Sesampainya d sekolah, tepatnya d depan pagar ternyata sudah ada sosok seorang anak laki-laki tampan yang sebaya dg nya sudah menunggu, namanya edo.
"Hai, Cel!" Sapa edo.
"Hai juga, Do!" Balasnya.
"Kita ke kelas bareng2 yuk?" Ajak edo.
"Ayo!" Jawab excel semangat.
Ketika jam istirahat, mereka bermain berdua. Sejak awal masuk TK mereka selalu bersama. Padahal masih banyak siswa lain yang sebaya dg mereka, tp mereka tetap tak bisa d pisahkan.
"Do, kita main apa ya?" Tanya excel bingung.
"Gimana kalau main susun balok?" Seru edo.
"Gak ah, bosan. Yang lain lah," balas excel.
"Gimana kalau, petak umpet? Pasti seru."
"Wah aku setuju!"
"Kamu yang jadi ya cel?"
"Ok, aku hitung ya! 1,.. 2,.. 3,.."
Dengan cepat edo langsung mencari tempat untuk sembunyi. dan akhir ya dia bersembunyi d bali pohon d dekat ruang majelis guru.
"8.. 9.. 10.." Tepat d hitungan terakhir excel. Lalu excel pun sibuk mencari edo.
D sisi lain edo sedang melihat keadaan agar posisi nya tdk d ketahui oleh excel. Akan tetapi, dari belakang ada org yang memegang pundaknya seraya memanggilnya "edo?" Kata org tersebut
"Eh, bu guru, ada apa bu?" Tanya edo.
"Ayah mu sudah menunggu mu d depan pagar, apa betul kalau kamu hari ini akan pindah?" Tanya bu guru.
"Ya bu, tp kata ayah kami berangkatnya sepulang sekolah, bukan sekarang."
"Tapi ibu lihat ayah mu sudah menunggu d depan pagar, cobalah kamu temui dia dulu," perintah bu guru.
"Baik bu."
Lalu edo pun langsung k tempat ayahnya. Dan ternyata keberangkatannya k yogyakarta d percepat. Dan edo pun harus meninggalkan sekolah detik itu juga. Hatinya sedih karena harus membayangkan excel yang pasti sulit untuk menemukannya.
Sementara itu, excel yang tidak tau apa2 terus berusaha untuk menemukan edo. Sekuat tenaga ia mencari tp tidak ketemu. Lalu ia bertemu dg wali kelasnya.
"Eh, bu guru," sapa excel.
"Ya excel, kamu sedang apa? Kelihatannya dari tadi sibuk mencari sesuatu? Ada barang yang hilang ya?"
" Tidak bu, tp saya sedang main petak umpet dengan edo."
"Ha? Edo? Bukannya dia barusan minta izin untuk pindah k yogyakarta? "
"Apa bu? Dia pindah? Berarti dia gak sekolah d sini lg bu? Dan dia sekarang udah gak ada lg d sini ya bu?"
" Ya excrl sayang.." Balas bu guru
Perlahan air matanya mulai mengalir, ia merasa sedih dan kecewa. Hati kecilnya bertanya, kenapa sahabatnya tidak memberitahukan hal tersebut padanya? Kenapa edo sejahat itu padanya? Tapi ia selalu yakin bahwa suatu saat edo akan kembali. Dan akan bermain dg nya lagi.
(13 tahun kemudian)
"Pak, menurut hasil cek labor yang anak bapak lakukan, anak bapak divonis terkena penyakit kanker otak stadium 3." Kata salah seorang dokter dari rumah sakit.
Perlahan butiran airmata mulai jatuh d pipi excel, mendengar vonis hasil labor tersebut. Seakan semua masa depannya sudah gelap, dan tak ada artinya lagi. Yang terbayang d pikirannya adalah kematian yang sama seperti kematian ibunya tepat pada 13 tahun yang lalu.
Sejak saat itu excel berubah. Dia lebih sering merenung d kamar. Pikirannya kosong. Ia bingung, resah, sedih.
Suatu hari, dibukanya sebuah album foto yang berisikan foto2nya bersama alm. Ibunya. Matanya mulai berkaca2.
"Ibu, kenapa bu? Kenapa penyakit itu juga harus menyerangku? Apa salahku ini ibu?" Kata excel lirih.
Tok.. Tok.. Tok..
"Cel, kita jalan k taman yuk?" Ajak ayahnya. Excel hanya mengangguk.
Sesampainya d taman, excel berjalan mengelilingi taman, untuk menghibur hatinya. "Aduh.."
Kata seorang cowok yang sedang jogging yang tidak melihat k depan dan langsung menabraknya.
"Maaf, gue gak lihat loe." Kata cowok itu. "Soalnya gue td ngelihat sekolah gue dulu, yang ada d seberang taman ini."
Tapi excel cuma diam, matanya hanya menatap kosong. "Hello, loe dengar gue gak sih? Kan gue udah minta maaf."
"Hmm.." Jawab excel sambil mengangguk.
"Gimana kalau gue traktir es krim? Anggap aja ini permintaan maaf gue." Ajak cowok itu.
Excel hanya mengangguk.
Setelah membeli 2 bungkus es krim, mereka duduk d bangku taman.
"Dulu, gue sering banget makan es krim d taman ini dengan sahabat gue, tepat setelah kami pulang sekolah dulu." Kata cowok itu memulai pembicaraan.
"Sampai sekarang, kenangan gue dengan sahabat gue yang ada d TK itu, selalu tersimpan. Dan kesalahan yang gue lakuin k dia, dan sampai detik ini gak bisa gue lupain yaitu gue ninggalin dia gitu aja, tanpa memberitahukan dia, saat kami main petak umpet." Sambung cowok itu.
Mendengar semua cerita cowok itu, excel menatap cowok itu. "Apa sahabat kamu itu bernama excel ramona?" Kata excel akhirnya berbicara.
"Ya, dari mana kau tau namanya? Apa kau peramal? Soalnya dari tadi aku sedikit seram melihat mu yang hanya diam dg tatapan kosong." Balas cowok itu.
Excel pun menangis dan memeluk cowok itu. Sontak cowok itu terkejut dan berusaha melepaskan pelukan wanita itu.
Tapi sebelum pelukan itu terlepas, excel berbicara "akulah orangnya, akulah excel ramona. Sahabat yang kau tinggal saat itu. Aku menunggumu EDO,"
Terkejutlah cowok itu, sekaligus tak percaya. "Apa benar kau orangnya?"
"Ya edo, akulah orangnya. 13 tahun aku menunggumu, aku kesepian, setelah kau pergi jauh, ibuku meninggal karena penyakit kanker otak yang ia derita. Hal itu membuatku semakin kehilangan orang untuk bercerita. Dan sekarang.." Cerita excel.
"Dan apa excel?" Tanya edo.
"Hmm.. Tidak ada. Dan sekarang aku bahagia bisa bertemu denganmu lagi." Ia berbohong pada edo agar edo todak tau tentang penyakitnya.
"Bagaimana kalau kita main petak umpet lagi? Mengenang masa lalu." Ajak edo
"Ayo!"
"Kamu yang jadi ya cel?"
"Tidak, nanti kamu tinggalkan lg aku sendirian." Balas excel
"Tidak, aku janji, akan bermain dg mu."
"Baiklah. 1,.. 2,.. 3,.. " Hitung excel
Edo pun dengan segera bersembunyi d balik pohon.
"8,.. 9,.. 10,.." Akhir hitungan excel, dan ia mulai mencari.
Excel pun melihat sosok bayangan yang sedang bersembunyi d balik pohon. "Baa!!" Kejut excel menemukan edo. Mereka tertawa bersama.
Tapi d sela tawa itu, excel terjatuh pingsan. Edo pun langsung membawa excel k rumah sakit. Dan berusaha menghubungi keluarga excel.
Setelah d masuk k ruangan, excel langsung d tangani dengan cepat oleh dokter. Akan tetapi, penyakitnya cukup kuat d bandingkan tubuhnya. Dan pada akhirnya dokter keluar, dan mengatakan pada edo dan ayahnya excel kalau excel telah tiada.
Sontak hal itu membuat edo terkejut. Ia bertanya pada dokter tentang penyakit yang d derita sahabatnya itu. Hal itu membuat hati nya terpukul. Lalu ia masuk untuk melihat tubuh sahabatnya itu.
"Cel, kenapa.. Kenapa kamu gak cerita k aku? Apa kamu dendam padaku sehingga kamu tidak memberitahukan hal ini padaku? Apa kamu kesal karena pernah aku tinggalkan? Maafkan aku excel. Aku benar2 minta maaf. Seharusnya aku tau cel, kalau itu adalah petak umpet terakhir d hidupmu. Maaf kan aku excel. Dan aku hanya ingin menyampaikan satu hal untukmu, terimakasih untuk masa kecil kita yang indah, dan aku sangat menyayangi dan mencintai mu, lebih dari seorang sahabat." Kata edo kepada jasad excel yang sudah terbujur..
The end
0 komentar:
Posting Komentar