Rabu, 22 Mei 2013

Kutukan Liana Part 2

---KUTUKAN LIANA (PART 2)---

FOLLOW: @azura_carmina
karya: Farah Lucyana

Handphone di tas sofi bergetar. Ia masih memarkir mobilnya ditepi jalan, belum sanggup melanjutkan perjalanan.
Jeritan Rida masih terngiang-ngiang ditelinganya. Apa yang telah terjadi pada sahabatnya itu,? Sofi mengusir bayangan mngerikan yang muncul dikepalanya.

''aq sudah dibandara. Jemput aq sekarang sof..
Thanks before yaa..''
Isi pesan singkat dari Laura yang baru tiba dari jepang.
''oke,aq on the way'' ia membalas singkat.

Saat mengemudi berkali2 ia diteriaki pengendara lain yg marah. Bagaimana tidak, kadang kendaraannya melambat,sementara bnyak kendaraan dibelakangnya. Atau tiba2 ia hampir masuk ke jalur berlawanan arah yg membuat mobil lain membunyikan klakson keras2 dgn marah.

Uupss,,.. Sofi melakukannya lagi. Kali ini dia hampir menyenggol sepeda motor di sisi kanannya.
Itu semua terjadi karena ia masih dipengaruhi rasa takutnya, tangannya yg gemetar terasa berat mengendalikan stir didepannya.

''CCCCCCCIIIIIIIIIITTTT....'' ia mengerem kuat2 saat memasuki pelataran parkir bandara. Hampir saja ia menabrak tembok pembatas.

''sofiiiiiiii...''
Seorang gadis tinggi semampai dengan rambut sampai sepinggang meneriaki namanya.
Sofi masih seperti orang bingung,ia tidak mengenali gadis tersebut.

''inii akuuuu.. Lauraaa..!!''
katanya gembira.

''Lauraaa.... '' sofi memeluk erat sahabatnya.

Ternyata 2 tahun di jepang benar2 merubah laura.
Sofi masih ingat dgn jelas laura yg dulu saat di smu. Dengan rambut pendek hampir sependek potongan laki2,, sepatu dengan lubang kecil didepannya menjadi favoriy laura walaupun sofi selalu mengejeknya dan mengatakan sepatu itu saking bututnya bahkan mungkin tikus pun jijik menggigitnya..
Mereka berempat akan tertawa bersama.

Tapi yg dilihat sekarang sungguh sangat jauh berbeda.
Sofi bak kupu2 yang baru keluar dari dalam kepompongnya.
Rambut panjangnya membuat ia terlihat sangat anggun,dan balutan kaus bermotif bunga serta celana kulot berwarna peach sungguh membuatnya tampak cantik.

''heeii..heeiii.. Tunggu dulu..
Kamu kenapa sof?''
Laura bingung merasakan sofi terisak di pelukannya.
Bahunya bergetar menandakan kesedihan yg di luapkannya.

Laura menggiringnya ke food court yg ada disana.
Memesan minuman untuk mereka.

Setelah minum seteguk softdrink dingin, barulah laura berani bertanya pada sofi.
Sofi pun sudah agak reda perasaannya setelah ia meluapkan rasa dihatinya.

''ayolah sofi,, aq menunggu..''
Ia mendorong agar temannya itu bercerita.

''rida ra,,,rida,,,'' sofi masih tak mampu mendapatkan kata2 yg tepat memberitahu laura tentang kejadian hari ini.

''ada apa dgn rida sof,,
Kamu sedih gara2 rayap itu, emang dia kenapa?? Matii..??
Laura tertawa dgn leluconnya semdiri.
Memang mereka dulu memanggil rida dgn julukan ''rayap'' karena hobinya membaca, malahan laura pernah berkata ''seandainya setan bisa menulis buku, pasti rida langsung bertemen ma tuh setan''..
Itu hanya candaan diantara keempat sahabat itu.

''sepertinya memang begitu.. Aq rasa sekarang rida sudah tewas..''

jawaban serius dari sofi sontak membuat tawa laura berhenti.
wajahnya menjadi pucat dan kaku.

''maksudmu?? Sahabat kita sudah meninggal?? Kapan sooff?? Kenaapaa??? Apa dia sakiitt??''
Laura menghujani sofi dgn pertanyaan2.

''hari ini,,persis sebelum kau mengirim sms padaku.
Rida tidak sakit ra,....
dia... Diaa....... Dibunuh''
Sofi menutup kedua matanya.... Ketakutan dan menangis.

Laura pun tak kalah shock mendengarnya,, ia langsung berdiri dari meja tempat mereka minum.

''ayo sofi,,kita harus ketempat rida. Mungkin ini saat terakhir aku bisa melihatnya....'' laura bergumam lirih.

''biar aku yg menyetir..!''

Laura berkata demikian setelah dilihatnya sofi berkali2 menjatuhkan kunci mobilnya dan tidak mampu memasukkannya ke kontak.

Selama diperjalanan sofi dengan suara bergetar menceritakan apa yg mungkin menimpa rida.
Walaupun laura agak kurang percaya dengan takhyul, tapi mau tak mau dia berfikir dua kali tentang 'dia' yang kata sofi telah membunuh rida.

Sesampainya didepan rumah rida, kompleks perumahan elit dibilangan jkarta selatan itu sangat ramai, beberapa mobil polisi terparkir dihalaman. Orang2 terlihat hilir mudik dan terlihat disana,diberanda rumah besar itu kedua orang tua rida sedang berbicara dgn seorang polisi. Ibunya tak henti2nya menangis,, kadang menjadi histeris, dan pingsan..
Beberapa orang menolongnya.

Sofi dan laura mendekat.
Ia menemui ayah rida, mengucapkan rasa duka yg sedalam2nya, ayah rida memeluk kedua sahabat putri satu2nya itu.

Didalam ruang tamu mereka melihat ibu rida masih pingsan, beberapa orang wanita berusaha membuatnya siuman.

Laura lalu menggamit lengan sofi mengajaknya langsung kekamar rida, kamar tempat mereka kadang menghabiskan malam dgn begadang dan bercanda2 tawa.

Didepan kamar sudah terpasang police line..
Kertas panjang berwarna kuning itu selalu membuat sofi merinding.
Ia tidak menyangka garis kuning itu terpasang dirumah sahabatnya sendiri.

Laura yang melihat lebih dulu kedalam kamar,
Ia cuma bisa mengintip dari pintu yg tidak tertutup sempurna.

Dilihatnya beberapa orang berseragam forensik kepolisian tengah memeriksa jasad Rida dan seluruh kamarnya.

Mata laura membesar,,
Melihat jasad temannya terbujur kaku dilantai. Dengan mata melotot dan mulut terbuka lebar.
Wajahnya menjadi biru, sementara lehernya hampir putus seperti terjerat sesuatu.
Laura mundur kebelakang..
Menabrak tembok dibelakangnya.
Memejamkan matanya, menarik nafas dalam2 dan berusaha menghilangkan rasa mual diperutnya.

Sofi bermaksud melihat mayat rida tapi ia langsung ditarik oleh laura.
Ia yakin sahabatnya yg satu ini tidak akan cukup tegar melihat kondisi mengenaskan rida.

*
keesokan harinya mereka menghadiri pemakaman rida.
Sahabat mereka Lucy sudah tiba dari surabaya,lucy langsung berangkat kejakarta setelah laura menelponnya. Mengabari tentang rida dan tentang semuanya..
*

Didalam kamar sofi,
Mereka bertiga masih membisu.
Tak ada yang berani memulai percakapan lebih dulu.
Sofi masih diatas ranjangnya,memeluk guling besar sambil melamun.
Di lantai,diatas karpet tebal laura dan lucy membuka2 album foto kenangan semasa mereka satu sekolah dulu.
memandangi gambar satu demi satu tanpa suara.

''kriiiiiiiiiing......''
bunyi telpon mengagetkan mereka.

''halo,,... Iya,,ini sofi.
Iya tante,, ada apa..''

''appaaaa......!!! Tante yakiin?? Heemmm...sayaa,, sayaaaa tidak tau tante.
Maafkan saya..''

Wajah sofi memucat, keringat dingin membasahi dahinya..
Kedua temannya menatap penuh tanya padanya.

''ada apa sof,,, siapa tadi yg menelpon??'' tanya laura.

''itu,,, mamanya rida..
Dia bilang pihak forensik menemukan sayatan di tangan kanan rida.
Sayatan menggunakan benda tajam..
luka2 itu membentuk sebuah kata.....
LIANA''
Suaranya sudah bergetar hebat saat mengucapkan kata itu..

Begitu pun laura dan lucy, mereka seperti tersengat arus listrik mendengar apa yg dikatakan sofi barusan.

*
*
Malam ini mereka bertiga tidur dalam gelisah luar biasa.
Berdempetan dalam satu ranjang pun tidak memberi rasa aman.
Sepertinya ada suatu kekuatan jahat yang sedang membayang-bayangi ketiganya.
Memberi aroma mengerikan di setiap tarikan nafas. Membuat jantung seakan2 berpacu dengan waktu.
Sroma kematian yang memualkan.

*
*
Sofi bermimpi,
Didalam mimpinya ia bertemu rida...
Rida sahabatnya mengenakan seragam smu, dan sedang membaca buku membelakangi sofi.
''rida...''
Sofi menyentuh bahunya.

Ia berpaling,menoleh pada sofi..
membalikkan wajah tanpa memutar posisi tubuhnya.
Mebuat sofi ketakutan setengah mati.

Rida menatapnya dengan wajah kebiruan, mata melotot, mulut ternganga
Dan leher yang hampir putus...

Darah membasahi seragam putihnya.

Tidak,,bukan...!
Tetapi darah itu membasahi seragam putih bajunya sendiri,, sofi merabanya.. Merasakan cairan lengket berbau anyir ditangannya...
Ia menjerit.... Tapi tak sanggup... Karena
Lehernya hampir putus..!!!!

*
*
*
Bersambung...

trims buat yg masih mau baca,,, ditunggu lanjutannya yaaa....

0 komentar:

Posting Komentar