“Disinilah aku tinggal” Hanya itulah yang dikeluarkan dari mulut Ani. Desa yang sunyi dan juga terlihat makmur. Anipun tak lupa untuk bergegas membereskan barang-barangnya menuju rumah barunya. “Haah, masih jam 12.00 ! Enaknya ngapain yaa?”. Diapun menyalakan radionya, dan memutarkan channel kesukaannya. Lagu Good Timelah yang didengarnya, diapun menari dengan perasaan senang. Tiba-tiba saja terdengar suara sentakan “Matikan radio itu!”. Anipun kaget “Maaf bapak siapa ya? Dan mengapa saya tidak boleh menyalakan lagu?”. “Nak, kamu harus berhati-hati jika ingin tinggal didesa ini!”. Bapak itupun pergi dengan bergegas, tak tahu ada apa yang membuat bapak itu pergi dengan buru-buru. “Dasar orang aneh! Inikan hakku!”, Anipun masuk dengan melanjutkan membereskan barang-barangnya.
**
Malampun tiba. Shrekk shrekk, korek apipun menyala dan Ani segera membuat
api unggun. “Betapa dinginnya hari ini. Wuhh”. Sambil menggosok tangannya agar
tetap hangat itu. Tiba-tiba saja ada bunyi ketukan pintu “Tok.. Tok.. Tok”.
”Siapa itu?” Anipun membukakan pintu. “Hai, kau orang baru ya didesa ini?”
terlihat orang asing berbicara kepada Ani. “Siapa kau?. Dan iya betul, Aku
orang baru didesa ini. Masuklah” Anipun membuka pintunya dengan lebar agar
orang itu bisa masuk kedalam. “Namaku Tio. Aku tinggal disebelahmu, Aku hanya
ingin memperingatimu tentang sesutu legenda didesa ini”. “Memang apa legenda
itu?. Konyol sekali!”. “Janganlah menganggap konyol karena legenda itu sungguh
nyata” Jawabnya Tio terlihat serius. “Yasudah, memang apa legendanya?” Berusaha
terihat serius. “Besok akan kuceritakan , karena bila malam terlihat seram”
begitu kata Tio yang vepat-cepat ingin pulang. Tiopun membalikkan badan, dan
berkata “Janganlah nyalakan alat elektronik yang berhubungan dengan musik”
Tiopun segera pergi dengan buru-buru.
***
“Pagi dunia!!!!” Anipun terlihat bangun dengan semangat. “Tok.. Tok..
Tok..”. “Itu pasti Tio” yang terlihat Ani segera membukakan pintu untuknya.
Ternyata benar “Hai,ehmm..” Terlihat Tio yang tampak kebingungan. “Namaku Ani”
Ani menjawab sapaannya Tio dengan muka malas, “Oh Hai Ani” Yang terlihat senyum
dengan perasaan malu. “Oke kau ingin cerita apa?” terlihat Ani yang sedang
membuat sarapan. “Ehmm.. begini, Sebenarnya konon dulu ada seorang putri yang
ingin dilamar dengan pemuda biasa dari desa ini” Tio mencoba menjelaskan An
dengan serius. “Terus apa hubungannya dengan musik?” terlihat Ani yang sedang
kebingungan. “Masalahnya bukan musik intinya tapi TARIAN KEMATIAN”. “Haah?
Hahahahaaa” terlihat Ani yang sedang tertawa karena kekonyolan Tio yang terlalu
aneh. “Kau ini lucu juga yaa! Memang mana ada namanya “TARIAN KEMATIAN”. “Tapi
dengar aku baik-baik dulu!” terlihat Tio berusaha meyakinkan omongannya yang
terlihat konyol dimata Ani. “Begini, memang dulu mereka tidak diizinkan menikah
oleh ayah sang putri yaitu raja. Tetapi mereka kawin lari dan tentu saja mereka
tetap menikah. Tapi tidak dengan sang raja, sang raja sangat marah sekali dan
akhirnya memerintahkan pengawalnya untuk mencari mereka HIDUP/MATI. Merekapun
ditemukan tewas dengan keadaan sedang menari. Jadi oleh sebab itu, jika ada
warga desa yang sedang menari akan tewas atau menghilang entah kemana.
Begitulah ceritanya”. “Okee aku faham! Sekarang pergilah karena aku tidak
percaya dengan cerita konyolmu itu!” Ani yang terlihat mendorong Tio keluar
dari pintu. Tiopun hanya pasrah dan berkata “Tetapi jika hantu itu mengejarmu
itu bukan salahku. Karena aku sudah berusaha memperingatimu”
****
Bulanpun telah tersenyum kepada langit yang menandakan bahwa hari tlah
gelap.”Hoamm.. kenapa aku ngantuk sekali yaa.. Nyalain lagu ahh..” Ani yang
terlihat tidak peduli dengan cerita konyolnya Tio. Someone like youpun
terdengar lembut ditelinga Ani. Tapi, tiba-tiba saja jendela kamarnya terbuka
dengan keras “BRAKK”. “Oh apa itu? Oh ternyata hanya jendela”. Tiba-tiba saja
ada bayangan hitam lewat. “Apa itu barusan? Oh tuhan apa yang aku lakukan
barusan ini?” terlihat wajahAni yang terlihat panik. Listrik dirumah Anipun
padam, “Whaaaa” Anipun menjerit. “Oh ternyata hanya listrik padam, tapi apa
itu? Seperti perempuan sedang mengenakan baju pengantin!” Anipun semakin
mendekat, mendekat, dan.... “Whaaaaa” krekk kepala anipun terputus dan
menggelinding kebawah lantai. Listrikpun menyala lagi. Tiba-tiba banyak warga yang
datang kerumah Ani karena kaget dengan suara teriakan dirumah Ani. “Ani ?? Ani
?? dimana kamu?”. “Semua tolong cari kesemua tempat!” terdengar ayah Tio yang
memerintahkan semua warga. Semuapun mencari darimana berasalnya suara itu.
“Yatuhan!” Alangkah terkejutnya salah satu warga melihat kamar Ani yang penuh
dengan darah dan bau amis. “Tidaakkk!” Tiopun menangis deras saat melihat Ani
tlah tewas.
THE END
0 komentar:
Posting Komentar