nya yang basah. Sedangkan leni jatuh pingsan. Mico, Igo, Rara terlihat mukannya pucat pasi seperti tak ada darah, Saking ketakutannya . Untung aja kami nggak ketahuan! Kalo sampai ketahuan tamat lah riwayat kami. *** Sore hari terlihat awan-awan yang merah mengingat kan ku akan kampung halaman, dimana aku yng menghabiskan sore ku duduk di pantai melihat sunset
Aku tertunduk lesu, dengan muka yang memelas. '' Heh Chi kenpa kok ngelamun'' ucap Leni. '' Nggak kenapa! Cuma ingat mama dan papa saja'' ucap ku. '' Udah jangan terlalu sedih, seorang petualang nggak boleh cengeng'' ucap Leni yang coba menegarkan ku. Sang surya kini lenyap oleh sang malam. Hanya cahaya Center yang menerangi. Cahaya Sang rembulan pun tak mampu menembus kedalam hutan karna banyak pepohonan yang rindang. Kami menyalakan apiunggun untuk mengurangi rasa dingin , kami duduk melingkar memutari apiunggun sambil meminum secangkir kopi dan jajanan ringan. Malam semakin larut waktunya kami tidur.kami tidur di tenda yang telah kami buat tadi sore.
'' Sang surya pagi kembali memancarkan sinarnya aku pun terbangun dari tidur ku . Segera ku bangunkan Leni dan Rara. Tak lupa aku pun membangunkan Andi, igo dan mico. Kami pun pergi mencari sungai untuk mandi.ketika di perjalanan langkah kami terhenti, mata kami melotot , tubuh terpaku . Mahluk kanibal itu sudah di depan kami. '' Arghhhhh'' teriakan kami secara bersamaan. Kami lari ngibrit, tapi naas menimpa teman kami, Mico dan igo terjatuh tersandung akar! Mereka pun di tangkap mahluk kanibal itu. Aku, Andi, Leni dan Rara melihatnya pun menghentikan lari kami. Sosok kanibal itu menganga kami dan mengejar kembali. Kami Ber-4 pun lari pontang-panting . Akhirnya kami tidak di kejar mahluk kanibal itu. Kami mencari persembunyian, kami persembunyi yang aman. '' Friends , kasian sekali Mico dan Igo mereka tertangkap mahluk kanibal itu. Jangan-jangan mereka udah menyantapnya '' ucap ku. '' Hemm , iya! Pokok nya kita harus mencari tau keadaan Ke-2 kawan kita! Udah mati / masih hidup'' timpal Andi.
Malam hari nya pun kami mengendap-endap mengintai dari balik pohon , rumah mahluk kanibal itu. Ternyata banyak banget mahluk kanibal itu sedang berkumpul membentuk lingakaran mengelilingi Mico dan Igo yang sedang terikat di tiang penyangga. Di sampingMico dan Igo pun ada api dan wajan yang sangat besar berisi air mendidih. '' Ra, jangan-jangan Mico sama Igo mau di rebus ! Mereka akan di masukan ke wajan yang ada air mendidihnya itu '' ucap Andi kepada Rara. '' Ihhhhh'' Rara hanya bergidik ngeri . Tak disangka ekor mata kami menangkap bayangan seseorang di belakang yang sedang berdiri dengan manisnya. '' Arrrrrggg'' kami pun menjerit .
*****
To be continue...
Powered by Telkomsel BlackBerry®
0 komentar:
Posting Komentar