Calista masih tetap tak bergeming dari tempatnya, wajah pria itu terasa tak asing bagi Calista. ''Siapa kau ?'' tanya Calista pada pria itu. ''Nanti juga kau akan tau sendiri''
Pria itu melangkahkan kakinya menghampiri Calista di dekatkan nya wajahnya dengan wajah Calista ''Heh mau apa kau? Jangan macam-macam'' ancam Calista yang mulai tersudut.
''Dasar gadis yang aneh'' ucap pria itu kemudian meninggalkan Calista sendiri. Tak berapa lama pria itu pun datang lagi.
''Jika kau merasa sudah lebih baik beri tahu aku, biar ku antarkan kau pulang ke rumah mu. Orang tua mu pasti sangat hawatir.
~
Pagi ini Calista berangkat sekolah membawa mobilnya sendiri, Ia ingin menjemput Jilly sahabat barunya itu. ''Pagi Jilly'' sambut Calista.
''Pagi juga Calista'' sembari memasuki mobil, dan mobil mereka pun melaju dengan cepat nya. Sesampainya di sekolah, Calista memarkirkan mobilnya tepat di samping sebuah mobil sport hitam. Betapa kagetnya Calista melihat siapa yang keluar dari mobil itu
''Pria itu'' batin Calista. '' Hey kau kenapa'' Jilly menepuk pundak Calista. Pria itu tersenyum manis ke arah Calista dan berlalu pergi.
''Oh my god Calista, dia tersenyum padamu'' ucap Jilly dengan kagumnya. Calista mengerutkan keningnya tanda tak mengerti.
''Apakah senyumnya begitu hebat sampai kau terkagum-kagum seperti itu Jilly?''
''Dia itu cowok tertampan di sekolah ini, dia juga pintar hanya saja sikapnya sedikit dingin. Semua siswi di sekolah ini sangat menggilainya termasuk Sandra dan teman-temannya'' ternag Jilly.
''Siapa itu Sandra, aku baru mendengar namanya'' ucap Calista cuek. ''Sandra itu siswi tercantik di sekolah ini, pintar banyak siswa yang menggilainya, tapi sayang dia sedikit sombong'' tambah Jilly. ''Sedikit sombong atau sangat sombong?'' tambah Calista sembari menarik lengan sahabatnya itu untuk segera memasuki kelas.
Jam pelajaran pertama di mulai. Ibu kepala masuk kekelas membawa seorang guru baru.
''Pagi anak-anak''
''Pagi bukk'' jawab seluruh murid serentak.
''Hari ini kalian kedatangan guru baru. Silahkan masuk ibu ketriin '' ucap ibu kepala mempersilahkan guru baru tersebut untuk masuk. Ibu kepala pun meninggalkan ibu guru tersebut di dalam kelas Calista.
''Selamat pagi, perkenalkan nama ibu ketriin. Ibu harap kalian bisa menerima ibu dengan baik disini'' ucap ibu Kertiin singkat.
Calista memandangi guru baru itu dengan tajam, ibu Ketriin pun merasa jika Ia di pandangi terus oleh Calista.
''Hey kamu yang bermata coklat, bisa kah kau menolong ibu menulis kan catatan di papan tulis'' pinta ibu Ketriin. ''tentu saja'' jawab Calista dingin. Jam pelajaran pun selesai Calista dan Jilly segera melangkahkan kakinya keluar Kelas. ''Hei kau anak baru'' sebuah suara menghentikan langkahnya. Calista menoleh dan di dapatinya Sandra dan teman-temannya. ''Ada apa?'' tanya Calista cuek.
Sandra menatap tajam ke arah Calista, tampak sekali ada kebencian dari tatapan Sandra. '' Ku harap kau tak kecentilan di sekolah ini'' ucap Sandra sembari pergi meninggalkan Calista yang masih bingung dengan apa yang di katakan Sandra tadi.
''Sudah lah ayo kita pergi, jangan hiraukan dia'' ucap Calista. Ketika mereka akan pergi Terdengar suara jeritan dari toilet putri. Jelas saja jeritan itu membuat seluruh siswa berhamburan menuju sumber suara. Batapa terkejutnya mereka melihat mayat siswi putri mati tergantung di toilet. Kepala sekolah segera memanggil polisi, tak beberapa lama polisi pun tiba. Lokasi di amankan seluruh murid di sekolah itu di bubarkan, dan untuk beberapa hari seluruh siswa di liburkan.
Calista memandang curiga ke ibu Ketriin. Ibu Ketriin pun berbalik menatap Calista dengan bingung.
~
''Pagi kek'' sapa Calista pada pria yang di panggil kakek itu.
''Pagi juga sayang, apa acaramu hari ini?''
''Aku akan pergi ke rumah Jilly''
Calista melajukan mobilnya sangat kencang sekali. Tiba-tiba di jalan Calista melihat kilat-kilat cahaya sihir. ''sepertinya sedang ada yang berkelahi'' batin Calista, di putarkanya setir mobilnya ke arah hutan pinus, betapa terkejutnya Calista melihat Sandra yang tengah melawan mahluk berjubah itu. Kini Sandra telah tersungkur dan mahluk itu siap untuk menusukkan besi runcing itu, dengan sigap Calista menerjang mahluk berjubah hitam tersebut. Calista menyerang mahluk itu bertubi-tubi sampai mahluk itu pun kewalahan dan tiba-tiba menghilang.
Calista membantu Sandra untuk berdiri,
''Apakah kau baik-baik saja?'' tanya Calista cemas. Calista membawa Sandra ke dekat danau untuk membersihkan dirinya, karena perkelahian tadi cukup mengobrak-abrikan Sandra. ''Rupanya kau penyihir juga'' ucap Calista memecahkan keheningan yang terjadi diantara mereka. Sandra menggelengkan kepalanya, Calista yang melihatnya pun menjadi bingung.
''Lalu jika kau tidak penyihir, kenapa brani-braninya kau melawan mahluk itu, apakah kau sudah bosan hidup? Tanya Calista yang masih tak percaya.
Tiba-tiba Sandra berdiri dan dia berjongkok seketika itu juga Sandra berubah menjadi seekor srigala. Calista tercengang di buatnya. Sandra kembali ke wujudnya manusia nya,
''Kau yang penyihir bukan aku'' ucap Sandra dengan ketusnya. Calista hanya tersenyum kecut mendengar perkataan Sandra.
''Trimakasih ya Calista'' ucap Sandra yang kini mengulurkan tangan nya, Calista pun menyambut uluran tangan Sandra dengan tersenyum. Sandra sudah merasa lebih baik Calista pun mengantarkan Sandra pulang ke rumahnya.
''Jadi kau siluman ya?'' ledek Calista.
''Enak saja, aku ini manusia srigala, ibu ku manusia sedangkan ayah ku keturunan manusia dan srigala'' terang Sandra. Calista pun manggut-manggut tanda mengerti.
''Ayo masuk Calista'' ajak Sandra. Calista pun mengikuti langkah Sandra dari belakang.
''Mooomm'' teriak Sandra dan dari arah dapur keluar lah sepasang suami istri. Mereka tampak ramah sekali. Sandra pun memperkenalkan Calista kepada kedua orang tuanya. Tampak sekali ayah Sandra tampak sedikit kaget melihat Calista, wajahnya mengingatkannya dengan seseorang di masa lalunya. Mereka pun berbincang-bincang, setelah cukup lama berbincang-bincang pun Calista berpamitan untuk pulang.
Di tengah perjalanan pulang Calista kembali di hadang oleh mahluk berjubah itu.
''Siapa dia sebenarnya'' dengan marah Calista keluar dari mobi sport nya, Mahluk itu langsung menyerang Calista bertubi-tubi, satu sabetan mengenai lengan Calista. Ketika Calista dalam keadaan lengah Mahluk itu berhasil menerjang Calista, Calista pun terpental cukup jauh. Kini Calista benar-benar tak berdaya Ia meMuntah kan darah segar dari bibirnya. Ketika mahluk itu hendak menusukkan besi runjingnya ke tubuh Calista. Sebuah cayahaya yang sangat menyilaukan kembali menyelamatkan Calista.
Calista pun merasa pandangannya semakin gelap dan gelap.
Pria itu membaringkan Calista di pembaringan, di tatapinya wajah Calista lekat-lekat ''gadis yang cantik'' gumam nya pelan.
Tak berapa lama Calista pun sadar, ''Kau lagi'' ucap nya lirih. Pria itu hanya tersenyum lirih ke arah Calista. ''Apakah kau juga seorang penyihir'' tanya Calista yang masih berusaha untuk berdiri. '' tidak'' jawab pria itu singkat.
''Lalu'' tanya Calista lagi. Pria itu menghela nafas perlahan di pandangi nya wajah cantik Calista. ''Aku hanya bisa beberapa sihir saja, tidak seperti kau tentunya'' jawab pria itu sembari tersenyum ke arah Calista.
''Apakah kau dari negri sihir juga'' tanya Calista lagi. Pria itu hanya menggelengkan kepalanya saja. ''Namamu Calista bukan?'' tanya pria itu yang di sambut anggukan oleh Calista. '' Perkenalkan nama ku Jonatan'' seraya mengulurkan tangannya.
''Aku sudah tahu'' ucap Calista kemudian.
''Mahluk itu seperti nya mengejarmu terus Calista''
''dia menginginkan aku'' jawab Calista lirih.
Jonatan tampak tak mengerti dengan apa yang di katakan Calista. '' sudah lah kau manusia tidak akan mengerti''
''Kau meremehkan aku ya? Setelah dua kali aku menyelamatkanmu ?'' ucap Jonatan sedikit sewot. Calista hanya tertawa kecil melihat Jonathan yang masih tidak terima di remehkan olehnya.
''Hehe.. Maaf kan aku'' ucap Calista.
* * *
Malam ini Calista tak bisa memejamkan matanya, bayangan mahluk berjubah itu terus menghantuinya. ''krek'' suara pintu kamar Calista di buka, Calista membalikkan badannya dan kemudian tersenyum melihat sosok yang berdiri di depan pintu. ''Kakek'' rengek Calista dengan manja. Kakek Calista menghampiri Calista dan kemudian memeluknya. ''Apakah kau baik-baik saja sayang, kenapa tak cerita padaku jika mahluk itu terus mengganggumu'' ucap kakek sambil memeluk erat cucu kesayangannya itu.
''Ku fikir dengan membawa mu pergi jauh dari negri sihir itu akan membuatmu terlepas dari Mahluk terkutuk itu, tapi ternyata aku salah. Bahkan Ia sekarang sudah sanggup membuatmu terluka seperti ini'' ucap kakek sedih.
~
Di tempat lain Roy tampak termenung memikirkan sesuatu. ''Dad'' panggil seorang gadis dari balik pintu. ''Masuklah Sandra'' jawab pria itu.
''Ada apa dengan mu dad?'' tanya Sandra yang merasa ada yang aneh dari sikap ayah nya itu. ''Tak ada, kenapa memangnya?''
''Aku merasa ada yang aneh darimu sejak kedatangan Calista ke rumah ini''
''Dimana kau mengenal Calista?'' tanya sang ayah. ''dia teman sekolah ku, apakah ayah ingin ikut aku berkunjung ke rumahnya?'' ajak Sandra. ''Baiklah ku fikir itu tawaran yang tak terlalu buruk'' jawab sang aya.
Mereka pun pergi menuju kediaman Calista.
***
Powered by Telkomsel BlackBerry®
0 komentar:
Posting Komentar