---KUTUKAN LIANA (PART 3)---
FOLLOW: @azura_carmina
karya: Farah Lucyana
Dua hari sudah semenjak kematian misterius rida.
Laura dan lucy masih berada dirumah sofi.
kebersamaan mereka yang direncanakan bakal mnjadi ajang reuni dan
melepaskan rindu berubah menjadi bencana mengundang duka dan ketakutan
mendalam.
Terlebih untuk sofi, ia menjadi sangat peka semenjak hari naas itu.
Mendengar bunyi benda jatuh didekatnya sudah mampu membuat ia terlonjak dan gemetar.
*
Siang itu dihalaman belakang,
ketiga sahabat itu sedang berbicara serius. Laura berkata bahwa mungkin
sebaiknya mereka pergi ke smu tempat mereka dulu sekolah.
''yah,,sebaiknya kita kesana. Kita cari tahu arsip tentang liana,setelah dapat alamatnya kita pergi kesana..''
Laura mengemukakan idenya.
''yah,itu mungkin bukan ide yang buruk.
Nanti kita bisa minta orangtua liana memberi tahu dimana makamnya, kita minta maaf padanya.
Atas kesalahan2 kita dulu.
Dgn begitu mungkin arwahnya mau memaafkan kita..''
Lucy menimpali dgn suara perlahan.
''kita memang salah...
Sangat salah...
Pantaskah kita dimaafkan..??''
Sofi seperti berkata pada dirinya sendiri seraya menatap jauh ke langit
yangmulai menggiring awan2 mendung,semendung hati mereka bertiga.
Mereka sepakat sore ini juga akan ke sekolah mereka dulu.
*
*
*
Disekolah,
Mereka terdiam, menatap pada bangunan besar berlantai tiga dengan warna krem pucat.
Tatapan menyesal bahwa gedung besar yg dingin ini telah menjadi saksi
bisu atas perbuatan mereka yang berakibat menghilangkan nyawa liana.
Laura yg pertama kali masuk, sore itu dilapangan masih ada anak2 yg berlatih basket.
Mereka berjalan langsung naik kelantai tiga, ke kelas mereka dulu.
Pintu terbuka,,,
Sofi yg berdiri tepat didepan pintu seperti merasakan dejavu.
Seperti menonton film yang diputar mundur kebelakang.
Memori2 dalam otaknya mulai berputar, memberikan gambar demi gambar.
dan Ia seperti terseret ke masa lalu...
**
Kelas dalam keadaan ramai. maklum, meskipun bel sudah berbunyi tapi pak
Purba guru yang mengajar kimia belum masuk kdalam ruangan.
diantaranya ada rida yang duduk sebangku dgn lucy,dan didepannya sofi dgn laura. Mereka masih asyik bercanda dan mengobrol.
Di kursi belakang mereka duduk seorang gadis manis berkacamata dgn rambut sebahu asyik membaca dgn tekun.
Dia adalah ketua kelas.
Dia Liana.
''eheemm,,eheemm,,''
Derap langkah tegap pak Purba memasuki kelas lantas membuat kelas menjadi sunyi.
''pagii anak-anaakk'' sapanya tanpa senyum diwajahnya yg berkumis tebal.
''pagii paakk..''
''simpan buku catatan kalian. Masukkan dalam tas dan kumpulkan tas kalian didepan kelas.
Kita ulangan hari ini..''
''murid2 itu hanya menghela nafas kecewa dan bergumam hendak memprotes.
Tapi mereka tahu,jika ada yg berani bicara,siap2lah berkeringat
dilapangan sekolah.
Keempat sahabat itu pun kebingungan. Mereka memang tidak belajar sebelumnya,karna ini ulangan mendadak.
Laura yg paling berani diantara mereka menyelipkan buku catatan dikolong mejanya.
Liana melihatnya..
Laura melotot kepadanya.
*
Ulangan berlangsung, beberapa kali mata laura menangkap liana memperhatikan dirinya yg mencuri2 rumus dibuku catatannya.
Liana memang anak yg patuh dan baik, disamping itu ia sangat pintar.
''TEEEETTTTT..'' bel jam pelajaran berakhir.
''oke,kumpulkan kertas ulangan kalian.
Liana tolong kumpulkan kertas teman2mu..''
Sbgai ketua kelas itu memang mnjadi tugasnya.
saat sampai ke meja mereka laura berkata
''awas kamu bilang2 sama pak purba..''
Liana hanya diam.
Tetapi entah darimana asalnya,guru super galak itu tahu kalau mereka berempat itu mencontek.
Dan hukuman sudah menanti.
Sejak jam istirahat pertama sampai bel pulang berbunyi mereka berempat harus rela berjemur dilapangan.
Ditengah hukumannya laura terus2an memaki liana.
Ia menduga pasti dia yg melaporkan semuanya.
''kalo panasnya si masih bisa gw tahan,, tapi malu nya yg gw ga bisa tahan..!!!''
Laura berkata..
''udah deh ah,jgn ngomel2 mulu. W pusing dengernya.
Emang kita salah ko..'' sofi menimpali.
Tapi laura lain,,dia langsung merencanakan sesuatu untuk membalas liana.
*
*
*
*
dengan kelihaiannya berkata2 ia mampu membuat liana membubuhkan tanda
tangan pada selembar kertas putih. Ia berdalih itu untuk urusan mading
kelas dan liana harus mngijinkan.
Tanpa curiga liana membubuhkan tanda tangannya disertai nama jelas.
Laura dengan sejuta akalnya
Menyulap kertas itu menjadi sebuah surat cinta untuk Rey,salah satu pemain basket tampan idola para siswi disekolah itu.
Dengan bahasa yg dibuat berlebih2an,laura dan rida menulis bahwa liana sudah sangat lama menahan rindu dan cinta pada Rey.
Lalu dgn bangga ia menempelkan pada mading sekolah.
Dan ketika murid2 membacanya ia dgn senangnya memanas2i siswi2 yg mengidolakan rey.
Liana sangat malu, ia berlari,mencopot kertas itu dan merobek2nya.
Ia baru tahu ternyata karena surat cinta palsu itu yg membuat murid2
tertawa cekikikan setiap dia lewat. Atau tatapan sinis para siswi2
populer disekolah itu.
Liana menangis dikamar mandi seorang diri.
Ia terpukul dan terhina.
Mengapa laura tega berbuat seperti itu.
Hari2 berikutnya liana tidak masuk kelas, berhari2 hingga sampai satu minggu.
Ternyata ia sakit,, karena perasaan yg terlalu tertekan membuat penyakit jantung bawaan nya sejak lahir kambuh.
Jantungnya melemah, dan akhirnya berhenti berdetak..
Bagai tersambar petir disiang bolong keempat sahabat yg mendengar guru mereka mengabarkan berita duka tentang kepergian liana.
Terutama laura dan rida, mereka tidak menyangka lelucon yg mereka buat berakhir dgn kematian liana.
Mereka menunduk dalam2.
Sebenarnya sofi dan lucy pun ikut menyesal,karena mereka tahu rencana laura tapi tidak berusaha mencegahnya.
Mereka terdiam,,
Diam dalam rasa bersalah..
*
*
''soofff....''
Ia tersentak kaget, lucy menepuk pundaknya.
Ngapain bengong disini.
Sofi seprti baru saja kembali ke masa lalu.
''ayo,,aq udah dapat alamat liana..''
Lucy berbalik, menuju ketangga, sementara sofi dibelakangnya. Ekor matanya menangkap kilasan bayangan seseorang.
Dengan seragam smu. Ia membalikkan tubuhnya menatap kekelas, melihat
kursi tempat mereka duduk. Dibelakangnyaa duduk liana.. Menatap dengan
tatapan menuduh.
Membuat tubuh sofi kaku tak dapat bergerak.
Lalu wajah liana berubah..
Berubah menjadi kebiruan seperti tercekik,,
Lidahnya menjulur,,
dan darah menetes dari lehernya yg menganga..
Bukan,,
Itu bukan liana,,
Wajah itu menjadi wajah laura..!!
''tidaaaaakkkk...!!''
Laura berlari keatas, membimbing sofi cepat2 menuruni tangga.
Ia menyangka sofi trauma dgn kelas mreka dulu. Ia tak tahu bahwa sofi melihat bayangan mengerikan tentang laura..
*
*
diruang tamu rumah sofi,,
Mereka bertiga berbicara tentang rencana mereka pergi kerumah liana esok.
Saat jam menunjukkan pukul 11, terdengar bunyi bel.. Sofi segera melihat.
Aneh,ga ada siapa2.. Ktnnya.
Ia kembali kedalam.
''siapa sii sof,malem2 pencet2 bel.'' lucy brtnya.
''Tau,,anak2 iseng yg suka begadang depan situ kali'' sofi menjawab asal.
Mereka sedang menonton video film misteri...
''tiing..tooong..'' terdengar lagi..
''udaahh,,diemin aja. Ntar juga capek ndiri..'' sofi berkata sambil metanya menatap ke layar televisi.
Lima menit kemudian bel berbunyi lagi.. Terus menerus hingga berulang2.
''udah deh,,biar gw yg liat kedepan. Klo ketauan orangnya yg iseng bakal gw cekek ntar..''
Sambil berkata demikian laura berjalan ke depan gerbang.
Krna bel itu mmang terpasang dpagar depan.
dua menit berlalu..
Tiba2 terdengar jeritan
Terdengar ''AAAAAAAAAAA.....''
Terdengar sangat nyata jerit kesakitan itu
Sofi dan lucy menutup wajah mereka, adegan yg mereka lihat sangat sadis..
Sepuluh menit berlalu.. Sofi baru sadar laura belum kembali dari depan.
Sofi beranjak meninggalkan lucy diruang tamu.
''AAAAAAAAAAA.......''
Terdengar jeritan....!!
Kali ini bukan dari film, itu suara sofi...
Lucy berlari keluar
Ia mendapati sofi terduduk di dilantai. Menangus histeris.
Didepannya tergeletak laura dengan posisi tengkurap, namun wajahnya menghadap ke atas.
Matanya mendelik seakan menahan rasa ketakutan yg luar biasa.
Mulutnya menganga, robek sampai kepipi..
Darah membasahi semuanya.
Mengmbuat aroma amis mengambang di udara. Memualkan dan membekukan hati keduanya.
lucy tak kuat melihatnya
Ia langsung pingsan.
*
*
*
rumah sofi ramai dengan orang2 berseragam polisi yg berseliweran.
sofi masih terlalu shock untuk dimintai keterangan.
Bahkan lucy belum sadarkan diri..
Dalam pelukan ibunya sofi menangis dalam diam..
Matanya yg bengkak tak mampu lagi mengeluarkan airmata..
Hanya satu pertanyaan yang berputar-putar dalam otaknya..
Siapakah berikutnya yg akan mati..???
*
*
*
Bersambung...
Triimmmsss yg masih mau baca n menunggu lanjutannya...
Rabu, 22 Mei 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar