Jumat, 07 Maret 2014

TARIAN KEMATIAN


“Disinilah aku tinggal” Hanya itulah yang dikeluarkan dari mulut Ani. Desa yang sunyi dan juga terlihat makmur. Anipun tak lupa untuk bergegas membereskan barang-barangnya menuju rumah barunya. “Haah, masih jam 12.00 ! Enaknya ngapain yaa?”. Diapun menyalakan radionya, dan memutarkan channel kesukaannya. Lagu Good Timelah yang didengarnya, diapun menari dengan perasaan senang. Tiba-tiba saja terdengar suara sentakan “Matikan radio itu!”. Anipun kaget “Maaf bapak siapa ya? Dan mengapa saya tidak boleh menyalakan lagu?”. “Nak, kamu harus berhati-hati jika ingin tinggal didesa ini!”. Bapak itupun pergi dengan bergegas, tak tahu ada apa yang membuat bapak itu pergi dengan buru-buru. “Dasar orang aneh! Inikan hakku!”, Anipun masuk dengan melanjutkan membereskan barang-barangnya.
**
Malampun tiba. Shrekk shrekk, korek apipun menyala dan Ani segera membuat api unggun. “Betapa dinginnya hari ini. Wuhh”. Sambil menggosok tangannya agar tetap hangat itu. Tiba-tiba saja ada bunyi ketukan pintu “Tok.. Tok.. Tok”. ”Siapa itu?” Anipun membukakan pintu. “Hai, kau orang baru ya didesa ini?” terlihat orang asing berbicara kepada Ani. “Siapa kau?. Dan iya betul, Aku orang baru didesa ini. Masuklah” Anipun membuka pintunya dengan lebar agar orang itu bisa masuk kedalam. “Namaku Tio. Aku tinggal disebelahmu, Aku hanya ingin memperingatimu tentang sesutu legenda didesa ini”. “Memang apa legenda itu?. Konyol sekali!”. “Janganlah menganggap konyol karena legenda itu sungguh nyata” Jawabnya Tio terlihat serius. “Yasudah, memang apa legendanya?” Berusaha terihat serius. “Besok akan kuceritakan , karena bila malam terlihat seram” begitu kata Tio yang vepat-cepat ingin pulang. Tiopun membalikkan badan, dan berkata “Janganlah nyalakan alat elektronik yang berhubungan dengan musik” Tiopun segera pergi dengan buru-buru.
***
“Pagi dunia!!!!” Anipun terlihat bangun dengan semangat. “Tok.. Tok.. Tok..”. “Itu pasti Tio” yang terlihat Ani segera membukakan pintu untuknya. Ternyata benar “Hai,ehmm..” Terlihat Tio yang tampak kebingungan. “Namaku Ani” Ani menjawab sapaannya Tio dengan muka malas, “Oh Hai Ani” Yang terlihat senyum dengan perasaan malu. “Oke kau ingin cerita apa?” terlihat Ani yang sedang membuat sarapan. “Ehmm.. begini, Sebenarnya konon dulu ada seorang putri yang ingin dilamar dengan pemuda biasa dari desa ini” Tio mencoba menjelaskan An dengan serius. “Terus apa hubungannya dengan musik?” terlihat Ani yang sedang kebingungan. “Masalahnya bukan musik intinya tapi TARIAN KEMATIAN”. “Haah? Hahahahaaa” terlihat Ani yang sedang tertawa karena kekonyolan Tio yang terlalu aneh. “Kau ini lucu juga yaa! Memang mana ada namanya “TARIAN KEMATIAN”. “Tapi dengar aku baik-baik dulu!” terlihat Tio berusaha meyakinkan omongannya yang terlihat konyol dimata Ani. “Begini, memang dulu mereka tidak diizinkan menikah oleh ayah sang putri yaitu raja. Tetapi mereka kawin lari dan tentu saja mereka tetap menikah. Tapi tidak dengan sang raja, sang raja sangat marah sekali dan akhirnya memerintahkan pengawalnya untuk mencari mereka HIDUP/MATI. Merekapun ditemukan tewas dengan keadaan sedang menari. Jadi oleh sebab itu, jika ada warga desa yang sedang menari akan tewas atau menghilang entah kemana. Begitulah ceritanya”. “Okee aku faham! Sekarang pergilah karena aku tidak percaya dengan cerita konyolmu itu!” Ani yang terlihat mendorong Tio keluar dari pintu. Tiopun hanya pasrah dan berkata “Tetapi jika hantu itu mengejarmu itu bukan salahku. Karena aku sudah berusaha memperingatimu”
****
Bulanpun telah tersenyum kepada langit yang menandakan bahwa hari tlah gelap.”Hoamm.. kenapa aku ngantuk sekali yaa.. Nyalain lagu ahh..” Ani yang terlihat tidak peduli dengan cerita konyolnya Tio. Someone like youpun terdengar lembut ditelinga Ani. Tapi, tiba-tiba saja jendela kamarnya terbuka dengan keras “BRAKK”. “Oh apa itu? Oh ternyata hanya jendela”. Tiba-tiba saja ada bayangan hitam lewat. “Apa itu barusan? Oh tuhan apa yang aku lakukan barusan ini?” terlihat wajahAni yang terlihat panik. Listrik dirumah Anipun padam, “Whaaaa” Anipun menjerit. “Oh ternyata hanya listrik padam, tapi apa itu? Seperti perempuan sedang mengenakan baju pengantin!” Anipun semakin mendekat, mendekat, dan.... “Whaaaaa” krekk kepala anipun terputus dan menggelinding kebawah lantai. Listrikpun menyala lagi. Tiba-tiba banyak warga yang datang kerumah Ani karena kaget dengan suara teriakan dirumah Ani. “Ani ?? Ani ?? dimana kamu?”. “Semua tolong cari kesemua tempat!” terdengar ayah Tio yang memerintahkan semua warga. Semuapun mencari darimana berasalnya suara itu. “Yatuhan!” Alangkah terkejutnya salah satu warga melihat kamar Ani yang penuh dengan darah dan bau amis. “Tidaakkk!” Tiopun menangis deras saat melihat Ani tlah tewas.

THE END

0 komentar:

Posting Komentar