Source: Readifyoudare
Retold and Translated by –Jason-
Pemakaman adikku diadakan pagi ini. Dia masih begitu kecil, sungguh gadis cilik yang kekanakan. Masih terlalu awal rasanya untuk meninggalkan dunia dalam umur yang begitu muda. Walaupun bodoh, namun sungguh tidak layak baginya untuk pergi dengan cara seperti itu: tergilas mobil dan terseret sekian meter, menurut penuturan saksi. Mereka tidak mengijinkan kami untuk melihat mayatnya.
Aku belum mengatakan pada ayah dan ibu bahwa sebenarnya, semua itu adalah tindakan bunuh diri. Bagaimana pun, aku harus mengatakan pada seseorang mengenai hal ini sebab tak ada seorang pun yang percaya perkataan pengemudi itu. Pria malang itu mengatakan bahwa adikku meloncat tiba-tiba saja kearah mobilnya. Hidup seorang pria tak berdosa baru saja dihancurkan oleh keegoisan adikku.
Kukatakan pada adikku bahwa dirinya sungguh egois, dan dia akan menyesalinya. Namun sejujurnya, aku tak mengira dia akan menyesal. Kupikir dia masih terlalu muda untuk memahami konsekuensi atas sesuatu yang begitu serius, seperti apa yang telah dilakukannya. Namun rasa bersalah menderaku, sungguh tak terperi. Aku tidak ada disisinya saat dia membutuhkanku, seharusnya aku ada untuknya.
Seharusnya aku membantunya, namun tidak kulakukan.
Aku tak tahu apakah bisa hidup dengan menanggung semua rasa bersalah ini, mungkin adikku memang telah mengambil jalan terbaik. Bagaimanapun, tidak ada seorang pun yang perduli dengan masalahnya, termasuk aku.
Namun ternyata, aku benar untuk satu hal: dia memang menyesali tindakan bodohnya. Aku mendengarnya terus menangis dari dalam peti mati sepanjang perjalanan menuju pemakaman.
***
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar