***Twins 4***
BY:Farah Lucyana
************
“”AAAAAAAAAA”
Mary berteriak, ia tak ingat apa-apa lagi setelahnya.
Namun samar-samar masih terdengar jeritan panic orang tuanya,, dan teriakan mereka, sebelum semuanya jadi benar-benar gelap.
Berat,rasanya berat sekali kepalanya. Seakan ada beban seberat satu ton yang menimpa mary. Perlaha ia membuka matanya.
Telinganya menangkap pembicaraan beberapa orang didekatnya. Ya,itu
suara ibunya. Tapi ia tak mengenali suara yang satunya. Semakin lebar ia
membuka matanya, menahan silau yang meneroboss dari kisi2 jendela kamar
tempatnya berbaring.
Ahh,, ia tahu dimana ia berada. Tak salah lagi,ia berada dirumah sakit.
Ia memanggil pelan ibunya.
Lalu dengan tergesa dan ekspresi cemas yang terpancar dari raut wajahnya wanita itu memeluk mary.
“syukurlaahh sayaang.. ibu sangat khawatir. Jangan pernah melakukan itu lagi ya..”
Pinta ibunya.
Mary berfikir, melakukan apa??
Memang apa yang sudah dilakukannya hingga ia berada dirumah sakit. Bukankah tadi mereka sedang berenang dilaut.
Kemudian,, rosee...
Aahh,, ia memejamkan mata rapat-rapat, berisaha menghilangkan bayangan
buruk tentang saudara kembarnya itu. Rasa penasaran membuatnya bertanya
lemah pada ibunya,
“memang apa yang ku lakukan ma, dan kemana rosee??”
Ibunya berhenti sejenak,berusaha memikirkan jawaban yang tepat untuk putrinya itu.
“heemm..tadi kau dan saudaramu bermain menyelam di laut. Seperti yang dulu sering kalian lakukan. Apa kau lupa?”
Tanya ibunya. Ketika dilihatnya mary masih bisu,kemudian ia menyambung
“saat itu aku melihat kalian berdua tak kunjung menyembul dipermukaan,
aku berteriak pada ayahmu,, dia berusaha menyelamatkan kalian berdua,
tapi saat itu aku melihat ayah hanya menggendongmu,, sementara rose
berlari keluar dari laut dan berlari sangat cepat ke pepohonan kelapa.
Aku berusaha memanggilnya tapi ia terlalu cepat, dan menghilang
direrimbunan perkebunan.”
Ia menarik nafas sejenak, kemudian melanjutkan.
“kau tahu mary, jika saja ayahmu tak secepatnya membawamu kesini,
mungkin kau tidak akan tertolong.” Airmata mengalir dikedua pipinya yang
lembut.
“ayahmu sekarang sedang mencari mary, dibantu sheriff dan
penjaga pantai. Mungkin rose merasa bersalah melihat dirimu
tenggelam,jadi dia langsung pergi dari sana.
Padahal semua ini hanya kecelakaan,, kau tidak marah kan pada saudaramu mary?”
Mary menggeleng perlahan. Namun entah kenapa didalam hatinya ia berteriak,,
“DIA BUKAAANN ROSEEEEE..
DAN DIA BERUSAHA MEMBUNUHKUUUU...!!”
Tetapi kata-kata itu menghilang begitu aja seperti tertiup angin. Satu
hal yang pasti dan diyakini Mary, dia bukan rose, dan dia akan kembali
lagi jika memang benar dia beusaha melenyapkan diri mary.
kunjung tiba.
Didalam kamar ia masih terus terbayang-bayang kejadian mengerikan
dipantai tadi. Ia masih tak mengerti mengapa ia bias tenggelam, apa
mungkin rose palsu itu yang menenggelamkannya??
Ia masih diliputi tanda tanya besar.
“sayaaang,,kau tidak tiduurr kaann”
Ibunya masuk kedalam kamar, dengan membawa sebuah baki perunggu lebar.
Lalu meletakkannya diatas meja kecil disisi pembaringan. Disana sudah
ada semangkuk sup ayam lengkap dengan beberapa iris roti dan potongan
buah plum segar di atas piring kecil.
Segelas air putih dan beberapa pil dari dokter untuk memulihkan kondisinya.
“heeeemmmm Sup ini benar-benar haruumm”
Ucap Mary saat ibunya mendekatkan mangkuk untuk menyuapinya.
Saat itu dia merasakan kasih sayang yg benar-benar tulus dari ibunya.
Suapan terakhir,kemudian dilanjutkan dua butir obat dari dokter.
“sayaaaang,, Maryy....”
Terdengar suara pintu terbuka dari lantai bawah. Teriakan ayahnya
membuat mary terkejut, ia masih tidak sanggup membayangkan jika harus
bertemu rose palsu itu lagi. Lalu kembali terdengar suara ayahnya
memanggil ibunya,
“rose sudah ku temukan”
Segera ibu mary
dengan setengah berlari menuju ruang tamu. Disana ia melihat
john,suaminya sedang duduk diatas sofa besar empuk bersama rose di
pelukannya.
Ia berlari,memeluk putrinya itu.
“oohh..sayangku rose,,aku mohon jangan pernah pergi lagii..”
Agak terisak ia berkata pada rose. Dijawab dengan kata-kata dingin dari bibir rose
“tidak akan ma. Aku tidak akan meninggalkan rumah ini. Selamanya..!!!”
Mary yang sudah berada di ujung tangga seketika bergidik hebat
mendengar saudaranya berkata demikian. Ia hamper tak mempercayai
pendengarannya.
Mengapa gadis dalam lukisan yang menyamar jadi rose itu tak ingin pergi dari rumah ini.
Sebenarnya apa yang diincarnya.
Mary mengintip dari balik lemari hias di samping meja makan. Ia
mengamati ternyata sekarang wajah rose tak seperti terakhir dia lihat.
Dia sudaqh terlihat benar-benar seperti rose yang asli.
Mary
kembali kekamarnya. Ia tak sanggup bertemu muka dgn gadis itu. Ia masih
memikirkan sebenarnya dimana rose yang asli, rose saudara kembarnya. Ia
menangis, tersedu di balik selimut tebalnya. Ia menutui wajahnya dengan
bantal, agar tak seorangpun mendengar tangis pilunya.
Pintu kamarnya terbuka perlahan,, ia mengintip dari celah selimut,,
Astagaa,,apa yang dilakukannya disini..!!
Jerit hatinya.
Rose masuk,menutup rapat-rapat pintu dibelakangnya. Ia tersenyum kearah
Mary,ia tahu mary memperhatikannya dari balik selimutnya.
Ia semakin mendekati bibir ranjang, duduk diatasnya dan tersenyum sendiri.
Lantas berkata pada Mary,
“aku sudah menduganya kau akan tau Mary, sekarang kau juga tahu siapa
sebenarnya diriku. Dan kau kini juga tahu kelemahanku, air..!”
Rose berhenti bicara, menghela nafasnya,kemudian menyambung berkata,
“aku tahu kau peduli pada saudara kembarmu,rose. Dan satu hal yang aku
ingin kau camkan baik-baik. Jangan pernah coba-coba menyakitiku, atau
kau tak akan menemui saudara kandungmu. Dan kau harus menerimaku sebagai
saudara seumur hidupmu.”
Mary menggigil hebat dibalik selimutnya.
“tapi aku punya satu permainan untukmu mary, jika kau masih sayang pada
rose,kau boleh mengikuti permainan ini,tapi jika kau takut maka tidak
usah mencobanya. Dan kita bias mencoba menjadi saudara selamanyaa....
Hahahahahahaaaa....”
Terdengar tawa memuakkan dari mulut gadis itu. Mary ingin muntah
mendengarnya. Sebuah tawa menjijikan sekaligus kejam yang bias membuat
siapapun merasa tak nyaman saat mendengarnya.
“Braaakkk” pintu
menutup keras,rose telah kembali kekamarnya. Meninggalkan mary dengan
kengerianny sendirian. Mary membuka selimut tebal yang membungkus
dirinya, menarik nafas kuat-kuat,karena selama tadi rose berbicara ia
hamper tak dapat bernafas.
“aku harus menemukan saudara ku yang asli. Aku harus menyelamatkan Rose,,
Apapun taruhannya,, aku lebih baik mati daripada bersaudara dengan gadis iblis itu..!!”
Dengan keberanian yang susah payah dikumpulkannya, Mary bangkit, turun
dari ranjangnya dan berjalan ke kamar rose. Disana ia melihat rose
sedang bercermin, mencoba-coba aksesoris milik saudaranya itu. Ia ingin
berteriak
“jangan sentuh milik rose..!!”
Namun sulit sekali ia
mengeluarkan kata-kata. Ia terus menerus menguatkan tekad dalam
hatinya,, “tunggu saatnya mary,, sabaarr,,sabaarr”
Fikirannya seperti berkata pada dirinya sendiri.
“apa permainanmu..!
Aku akan ikuti. Dan aku tidak takut padamu..!!”
Terdengar gejolak marah bercampur dengan rasa frustasi dan ketakutan yang terpendam dalam suara Mary.
Ia hhanya berdiri didepan pintu,tak ingin masuk kedalam kamar yang kini dirasakannya memiliki aura kegelapan.
“ooo...ternyata kau,aku kira kau tak punya nyali untuk mengikuti permainanku..”
Rose berkata dengan nada yang benar-benar membuat Mary muak.
“aturan mainnya sederhana,,temukan Rose sebelum ulang tahun kita. Jika
kau berhasil menemukannya, maka aku akan dengan sukarela pergi.
Tapiiii..... ” Rose tersenyum licik dengan seringai iblisnya.
“Jika kau gagal,, maka kau HARUS MATI..!!!”
Kembali rose palsu itu tertawa membuat seakan-akan udara diseluruh ruangan itu terisap habis sehingga membuat dada mary sesak.
Ia tak mau berfikir dua kali, lantas dengan keyakinan penuh dia menjawab,
“aku terima persyaratanmu..!!”
“”baik perjanjian darah ini sudah di ikat...
HA..HA..HA..HA..”
Mary berlari kekamarnya, ia kembali menangis. Hati kecilnya ketakutan
namun tekadnya sangat-sangat bulat, ia akan memp[ertaruhkan nyawanya
demi menolong saudara kembarnya....
*******
Nantikan lanjutannyaa
Salam sayang
Rabu, 22 Mei 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar