Jumat, 07 Maret 2014

THE SECRET OF THE TOILET

Karya By: Danafox Uchiha

Selamat Membaca! 

***

Clakk….clakkk…
clakkkkkk…..

Tetesan dari kran yang tidak tertutup rapat itu semakin menerorku yang hingga tengah malam ini sukar untuktertidur. 

Kulirik bulatan putih didinding yang terhalang remang-remang malam.

“Huff….. mana baru jam sebelas empat lima lagi,” bisikku pelan.
Entah sudah berapa kali aku membolak-balikan bantal usang yang hampir tidak tersentuh sabun selama aku pindah kekosan Bu Alina.Maklum aku adalah seorang siswi kelas tiga SMA yang merangkap menjadi pelayan disebuah restoran siap saji.

Sebelumnya aku tinggal dikosan Bu Dian, tapi karena terbelit hutang kanankiri, ya denganterpaksa aku kabur. 
Padahal malam itu Kak Danar, putrabungsu bu Dian
bersikeras menghalangikepergianku.Aku harus pergi dari pada tiap hari kena omelbu Dian, belum lagi cibiran pedas daripenghuni kos lain tentang hutangku yang belum aku bayar.

Berbekal uang tiga ratus ribu rupiah, hasil penjualan ponsel
lamaku . Aku memberanikan diri untuk tinggal dikosanbaru dengan
menjanjikan upahkusebagai pelayanrestoran.

“Akhir bulan nanti segera cair, bu.” bujukku kepada bu
Alina saat diamenolak rencanaku tinggal di kossannya.
“Bukan karena kondisi keuanganmu dek Mayang, tapi
memang kamar kos disini sudah penuh.” Sahutnya lembut.

Ya memang benar, aku lihat rumah besar yang terdiri dari lima
kamar dilantai satu telah penuh sesakdiisi oleh sembilan orang penghuni kos dan satu asisten pribadi Bu Alina.Tapi dengan berbagai pertimbangan, akhirnya beliau menyerahkan kamar putri semata
wayangnya yang tengah mengenyam pendidikan di Jepang kepadaku.

“Haduh betapa beruntungnya diriku ini.” Fikiriku sesaat setelah Bu Alina
mengesahkan kamar kebanggaan putrinya kepadaku. Betapa tidak kamar ini begitu luas dan satu- satunya kamar yang
memiliki toilet sendiri. Apalagi bu Alina dengan cuma-cuma meminjamkan kasur dan meja rias milik putrinya. Hanya saja dia dia tidak membolehkan aku menggunakan lemari besar dikamar itu, mungkin karena lemari itu telah diisi penuh oleh barang- barang milik putrinya.

Tapi untung saja dimeja rias menempel sebuahlemari kecil yang masih bisa aku gunakan untuk menyimpan pakaian ku, dan sebagian lagi
bisa aku gantung di pegantungan di belakang pintu.

Kembali kulihat jam, kali ini tepat pukul dua belas malam dan aku masih
terjaga. Tiba-tiba “Wwhuuuuussshh……..” sekebat angin kencang masuk
kerongga kamarku, menyisakan sosok putih yang melambai-lambai didepanku.

Seketika aku terkejut, “Sial aku hampir saja membiarkan jendela terbuka semalaman.” Gerutuku sambil menutup jendela dan membenarkan tirai
putih yang tersapu angin.

Aku kembali merebahkan tubuh mungilku di kasur besar nan empuk ini.
Pelan tapi pasti mata ini mulai menutup. Byuuuuurrrrr…… Suara guyuran air mengagetkanku. “Jam segini siapa yang mandi sih?
Ganggu orang saja!” gerutuku kuesal. Otaku mulai berfikir waras
 “Tapi asal suaranya dari…….” Entah mengapa bibirku benar-banar
tertahan. Kulirik pintu toilet, dan benar saja dari lubang kunci pintu toilet sesosok wanita berambut panjang tengah tertunduk kaku dibawah cipratan air shower.

“Apa mungkin dia putrinya bu Alin?” fikirku membuyarkan rasa takutku sendiri. Tanpa berfikir panjang lagi, aku segera beranjak pergi. Namun, baru beberapa langkah menuju tempat tidur, suara tangisan memaksaku untuk kembali.

“Kkenapa Mbak? Mmbak ggak kenapa-napakan?” tanyaku sedikit gugup.
Dia tak kunjung menjawab pertanyaanku, malah tangisannya semakin
menjadi. “Hiks……hiks…… tolong aku hikksss….”Suara tangisan itu
menggema mendominasi kamarku. Aku benar- benar panik. Sekuat
tenaga kucoba rubuhkan pintu berbahan plastik itu, dan hasilnya nihil.
Tangisannya pelan- pelan meredup.

Kulihat kembali dari lubang kunci, dan betapa kagetnya aku saat kulihat tubuh wanita misterius itu kini tak utuh lagi. Berdiri lesu sesosok tubuh tanpa kepala, lehernya dipenuhi daging yang berantakan. Dan cipratan darah segar menodai dinding-dinding toilet.

Tubuhku benar-benar terasa bergetar dan tak bisa mengatakan
apa-apa. Saat ku alihkan mataku kearah lantai toilet, tergeletak sebuah
kepala berambut panjang bersama sebilah gergaji di sampingnya. Aku
semakin berguncang hebat, entah apa yang aku fikirkan saat itu.Rasanya aku ingin berlari ke kamarpenghuni lain untuk meminta bantuan.

Tapi aku sama sekali tak bisa bergerak, piyamaku terjepit engsel pintu.
“Haaaaaaaaa……tolong!!!!!” aku berteriak sekencang-kencangnya. Dengantergesa-gesa kugigit piyamaku. Dan Seeeeeetttt, bagian
belakang piyamaku berhasil robek. Akuberlari sekencang-kencangnya
memburu pintukeluar kamar.


Creek….creeeek…..

“Arrggght….. kenapa gak bisa dibuka? Aku semakin panik. Segera ku ambil posisi kuda-kuda dan... Bruuukkkk…… tendangankumerobohkan sebilah pintu yang terbuat dari kayu.

Nafasku terasa sesak mencium bau anyir darah yang menusuk
 ke paru-paru. Tapi akusemakin menggiladan ketakutan saat kulihat pemandangan aneh dari balik pintu kamarku.

“Ttttoilet???” tanyaku bingung. Ternyata toilet yang sama, hanya saja
yang membedakan tinggal kepala yang tergeletak dilantai.
Kepala berambut panjang itu pelan-pelan menoleh dan menyeringai
kepadaku.
“Hyaaaaa…..!"

***

Creeeekkkkk

Seseorang membuka pintu kamarku, diamnyeringai hangat dan mendekatiku. “Rupanya kamu demam ya May?” sahut Bu Alina sambil
menempelkan punduk tangannya dikeningku.
“Syukurlah ternyata cuma mimpi,” bisikupelan.

**TAMAT**

0 komentar:

Posting Komentar